Ibadah Harian Keluarga GKPS
Selasa, 16 Februari 2021
1. Doding Haleluya No. 347:1
Batu gingging na toguh, Ham do batar-batarhin
Na gogoh toguh do Ham, bai gilumbang tahan Ham
Sai hudilo Jesus in, tolong au anak-Mu on
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Psalmen 130:5
Mangarap do ahu bani Jahowa, mangarap do tonduyhu, hata-Ni do na hupaima-ima.
Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.
4. Renungan
Seorang Pengkhotbah terkenal mengatakan: “Jangan pernah mendoakan kesabaran; karena selaku manusia yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan kamu tidak akan mampu sempurna seperti apa yang diajarkan Allah kepadamu.” Memang hampir semua manusia tidak memiliki kesabaran untuk menunggu, baik itu makanan untuk dihidangkan, lampu merah berubah menjadi hijau atau pengumuman hasil ujian kelulusan dan sebagainya. Dalam dunia yang serba cepat tepat saat ini, menunggu merupakan suatu pekerjaan yang membosankan dan sangat menyiksa. Pepatah biar lambat asal selamat sepertinya tidak relevan lagi di era atau zaman teknologi informasi dan komunikasi yang serba instan saat ini.
Sewaktu masa-masa sekolah minggu dulu, kita sangat bersemangat untuk menyambut tibanya hari Natal. Saat beranjak remaja kita menghitung hari-hari untuk lulus dan melanjutkan sekolah ke luar kampung halaman. Setelah dewasa kita merasakan hari-hari yang semakin panjang untuk menanti pengumuman penerimaan atas pekerjaan yang sangat kita dambakan. Demikianlah perjalanan hidup kita yang selalu diperhadapkan dengan penantian termasuk penantian akan sesuatu yang sangat penting dan menentukan dalam kehidupan kita.
Ketika Pemazmur dalam nas hari ini menulliskan bahwa dirinya sepenuhnya sedang menanti, barangkali kita juga merasakan perasaan yang sama pada saat ini. Kita sedang menantikan berakhir dan berlalunya Pandemi Covid-19 yang sangat berdampak dalam seluruh aspek kehidupan kita. Kita merasa tersiksa karena ruang gerak dan interaksi kita dengan orang-orang yang kita kasihi tidak boleh lagi sebebas seperti biasanya demi protokol kesehatan sebagai konsekwensi dari virus yang mematikan ini. Sama seperti Pemazmur, hati dan jiwanya sangat merindukan suatu tanda dari Allah, mengharapkan secercah cahaya di tengah-tengah dalamnya kegelapan yang menimpa hidupnya. Dia bergumul dan bimbang antara berseru kepada Tuhan atau tidak sementara dirinya sendiri juga mengingatkannya akan kebaikan dan kesetiaan Allah.
Ketakutan dan kekuatiran akan semakin merasuki penantian kita ketika kita mengetahui ada kemungkinan berita buruklah yang akan terjadi dan situasi seperti itu rasanya tidak akan mampu kita pikul dan hadapi. Namun seperti Pemazmur ini, kita harus tetap memusatkan pandangan kita kepada Allah, sumber pengharapan kekal dalam kehidupan ini. Tidak ada satupun peristiwa yang terjadi dalam hidup ini tanpa pertolongan Allah bagi kita untuk menghadapinya. Amin.
5. Doding Haleluya No. 453:1
Pitah Ham Tuhan, hatundalan na toguh.
Humbai ganup paruntolon na itanoh on.
Bani haganup pardalanan, pitah Ham panjaga na gogoh.
Ondos ma Tuhan, hanai on nuan, ‘se torsa sadokah goluh on.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS