Ibadah Harian Keluarga GKPS
Selasa, 17 November 2020

1. Doding Haleluya No. 327:1

Marpangusandeian bani Tuhan in,
puji sai pasangap ma goran-Ni in
Monang halani hatani Tuhan in,
mangarapkon parpadanan in
Sai mangarap bani padan ni Tuhanta Jesus Kristus
Sai mangarap ma hita bai partobusan-Ni in.

2. Tonggo

3. Ayat Harian: Jesaya 2:22

Paholang hanima ma dirinima humbani jolma siparhosah marhitei igungni! Ai aha ma ia hiraon?
Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?

4. Renungan

Iman dan pengharapan adalah suatu perkara yang penting bagi Allah. Allah mengajak kita untuk hanya percaya pada-Nya dengan segenap hati (Ams. 3:5). Nas hari ini adalah pengingat yang berharga bagi kita untuk selalu menempatkan kepercayaan kita pada Allah saja, bukan kepada manusia. Seringkali kita dengan mudahnya kita mencari kekuatan dan pertolongan kepada manusia. Kita meminta petunjuk dan restu kepada manusia sehingga kita lupa kepada Allah untuk semua itu. Nas ini menunjukkan kepada kita betapa rapuhnya manusia dan mengingatkan kita bahwa ketika nafas manusia berhenti maka berakhirlah pulalah hidupnya. Jika demikian mengapa kita menempatkan pengharapan dan kekuatan pada sesuatu yang rapuh? Mengapa bukan kepada Allah yang kekal dan berkuasa? Mengapa kita mengandalkan manusia padahal sesungguhnya kita memiliki hak istimewa untuk mengandalkan Tuhan dalam hidup kita?

Yesaya mengingatkan kita secara tegas bahwa kita hanyalah manusia dan tidak lebih dari itu. Kita bagaikan debu saja. Tapi dunia memang seringkali memuja dan mendewakan orang yang punya pengaruh dan status terhormat, tapi ketahuilah bahwa semuanya akan berakhir dan berlalu karena mereka hanyalah seperti debu. Kita hanyalah manusia, bukan dewa, karena itu janganlah kita membanggakan diri dan menyombongkan diri serta memuja diri sendiri seolah-olah kita adalah Allah. Mari kita bijaksana sebagaimana Pemazmur berkata: “Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat.” Adalah pilihan bijaksana dalam hidup ini untuk menyembah, berdoa, bergaul dan bersekutu dengan Yang Maha Kuasa dan Kekal. Mengapa kita menghabiskan waktu untuk mengambil hati dan mencuri perhatian dari manusia yang akan berlalu seperti angin dan bayang-bayang padahal seharusnya perhatian yang paling utama bagi kita adalah Allah yang kekal yang pada suatu saat akan membuat perhitungan dengan kita.

Kita diingatkan bahwa orang terkuat dan terkaya sekalipun di dunia ini pasti akan berlalu dan semuanya hanya sesaat. Tanpa nafas di hidung, kita akan berlalu. Kita tidak berkuasa atas hidup kita. Apapun talenta, keahlian, kepemilikan, pengetahuan, kekuatan, kuasa dan kehebatan kita, kita hanya eksis selama ada nafas di hidung kita. Sekali nafas berlalu, demikianlah juga semuanya pasti berlalu. Suatu saat kita pasti meninggalkan dunia ini. Maka marilah kita belajar menghitung hari-hari kita dengan bijak seperti pemazmur (Mzm. 90:10). Jadi mengapa kita mengandalkan manusia yang hanya dianggap selama ada nafas di hidungnya? Pertolongan kita hanyalah pada Allah yang menjadikan langit dan bumi, bukan pada manusia yang nafas di hidungnya terbatas dan akan berhenti pada waktunya.

Apakah hati kita telah berpaling dari Tuhan dan enggan berdoa karena kita merasa Tuhan tidak mendengar doa kita? Apakah iman kita makin lemah dan kepercayaan kita kepada Tuhan makin luntur karena kita merasa semuanya itu buang waktu saja? Kembalilah kepada Tuhan bersama dengan Yesaya dan bersandarlah hanya pada Tuhan bukan pada diri sendiri dan manusia. Hanya Allah pertolonganmu. Dia akan menolong orang yang datang kepada-Nya, bukan kepada manusia dan dunia yang fana. Amin.

5. Doding Haleluya No 347:1

Batu gingging na toguh, Ham do batar-batarhin
Na gogoh toguh do Ham, bai gilumbang tahan Ham
Sai hudilo Jesus in, tolong au anakMu on

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami

Departemen Persekutuan GKPS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *