Ibadah Harian Keluarga GKPS
Kamis, 18 Juni 2020
1. Doding Haleluya No. 12:3
Tonduy, daging uhur ampa gogoh nin, ulang bai na sambor, sai Bamu ma in!
Ningon gok Bamu ma au hinopkop-Mu, ase saud martuah au jabolon-Mu.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Epesus 6:8
Ai ibotoh nasiam do, suang do jaloon ni ganup humbani Tuhan in, anggo adong na madear na hinorjahonni, barang jabolon ia atap jolma na bebas pe.
Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan.
4. Renungan
Jemaat Tuhan…
Renungan hari ini beranjak dari nasehat rasul Paulus kepada jemaat Efesus tentang kasih dan ketaatan. Bahwa hidup harus selalu dipenuhi kasih dan ketaatan karena itu yang menjadi ciri dari umat Kristen. Kasih dan ketaatan selalu relevan dalam relasi dan interaksi umat manusia di dunia ini. Karena itu Paulus menekankan relasi antara orangtua dengan anak, juga relasi antara hamba dan tuan. Dibutuhkan adanya kasih dan ketaatan agar relasi kedua belah pihak dapat berjalan dengan harmonis. Rasul Paulus lebih khusus menekankan relasi budak/hamba dengan tuan. Kondisi yang terjadi dalam kehidupan jemaat yang ada di Efesus yaitu adanya klasifikasi status sosial, adanya budak dan tuan. Hal ini juga dialami oleh umat Kristen, yang sebagian dari mereka masuk dalam kelas budak/hamba. Hubungan antara budak dan tuan adalah hubungan yang mempertontonkan hirarki sosial. Bila ingin survive maka setiap budak harus patuh, taat kepada tuannya, karena dia adalah milik tuannya. Melihat realita seperti itu, rasul Paulus ingin mengembalikan esensi dari ketaatan itu, maka tidak heran bila rasul Paulus mengaitkannya dengan ketaatan manusia kepada Tuhan Yesus. Paulus menekankan bahwa setiap orang (baik budak maupun orang merdeka) adalah bagian dari tubuh Kristus yang sudah dimerdekakan, sudah ditebus oleh darahNya (Gal 3:28, Kol 3:11). Di hadapan Kristus status sosial sudah tidak relevan lagi, hirarki sosial diubah sesuai dengan kebenaran Kristus, bukan perbudakan tetapi kepemimpinan Kristiani, dan semua sudah merdeka olehNya. Lantas apa yang harus dilakukan oleh orang yang telah dimerdekakan? BERBUAT BAIK. Tentu berbuat baik mencakup banyak hal dan lingkup yang luas. Berbuat baik bisa dimanifestasikan dengan memperlihatkan sikap kerelaan untuk mengerjakan kehendak Tuhan dengan sebaik mungkin dan dengan pertanggungjawaban penuh kepada keadilan Tuhan serta kerelaan untuk membuka diri agar Tuhan dapat mengembangkan hidup orang pilihanNya, bekerja dengan baik, bertanggungjawab, jujur dan tulus. Menjalankan hidup berdasarkan rasa takutnya akan Tuhan yang adil. Berpegang pada keadilan Tuhan, sehingga setiap orang Kristen dapat hidup dengan tenang dan stabil sekaligus memberi kesaksian pada orang lain sehingga nama Tuhan yang semakin dipermuliakan. Hidup di dalam kebenaran firman Tuhan sehingga tercapai suatu kualitas yang terpertanggungjawabkan. Sebagai balasannya, segala sesuatu yang dikerjakannya tidak akan sia-sia. Ada ketaatan, maka ada upah (berbicara tentang eskatologis). Upah setiap orang yang telah dimerdekakan, yang selalu berbuat baik adalah kehidupan yang dipersiapkan Tuhan kepadanya. Upah itu didapat dari Dia yang telah memerdekakan umatNya, upah yang tentu tidak dapat disejajarkan dengan upah yang diterima para budak dari tuannya. Upah yang hanya dapat diberikan olehNya. Yaitu kehidupan yang kekal.
Jemaat Tuhan…memasuki era new normal ini kita harus membekali diri kita dengan hidup dalam kasih dan ketaatan, taat akan firmanNya, dan taat akan himbauan/aturan yang diberikan oleh pemerintah kita. Menjalankan ketaatan dengan dilandasi oleh prinsip hidup bahwa kita telah merdeka, maka kita layak berbuat baik, dan perbuatan baik itu diwujudnyatakan dengan ketaatan kita kepadaNya dan kepada orang yang terkait dengan kita. Sehingga ketika kita menjalani era new normal ini, kita akan mendapatkan upah dari ketaatan kita. Amin.
5. Nyanyian Pujian: “Hati S’bagai Hamba”
‘Ku ‘tak membawa apa pun juga, saat ‘ku datang ke dunia
Kutinggal semua pada akhirnya, saat ‘ku kembali ke surga
Inilah yang kupunya, hati sebagai hamba, yang mau taat dan setia pada-Mu Bapa
Kemana pun kubawa hati yang menyembah,
Dalam roh dan kebenaran sampai selamanya
Bagaimana ‘ku membalas kasih-Mu, s’gala yang kupunya itu milik-Mu, itu milik-Mu
Inilah yang kupunya, hati sebagai hamba..dst
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS