
Ibadah Harian Keluarga GKPS
Selasa, 19 Januari 2021
1. Doding Haleluya No. 148:1
Layak do Ham mambere au, O Jesus Tuhankin,
Ihutkon Ham daoh pe au, mambuat uhurhin.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Jesaya 53:6
Haganup do hita kahou songon biri-biri, ganup do hita marsitohu dalanni; tapi hajahaton ni hita haganup do ihonahon Jahowa bani.
Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
4. Renungan
Nas pada hari ini diawali dengan perkataan, “Kita sekalian” yang berarti semua kita tanpa kecuali. Bukankah memang kita sekalian sesat seperti domba, melawan kepada Allah dan kita ingin melakukan apa yang kita inginkan dan pergi kemana kita ingin pergi? Kita menolak untuk patuh dan taat kepada Allah. Kita berpikir hanya orang lainlah yang bodoh seperti domba yang dungu sehingga dia memerlukan gembala sementara kita tidak seperti mereka karena itu kita tidak membutuhkan Allah. Maka tepat sekali kalau Yesaya mengatakan: “Kita sekalian sesat seperti domba.” Sesat berarti berjalan pada jalan kita sendiri, tidak taat, semau gue, bebas sebebas-bebasnya bagaikan domba yang dungu dan tersesat yang berujung pada kebinasaan.
Tetapi Tuhan tidak menginginkan kita binasa. Karena itu melalui Yesaya Tuhan berfirman dan menyatakan kabar baik yang merupakan jantung daripada Injil bahwa Yesus telah mati menggantikan kita agar kita beroleh keselamatan. Rasul Petrus berkata: “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh” (1 Pet. 2:24). Dia memikul dosa kita dan membayar hutang dosa kita dengan darah-Nya yang kudus. Yesus yang tidak berdosa harus menderita dan menanggung upah atas dosa-dosa kita. Untuk kitalah Dia rela mati. Dia mengasihi kita dan tidak menunggu sampai kita datang kepada-Nya. Dia mengasihi kita dalam keberdosaan kita.
Dosa adalah penyakit yang telah merasuki seluruh umat manusia. Kita tidak akan dapat memahami secara mendalam kebiadaban manusia sampai kita melihat bagaimana betapa beratnya penderitaan yang harus dipikul Tuhan kita Yesus Kristus di kayu salib, sampai kita mendengar bagaimana Ia berkata dari sana: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”(Mat 27:46). Dari sanalah semakin jelas betapa jahatnya kita. Seringkali kita berpikir bahwa kita adalah orang baik, tidak melakukan kejahatan seperti orang lain.
Namun ketika kita memandang salib Yesus, kita menyadari betapa jahatnya kita serta mengerti bahwa sesungguhnya dosa telah merasuki seluruh keberadaan kita. Kita yang telah diciptakan segambar dengan Allah dan dimahkotai dengan kemuliaan-Nya, telah menjadi jahat dan brutal, hancur dan rusak serta tidak lagi memiliki hati nurani oleh dosa. Maka kita patut bersyukur atas kabar baik yang dinyatakan Tuhan melalui nas ini di mana Kristus telah menanggung segala pelanggaran kita agar kita memperoleh keselamatan. Dia mati untuk kita dan menanggung segala dosa-dosa kita.
Keberdosaan kita menjadikan semua kita membutuhkan penebusan. Yesus telah mati untuk kita semua agar kita merdeka dan tidak lagi hidup menurut kehendak kita dan untuk diri kita sendiri tetapi hidup untuk menyembah dan bersyukur kepada Tuhan yang telah mati untuk kita. Sudahkah hidup kita menyatakan kebesaran kasih karunia Allah? Amin.
5. Doding Haleluya No. 343:1-2
Banggal tumang do holong-Mu, pabayu goluhkon
Na doyuk kahou magou ahu, hape maluah do
Dob hutandai diringkin, megah ma uhurhin
Salosei hape utangkin, ibahen layak-Ni in
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS