
Ibadah Harian Keluarga GKPS
Kamis, 5 November 2020
1. Doding Haleluya No. 2: 1+3 “Puji Jahowa Ale Tonduyhu”
Puji Jahowa ale tonduyhu, puji ma Ia Naibata min
Paima bois ope bohalhu, sai pujionku layak-Ni in
Sitompa daging tonduy pe, ningon ipuji do hape, Haleluya! Haleluya!
Martuah halak na niondingan ni Naibatanta Jahowa in.
Na tong toguh marhaporsayaon, bai Jesus Kristus Tuhanta in.
Ai Naibata hasomanmin, seng anjai hurang tuahmin. Haleluya! Haleluya!
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Rom 2:5
Tapi halani hengkeng ni uhurmu ampa uhurmu na so ra mubah in, ipajunjun ho do bam ringis bani ari parsogop ni ringis ai ampa partalar ni uhum ni Naibata na pintor ai.
Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.
4. Renungan
Jemaat Tuhan…
Di era 4.0 dengan dunia digitalisasinya, semua elemen dengan fasih menggunakan media yang ada, karena banyak hal yang dapat dilakukan, yang benar maupun yang kurang benar dalam era digital ini. Melalui media sosial seseorang dengan mudahnya memberi apresiasi bila dia melihat postingan yang baik menurutnya, dan sebaliknya, seseorang dengan gampang dan cepat pula menyalahkan, bahkan menghakimi seseorang bila melihat sesuatu yang diposting seseorang dianggap tidak baik menurutnya. Akhirnya terjadi perang opini, yang berujung pada saling menyalahkan dan menghakimi. Menganggap dirinya paling benar, sementara pihak lain adalah pihak yang tidak benar.
Jemaat Tuhan…
Istilah “dunia ini panggung sandiwara” dalam lirik lagu yang pernah populer pada tahun 1990-an, mengisahkan bahwa dunia ini adalah tempat orang-orang suka berperan, yang menutup dirinya dengan peran yang dia mainkan, sehingga sulit dijumpai seseorang dalam dirinya yang utuh dan sesungguhnya, karena telah ditutupi oleh peran dan kemasan.
Teks kita justru ingin menguak peran yang dilakukan oleh orang Yahudi pada zamannya, bahwa mereka tidak mempunyai alasan untuk bersandiwara, karena tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah. Bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan Allah, merasa mereka adalah “penuntun bagi mereka yang buta, terang bagi mereka yang berada dalam kegelapan, pengajar bagi orang-orang yang bodoh, dan guru bagi orang-orang yang belum dewasa” (Roma 2:19-20). Tetapi dengan kelebihan yang dianggap mereka, bukan berarti juga Allah tidak bersikap adil pada mereka. Bangsa Allah bukan jaminan bahwa mereka tidak mendapat hukuman dari Allah saat mereka melakukan hal yang tidak dikehendaki Allah. Luarnya mereka boleh-boleh saja terlihat saleh, namun dalamnya penuh dengan kejahatan dan kemunafikan; keras kepala dan keras hati.
Dan hal inilah yang disampaikan rasul Paulus dalam nas kita, bahwa siapapun kita, di hadapan Allah kita adalah sama, ketika kita berbuat baik, maka kita akan mendapatkan berkat yang berlimpah, tetapi ketika kita hidup dalam sandiwara, maka Allah juga akan menghukum kita. Penghukuman Allah bukanlah seperti penghakiman yang dilakukan manusia dalam media sosial, yang terkadang berdasarkan perasaan, penghakiman Allah berdasarkan fakta, dan Allah cukup objektif dalam memberikan penghakiman. Apakah bangsa Yahudi atau bangsa lain bila dia melakukan kesalahan, dan dengan kekerasan hati tidak mau bertobat, maka Allah akan melakukan penghukuman atasnya. Maka jangan keraskan hati di hadapan Allah, bertobat, dan berjalanlah pada aturanNya, maka niscaya kita tidak akan menerima hukuman dariNya. Amin.
5. Doding Haleluya No. 353:1-2 “Marsora do Tonduy”
Marsora do Tonduy ni Tuhanta in, gati lang itangar, itulak ham in.
Sai tanda dousamu sopotkon homa, holong do atei-Ni isasap do in.
Marunduk ni uhur sopotkon ma in, pambaen mu na jahat ampa jungkatmin.
Ondoskon bai Jesus bulat dirimin, tongtong ma sai dingat pangkopkop-Ni in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS