Ibadah Harian Keluarga GKPS
Selasa, 29 September 2020

1. Doding Haleluya No. 343:1-2

Banggal tumang do holong-Mu, pabayu goluhkon
Nadoyuk kahou magou ahu, hape maluah do
Dob hutandai diringkin, megah ma uhurhin
Salosei hape utangkin, ibahen layak ni in.

2. Tonggo

3. Ayat Harian: Jesaya 57:16

Ai seng ronsi sadokah ni dokahni Ahu manggila, anjaha seng tongtong Ahu marah, ase ulang mandatei tonduy ni sidea i lobei-Hu ampa hosah na Hujadihon ai.
Sebab bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka, supaya semangat mereka jangan lemah lesu di hadapan-Ku, padahal Akulah yang membuat nafas kehidupan.

4. Renungan

Kasih Allah sering diekspresikan dengan cara yang tidak lazim atau tidak seperti yang manusia pikirkan. Kasih Allah dapat diekspresikan dalam kebencian-Nya dan bisa juga dalam kecemburuan-Nya. Dalam nas bagi kita hari ini, kita melihat bagaimana Allah menyatakan kasih-Nya dalam kemarahan atau kemurkaan-Nya. Tidak seperti manusia, ternyata di dalam kemarahan atau murka Allah tetap terkandung kasih-Nya yang begitu besar.

Kemarahan atau murka manusia selalu disertai dengan perasaan emosi dan keinginan hati untuk memuaskan diri sendiri tanpa memikirkan akibatnya bagi orang yang menjadi sasaran kemarahan tersebut. Kemarahan manusia jarang sekali disertai keinginan untuk kebaikan tetapi lebih sering didorong oleh hasrat dan keinginan yang meledak tanpa terkendali. Manusia sering membentak dalam kemarahan, menampar dalam kemarahan, mengutuki dalam kemarahan, mendebat, menyindir bahkan membalas dalam kemarahannya. Jarang sekali seseorang bahkan orang Kristen sekalipun dapat mengontrol dan mengendalikan kemarahannya dengan baik sehingga kemarahannya menghasilkan kebaikan dan menyenangkan hati Allah. Sebenarnya kemarahan itu diperlukan untuk suatu alasan yang baik dan berdasar, namun seringkali kemarahan kita bertahan dan berlarut-larut dan di dalamnya sama sekali tidak terkandung rasa kasih dan cinta.

Berbeda dengan manusia, kemarahan atau murka Allah adalah manifestasi dari kasih-Nya walaupun itu terlihat seolah-olah bertentangan. Hampir di seluruh Alkitab kita menjumpai bagaimana Allah marah atau murka. Dalam Perjanjian Lama Allah murka kepada Israel ketika mereka menyembah berhala (Kel.32:9-11), ketika mereka memberontak (Im. 11:1), dan ketika mereka meninggalkan Allah (Hak. 2:11-14) dan banyak lagi. Memang terkesan bahwa Allah selalu murka terhadap umat-Nya. Murka-Nya bahkan sering disertai dengan beberapa hukuman pada banyak peristiwa dan masa. Tulah, bencana, dan serangan musuh terhadap Israel, adalah beberapa hal yang menunjukkan bagaimana murkanya Allah atas pemberontakan dan perlawanan mereka kepada-Nya.

Tetapi Allah kita bukanlah allah yang memiliki kelemahan seperti kita. Dia bukan Allah yang tidak dapat mengontrol kemarahan-Nya. Dia adalah Allah yang tetap dan selalu penuh kasih kepada kita. Jika Allah marah dan murka pada saat tertentu, itu adalah karena kasih-Nya sungguh besar kepada umat-Nya. Allah tidak pernah membiarkan kemarahan dan kemurkaan-Nya ‘out of control’. Namun itu tidak berarti Dia dapat begitu saja membiarkan kesalahan manusia tanpa akibat. Dia adalah Allah yang adil dan benar. Jika Dia murka, tujuannya adalah agar bangsa-Nya bertobat dan kembali kepada-Nya. Karakter Allah kita yang hakiki adalah mengampuni dan mengasihi bangsa-Nya. Oleh karena itu, dalam segala situasi dan kondisi, ingatlah senantiasa bahwa Allah kita adalah Allah yang mengasihi, menghidupkan, bukan Allah yang membenci dan menghancurkan. Amin.

5. Doding Haleluya No. 350:1

Holong na humbani Tuhan, na roh humbai Jesus in.
Sai totap do marsinondang holongni Tuhanta in
Sai sondangkon ma holong-Ni das bai hagolapan in
Ase haganup pardousa ipaluah Naibata

6. Tonggo Ham Bapanami / Doa Bapa kami

Departemen Persekutuan GKPS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.