Ibadah Harian Keluarga GKPS
Jumat, 31 Juli 2020

1. Doding Haleluya No. 234:2

Holong ateiMu, mangidah ganup parlahouhu
Ai ma tongon, hotop do sai kahou langkahku
Sai sasap Ham dousangkin, o Tuhan

2. Tonggo

3. Ayat Harian: 3 Musa 19:17

Seng bulih ho mardomdom bani hasomanmu ibagas uhurmu; maningon pasingatonmu do hasomanmu, ase ulang mardousa ho halani ia.
Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.

4. Renungan

Nas ini adalah firman yang disampaikan oleh Allah kepada Musa, “engkau harus berterus terang menegor sesamamu”. Dengan kata lain, terbukalah dan jujur tentang siapa kamu dan bagaimana perasaanmu kepada orang lain. Jangan senyum di luar tapi sakit di dalam hati. Ini sikap yang tersembunyi banyak yang ditutup-tutupi. Adalah lebih baik menyampaikan langsung kepada orangnya ketika ada perilaku atau perkataan yang kurang tepat yang membuat kita tersakiti. Lebih baik langsung katakan bahwa kita tersakiti dan tersinggung kepada orang tersebut dari pada kita menyimpan kesalahannya dan menjadi dendam yang tak terselesaikan di dalam hati kita. Itu menyakitkan dan akan tetap tinggal di dalam hati kita. Bahkan jika terus dipendam di dalam hati, kita menjadi berdosa di hadapan Tuhan.

Kita mau sehat secara fisik, psikis dan spiritual. Dan hubungan kita juga sehat dengan sesama kita. Tidak ada dusta di antara kita. Hidup saling mengingatkan adalah bukti hidup dalam kebersamaan dan saling mengasihi. Kita hanya dapat jujur dan terbuka kepada saudara kita melalui kuasa dan kasih dari Tuhan. Kasih kita sebagai manusia mungkin terbatas tapi kasih Tuhan memiliki kuasa dan kasih yang memampukan kita untuk dapat saling mengampuni. Dengan ini kita dapat marasakan hidup yang berdamai dan sejahtera.

Jika kita berkata jujur kepada orang lain maka sebenarnya kita sedang menunjukkan kasih kita kepadanya. Menegor seseorang dari kesalahannya adalah menyelamatkan untuk tidak terus berada dalam kekeliruan dan kembali melakukan yang benar. Walaupun dalam menegor kita melakukannya dengan lembut dan motivasinya murni karena kasih bukan yang lain. Sebab demikianlah yang Tuhan inginkan dari umatNya, “mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri” (ay.18; Mat.22:39). Ketika kita melakukannya maka kita melakukan hukum kasih. Namun adakalanya mengatakan yang benar dan menegor kesalahan membuat kita menanggung resiko ditolak, diabaikan oleh orang yang bersangkutan dan kelompoknya. Sebab tegoran itu menyakitkan dan mempermalukan dirinya. Maka respon atas tegoran itu adalah penolakan karena mereka tidak mau kebenaran dan kejujuran diungkap. Meski demikian Tuhan menghendaki kita untuk melakukan firmanNya.

Tuhan tidak menginginkan kita diam dan memendam kebencian di dalam hati kita. Sebab sesungguhnya tidak ada manusia yang sempurna setiap orang memiliki kekurangan dan pernah melakukan kesalahan atau pelanggaran maka setiap orang berhak menerima tegoran dan pengampunan. Itulah juga yang menjadikan hidup kita semakin lebih baik. Ada persekutuan yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Amin

5. Doding Haleluya No. 250:4

Sai palumbang Ham uhurhu, bai ganup hasomankin
Ase sai ringgas uhurhu, lao manasap dousanin

6. Tonggo Ham Bapanami / Doa Bapa Kami

Departemen Persekutuan GKPS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *