Menu
Categories
IBADAH HARIAN KELUARGA GKPS: Rabu, 31 Agustus 2022
30 Agustus 2022 TATA IBADAH

1. Mandoding Haleluya No. 334:1
Anggo sai holsohan ham bai goluh on,
pala ham mandolei lang tuk gogohmu.
Ingat pasu-pasu ni Tuhanta in,
Janah paruhurhon pambaenanNi in.
Ulang lupa bai layakNi in, ganup ari sai bilangi in.
Sai bilangi pambaenanNi in, in ma pasu-pasu ni Tuhanta in.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Mateus 6:27
“Ise ma hanima na mangasup paganjang ari-arini age saasta gelah marhitei na holsohan?”

“Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ada berbagai jenis kalimat dalam bahasa Indonesia. Salah satunya adalah kalimat retoris. Kalimat retoris artinya kalimat dalam bentuk pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban. Lalu, mengapa perlu ditanyakan jika tidak memerlukan jawaban? Jawabannya adalah karena kalimat tersebut mau menegaskan atau menekankan kembali tentang suatu hal. Ayat harian kita hari ini adalah kalimat retoris. Sudah pasti jawaban atas pertanyaan, “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” adalah: tidak seorang pun dapat menambah sehasta pada jalan hidup atau usianya. Lalu, mengapa Yesus menanyakan ini di dalam khotbahnya di bukit? Jawabannya adalah karena Yesus tahu manusia bisa masuk ke dalam hidup yang memiliki kekuatiran berlebih, dan itu sama sekali tidak membantu menyelesaikan masalah. Ia memakai kata “sehasta” yang berarti ukuran jarak sekitar setengah meter sebagai tambahan jalan hidup yang bisa dibuat manusia karena kekuatirannya.

Mengapa Yesus mengingatkan kita untuk tidak kuatir? Jika kita kuatir, maka kita tidak dapat mensyukuri apa yang telah terjadi. Jika kita kuatir, maka kita tidak bisa menikmati keadaan yang sedang terjadi. Jika kita kuatir, maka kita akan ditakuti oleh apa yang akan terjadi. Dengan demikian, kita diajarkan dan diingatkan bahwa jika kita mau dan berkeinginan agar jalan hidup kita lebih panjang, maka kuatir bukanlah jawabannya. Kuatir terhadap apa saja yang dapat kita rasakan dalam hidup kita? Kuatir terhadap apa yang akan kita pakai. Kuatir terhadap apa yang akan kita makan dan minum. Kuatir terhadap apa yang akan kita kerjakan. Kuatir terhadap siapa yang akan menjadi pasangan hidup kita. Kuatir terhadap berapa besar penghasilan yang akan kita peroleh, serta masih banyak lagi. Kita harus waspada dan berjaga-jaga terhadap segala kekuatiran ini. Dengan memiliki kekuatiran, apalagi secara berlebihan, itu bisa menandakan bahwa kita tidak mengakui dan meyakini kebesaran serta kehebatan Tuhan di dalam hidup kita. Hal lain yang mau ditekankan Tuhan Yesus melalui ayat harian hari ini adalah peran dan posisi Tuhan di dalam hidup kita. Ia harus menjadi Penentu dan kita harus menjadi penurut. Terhadap Tuhan kita harus menjadi penurut. Dengan menurut kepada kehendak Tuhan, kita bisa menghindari kekuatiran berlebih dan terhindar dari bahaya yang lebih besar.

Suatu ketika ada dua orang yang hendak menyeberangi sungai bersama dengan hewan peliharaannya masing-masing. Seorang membawa hewan anjing dan seorang membawa hewan domba. Karena mereka tahu bahwa hewan peliharaannya masing-masing tidak bisa berenang menyeberangi sungai, maka mereka menggendong hewan peliharaannya masing-masing. Begitu tahu akan menyeberangi sungai yang airnya deras, sementara titi yang harus dilewati hanyalah selembar papan, maka kedua hewan peliharaan ini memberikan reaksi yang berbeda. Hewan anjing ini langsung meronta dan bergerak kesana-kemari di dalam pelukan majikannya. Dengan situasi seperti ini, majikannya menjadi tidak bisa berkonsentrasi setiap kali melangkahi titi tersebut. Hewan anjing semakin panik dan meronta-ronta lebih hebat lagi. Akhirnya, majikan tidak mampu menahan gerakan hewan peliharaannya, sehingga keduanya kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke sungai.

Sementara itu, seorang yang membawa domba peliharaannya memulai langkahnya di titi tersebut. Domba yang berukuran tidak terlalu besar ini hanya terdiam di pelukan majikannya. Ia merasa nyaman dalam pelukan majikannya, walaupun di bawah mereka sedang mengalir air yang begitu deras. Tetapi karena majikannya tidak diganggu dengan kekuatiran domba yang sedang digendongnya itu, maka perlahan namun pasti, mereka sampai pada ujung titi tersebut. Oleh karena itu, jika kita sudah mengakui dan merasakan bahwa kita sedang berada dalam pelukan Tuhan, kekuatiran tidak akan menguasai kita dan tidak akan mengganggu Tuhan. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 441:1
Sai gati holsohan bai uhurhon, ibaen parlajouan in.
Ai mardondon do sitaronon roh, margantih soluk do in.
Hu Bamu Tuhan martonggo au, sai tangihon Ham ma au on.
Seng adong na boi manogu au, pitah Ham hansa tongon.
Na so panagaman megah uhurhin, dob itangihon Ham au.
Ibalosi Ham do tonggongkin, marhitei susianMu.
Sai hupuji Ham halani in, layakMu tumang hansa in.
Ai sirsir do Ham tongtong ijin, patorsahon goluhkon.
Na so panagaman megah uhurhin, dob itangihon Ham au.
Ibalosi Ham do tonggongkin, marhitei susianMu.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS

Comments are closed
**