
Ibadah Harian Keluarga GKPS
Senin, 3 Agustus 2020
1. Mandoding Hal no 302:3
Haleluya isombahkon na porsaya hu Bamu
Bai arian pakon borngin idodingkon huBamu
Haleluya, Haleluya idodingkon huBamu
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 2 Musa 16 : 12
Domma Hubogei parungut-unguton ni halak Israel, hatahon ma hubani sidea, “Bodari mangan gulei ma hanima, anjaha sogod bosuran ma hanima mangan ruti, ase ibotoh hanima, Ahu do Jahowa Naibatanima”.
Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: “Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu”.
4. Renungan
Persoalan makanan tidaklah sesimpel tentang ada yang mau dimakan atau tidak, tetapi lebih jauh kita melihat ada kaitannya dengan kesehatan seperti stunting, masalah ekonomi yang mengakibatkan bukan hanya tidak bisa makan tetapi dapat mengganggu stabilitas. Ini juga menyangkut nama besar atau nama baik karena suatu masyarakat atau bangsa tidak akan diakui oleh bangsa lain ketika bangsa itu tidak mampu menyediakan kebutuhan pokok masyarakatnya. Karena itu makanan memang hal yang sangat sensitif untuk dibicarakan bahkan dipersoalkan.
Umat Israel yang sedang dalam perjalanan dari tanah Mesir menuju Kanaan juga bersungut-sungut kepada Musa dan kepada Allah karena makanan. Dapat dipahami karena jumlah mereka banyak dan sulit menyediakan stok makanan yang cukup. Sungut-sungut mereka itu membawa mereka kepada keputusasaan yang mengatakan lebih baik mati di tanah Mesir sebagai budak asalkan bisa menikmati makanan yang enak. Orang kita mengadopsi dengan mengatakan matei, matei mangankon hape. Hal ini tentu bukan hanya persoalan perut tetapi persoalan jati diri, mengapa? Apakah makanan lebih penting dari kehidupan, lebih penting dari kemerdekaan, lebih penting dari masa depan?
Pada masa covid-19 saat ini kita juga diperhadapkan dengan persoalan perut. Hal itu wajar karena ketika kita kurang asupan gizi atau makanan maka kita rentan terpapar virus. Tetapi harus kita tempatkan diri kita sebagai orang beriman, bahwa meskipun kita perlu makan tetapi bukan itu yang menentukan status keberimanan kita. Ketika kita beriman maka kita mampu mengucap syukur ketika makanan itu hanya seadanya atau harus menahan diri untuk mengurangi makanan. Sebab kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, kata rasul Paulus mengingatkan kita. Jangan iman kita kepada Allah tergadaikan karena makanan dunia, tetapi tetaplah kita berserah pada Allah karena Allah akan selalu memberi makanan yang secukupnya bagi kita seperti yang Yesus ajarkan dalam Doa Bapa kami, Amin.
5. Mandoding Hal no 264:1
Sada do na porlu bangku Jesus bere Ham ma au
Atap aha na dong bangku seng na boi pasonang au
Ge arta ge sangap ganup habayakon seng boi in mamboan au bai hasonangan
Ai anggo ma dapot na sasada in sai malas uhurhu hinorhon ni in
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS