Setelah lima puluh tahun penginjilan di Simalungun. RMG sebagai Badan Pengabaran Injil dari Jerman melihat kebutuhan pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat Simalungun atas. Wilayah daerah Simalungun Atas saat itu sangat jauh dari jangkauan kesehatan. Sarana kesehatan yang terdekat masih ada di Pematangsiantar dan ke Medan yang bisa ditempuh membutuhkan 3 sampai 5 jam perjalanan. Bukan itu saja yang menjadi masalah tetapi kebiasaan orang kampung sangat sulit untuk beradaptasi dengan pola hidup kota terutama yang tidak ada sanak saudaranya di sana. Akhirnya RMG melalui gereja HKBP menginisiasi pendirian Pelayanan Kesehatan di Saribudolok maka tahun 1953 berdirilah RS Bethesda. Nama Bethesda diambil dari nama sebuah Kolam di Israel yang menjadi tempat mandi pengobatan bagi orang sakit pada jaman Yesus.
Dalam perjalanannya, kehadiran RS Bethesda ini sempat menjadi RS yang populer termasuk bagi masyarakat dari luar Simalungun Atas. Tenaga medis juga langsung dilaksanakan oleh dokter-dokter kiriman dari penginjilan Jerman hingga akhir tahun 70-an. Kehadiran RS Bethesda sangat banyak menolong masyarakat dan mempengaruhi keberhasilan penginjilan di Simalungun. Selanjutnya pengelolaan RS Bethesda beralih ditangani oleh warga pribumi khususnya dokter-dokter yang dipersiapkan oleh GKPS. Namun seiring dengan perkembangan dunia kesehatan RS Bethesda semakin merosot dan ketinggalan zaman. Manajemen dan penelolaan juga semakin lama semakin menurun dan akhirnya tahun 2015 RS ini menghentikan operasionalnya.
Pada tahun 2015 itu juga terjadi pergantian kepemimpinan pusat di tubuh GKPS. Pdt. Martin Rumanja Purba terpilih menjadi Ephorus bersama Pdt.Dr. Paul Ulrich Munthe sebagai Sekjen. Pemimpin baru ini mengadakan upaya pengoperasian RS ini kembali. Setelah ditempuh beberapa jalan diskusi akhirnya diputuskan untuk membuat pengelolaan secara privatisasi. Pengelolaan diserahkan kepada pihak swasta untuk menanggulangi semua biaya dan sistim operasional. GKPS berstatus sebagai pemilik tetapi operasionalnya dikendalikan oleh pihak swasta. Pada saat kebijakan itu ditawarkan kepada pihak swasta, hampir tidak ada pihak yang bersedia untuk mengelola RS yang sudah sempat tutup selama 2 tahun ini. Namun terakhir salah seorang warga GKPS dari Depok, dr. Sortaman Saragih, SH, MARS yang berprofesi di bidang pengelolaan perumahsakitan menerima permintaan pimpinan pusat GKPS. Setelah diadakan perjanjian di depan notaris Dharma Purba SH, Mkn selanjutnya pengelolaan RS Bethesda dijalankan kembali oleh dr. Sortaman sejak Mei tahun 2017.
“Dr. Sortaman Saragih memberikan hati dan pikiran bahkan penggelontoran dana yang tidak sedikit untuk kembali bangkit dan berdiri, berjalan dan berlari untuk menjalankan RS Bethesda. Sebagai praktisi RS yang melihat dari luar memang ini tidak gampang. Tapi dengan semangat jiwa melayani dr. Sortaman bersama Tim RS mulai terlihat ada titik terang disana. Kiranya RS Bethesda dapat melayani dengan baik yang tentunya menjunjung tinggi mutu dan keselamatan pasien”, tutur dr. Maya Damanik, MARS.
Dengan Doa dan ketekunan dari semua Civitas Hospitalia dalam penyusunan regulasi dan implementasi dan perubahan disana sini fasilitas pendukung akhirnya 2018 bisa diraih Akreditasi Perdana dari KARS melalui Program Khusus dan pada tanggal 27 Mei 2019 dilakukan Penandatanganan Kerja Sama dengan BPJS sehingga RS Bethesda sudah bisa melayani Pasien BPJS Rawat Inap dan Rawat Jalan.
Sekarang RS Bethesda yang dikelola oleh dr. Sortaman Saragih, MARS menempatkan dr. Laura Juliana Haloho sebagai Direktur yang dibantu oleh Wakilnya dr. Evelin Simarmata. Pelayanan RS Bethesda kini sudah dilengkapi oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Spesialis Kandungan, dan Dokter Gigi; serta Pelayanan Dokter Umum 24 jam. Pemeriksaan Penunjang juga dapat dilakukan seperti Laboratorium, Radiologi, Ambulance, dan Farmasi. Pelayanan Persalinan Normal dan Operasi khusus Kandungan seperti Sectio Caesarea, Kuretase, dan Tubektomi.
Visi RS GKPS Bethesda Saribudolok adalah Menjadi RS pilihan terbaik di Kabupaten Simalungun. Untuk mencapai Visi tersebut RS Bethesda bekerja dengan CTAT (Cepat-Tepat-Akrab-Tuntas).