Menu
Categories
IBADAH HARIAN KELUARGA GKPS Rabu, 9 Juni 2021
9 Juni 2021 TATA IBADAH

Ibadah Harian Keluarga GKPS
Rabu, 9 Juni 2021

1. Doding Haleluya No. 466:1

Ringgas hita marhorja,
ase torsa marhasonangan goluhta on.
Sirsir do tong Tuhanta
mambere gogoh lao marhorja hubanta on
Nai ma da tongon, Amen sai saud ma sonin.

2. Tonggo

3. Ayat Harian: Rom 2:1

Halani ai seng tarapiti ho dirimu, ale jolma sipanguhum, atap ise pe ho. Ai marhitei na manguhum halak na legan, iuhum ho do dirimu sandiri, ai na sonai do homa idalankon ho, ale sipanguhum!
Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.

4. Renungan

Dalam pepatah bahasa Indonesia ada ungkapan yang mengatakan, “Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang pantai nampak jelas.” Ungkapan ini hendak mengatakan bahwa kesalahan diri sendiri tidak terlihat, tetapi kesalahan orang lain terlihat jelas. Yang menarik dari ungkapan ini, ialah hal serupa yang pernah diucapkan oleh Tuhan Yesus semasa pelayanan-Nya di dunia ini. Dalam Matius 7 tentang jangan menghakimi, Yesus mengatakan di dalam ayat 3 demikian, “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” Yesus menyampaikan kebenaran melalui sebuah ungkapan yang tujuannya untuk menegur. Alangkah menggelikan jika seseorang yang memiliki balok besar di matanya sendiri namun menawarkan diri untuk menyingkirkan selumbar kecil di mata saudaranya.

Hal menghakimi nampaknya merupakan sebuah budaya yang harus diberantas oleh ajaran kekristenan. Dalam nas ini juga Paulus menasehatkan agar setiap manusia, siapapun dia harus menghentikan diri untuk mencoba menjadi hakim bagi sesamanya manusia. Semua manusia tanpa terkecuali adalah sama di hadapan Tuhan, tidak seorang pun yang benar semuanya telah berdosa sehingga tidak mungkin manusia yang tidak benar itu seolah-olah menjadi hakim bagi orang lain. Secara khusus Paulus menegur konsep Yahudi yang berfikir bahwa merekalah yang paling benar dibandingkan orang Yunani. Paulus mengatakan bahwa secara umum orang Yahudi dan bukan Yahudi sederajat di hadapan Allah. Keadaan dunia orang-orang bukan Yahudi sama buruk dan kelamnya dengan orang Yahudi. Walaupun mereka bukan penyembah berhala seperti bangsa-bangsa lain, namun mereka mencemarkan agama lewat perbuatan sehari-hari mereka. Dalam Roma 2:22 disebut Engkau yang berkata, “Jangan berzinah, mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?” Hal demikian menjadi teguran keras kepada bangsa Yahudi.

Saudara sekalian kita sering kali sulit melihat kesalahan diri sendiri, tetapi mudah melihat kesalahan orang lain yang terkecil sekali pun. Dengan demikian kita memiliki dua tongkat pengukur yang berbeda satu untuk diri sendiri dan satu untuk orang lain. Dengan demikian alangkah lebih baik jika kita bersama-sama bergandengan tangan untuk sama-sama berjuang dalam menebar kebaikan di dunia ini, daripada terlalu asyik dalam mengurusi kehidupan orang lain dan mencoba menjadi hakim untuk sesamanya. Bukankah keselamatan kita hanya karena Anugerah dari Allah semata? Bukan karena penilaian kita sendiri yang menganggap hanya kita orang yang selamat yang lain harus masuk neraka. Amin.

5. Doding Haleluya No. 384:1

Anggo sai tong hupingkiri, pambahenankin
Simbei do tong ganup tingki, seng margagan in
Holongmu, Tuhan pangajamankin
Sai marpangulaki, Ham mangidah in
Holongmu, Tuhan pangarapankin
Seng dong parsuhutan, pitah Ham do in

6. Tonggo Ham Bapanami/ Doa Bapa kami

Departemen Persekutuan GKPS

Comments are closed
**