Menu
Categories
IBADAH HARIAN KELUARGA GKPS: Kamis, 8 September 2022
7 September 2022 TATA IBADAH

 

1. Mandoding “Siapakah Aku ini Tuhan”
Kasih setia-Mu yang kurasakan, lebih tinggi dari langit biru.
Kebaikan-Mu yang t’lah Kau nyatakan, lebih dalam dari lautan.
Berkat-Mu yang telah kuterima, sempat membuatku terpesona.
Apa yang tak pernah kupikirkan, itu yang Kau sediakan bagiku.
Siapakah aku ini Tuhan, jadi biji mata-Mu?
Dengan apakah kubalas Tuhan, s’lain puji dan sembah Kau.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Hosea 10:12
“Tidahkon ma bannima hapintoran, pariamai ma dear layak! Pungkah ma juma na baru, ai panorangni ma mangindahi Jahowa, ase roh Ia anjaha ibere bannima hapintoran.”

“Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari Tuhan, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.”

 

4. Renungan
Jemaat Tuhan,
adalah sesuatu yang normal dan wajar bila saat kita setia kepada seseorang, maka yang kita harapkan adalah orang tersebut juga akan membalas kesetiaan kita dengan rasa setia juga. Ungkapan bertepuk sebelah tangan adalah gambaran situasi ketika ada dua pihak yang memperlihatkan reaksi yang berbeda atas sebuah situasi, sehingga kedua belah pihak tersebut tidak “berjumpa” dengan reaksi yang sama. Agaknya situasi yang sama juga dirasakan oleh Allah, ketika Ia terus-menerus memperlihatan kasih setia kepada bangsa-Nya, tetapi justru yang menjadi respons bangsa-Nya tersebut adalah memperlihatkan ketidaksetiaan. Beberapa pola hidup dan pola sikap yang diperlihatkan oleh bangsa Israel adalah kemerosotan spiritual dan moral, praktik korupsi yang merajalela, mengandalkan kekuatan dunia, jauh dan melupakan Tuhan. Di tengah-tengah ketidaksetiaan umat-Nya lalu Allah tetap memperlihatkan kasih setia-Nya (khesed) kepada mereka. Dan untuk menyatakan kasih-Nya itu, Allah memakai Hosea untuk menyatakan apa yang harus dilakukan oleh umat-Nya yang berdosa tersebut. Dosa yang diperbuat oleh bangsa itu disambut dengan anugerah Allah yang ditujukan kepada mereka.

Jemaat Tuhan,
nas kita menuliskan beberapa kata, yaitu: menabur sesuai keadilan, menuai menurut kasih setia, membuka tanah baru, menabur benih kebenaran, mencari Allah, dan Allah menghujani dengan keadilan. Apa yang hendak dikatakan melalui pengistilahan di atas? Bahwa bangsa yang selama ini hidup dalam ketidakbenaran, jauh dari jalan dan firman Tuhan, membiarkan jiwa mereka kosong dalam kehendak Tuhan, dan situasi itu digambarkan dengan tanah bangsa itu sudah lama terabaikan, sehingga mengeras dan tidak dapat menerima benih, maka perlu dibuka tanah baru, menghunjuk kepada nasehat agar bangsa itu membuka hati dan pikiran mereka, sehingga mereka menyesali dosa mereka, dan itu adalah langkah awal untuk mereka dapat menerima firman Tuhan dalam hidup mereka. Bangsa yang telah menyesali dosa dan menyatakan pertobatannya, harus datang dan mencari Tuhan, dan Tuhan akan menaburkan kasih dan anugerah-Nya kepada mereka yang bertobat. Allah mempersiapkan kehidupan yang lebih baik bagi bangsa-Nya, bagi mereka yang mencari TUHAN, dan bagi mereka yang melakukannya dengan tulus, Allah akan menjawab dan menghujani mereka dengan keadilan, karena keadilan atau keselamatan dari Allah adalah kebutuhan utama bangsa itu.

Jemaat Tuhan,
berhadapan dengan Allah, maka kita semakin disadarkan bahwa kita berhadapan dengan Dia yang penuh kasih anugerah terhadap orang yang datang dan mencari Dia. Bila atas ketidaksetiaan kita, kita memperoleh teguran dari-Nya, maka yang harus kita pahami berikutnya adalah bahwa teguran itu bukan untuk menjerumuskan kita kepada situasi yang membawa kita kepada kehancuran, tetapi teguran itu justru akan mengangkat kita dari kubangan dosa, dan membawa kita menikmati kasih setia-Nya. Lalu apa yang semestinya kita lakukan? Ambil waktu untuk menyesali segala dosa yang kita lakukan, memohon ampun, dan menyatakan serta menghidupi pertobatan, mencari Allah, maka kita akan menemukan Allah yang menyongsong kita dengan kasih karunia-Nya. Selamat menikmati kasih setia Allah. Amin.

 

5. Mandoding “Bagaikan Bejana”
Bagaikan bejana, siap dibentuk, demikian hidupku, di tangan-Mu.
Dengan urapan kuasa Roh-Mu, ‘ku dibaharui selalu.
Jadikan ‘ku alat dalam rumah-Mu, inilah hidupku di tangan-Mu.
Bentuklah s’turut kehendak-Mu, pakailah sesuai rencana-Mu.
‘Ku mau s’perti-Mu Yesus, disempurnakan s’lalu.
Dalam s’genap jalanku memuliakan nama-Mu.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS

 

Comments are closed
**