Ibadah Harian Keluarga GKPS
Selasa, 16 Maret 2021
1. Doding Haleluya No. 121:1+3
Jesus goluhni Tonduyhu, ham do haporusankin.
Anggo tumpu bai tonduyhu bolis pakon setan in.
Bai musim ni haba-haba pinaroh ni musuhkin,
Togu au das hu labah bani parsaranan in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Psalmen 102:3 (4)
Ai magou do ari-ari ni goluhku songon timus, anjaha gara do holi-holingku songon parapuyan.
Sebab hari-hariku habis seperti asap, tulang-tulangku membara seperti perapian.
4. Renungan
Dalam kehidupan nyata, setiap kali kita menghadapi pergumulan dan problema hidup, kita sering berpikir bahwa Allah telah meninggalkan dan tidak lagi memperdulikan kita sehingga kita tenggelam dalam pikiran negatif dan kehilangan iman kepada-Nya. Namun selama kita tetap berdoa kepada Tuhan dalam segala situasi dan senantiasa memahami kehendak-Nya, maka pandangan kita yang salah atas semua itu akan diluruskan kembali. Alkitab penuh dengan doa-doa seperti Mazmur 102 ini yang menunjukkan kepada kita bahwa ketika kita menderita, luka dan ketika hidup ini benar-benar menekan seperti Pandemi Covid-19 ini, kita dapat berdoa kepada Tuhan dan mengaku jujur di hadapan-Nya tentang bagaimana sesungguhnya perasaan kita saat ini.
Pengalaman serupa dialami Pemazmur dalam nas hari ini di mana dia merasa sendirian dalam menghadapi pergumulan berat hidupnya dan dia datang kepada Allah dalam doa serta mengungkapkan perasaannya secara terbuka kepada-Nya dengan berkata: “Sebab hari-hariku habis seperti asap, tulang-tulangku membara seperti perapian.” Seseorang pernah menuliskan bahwa merasa sendirian dan ditinggalkan bukanlah hal yang baru. Perasaan seperti itu cepat atau lambat akan datang menghampiri kita. Jika kita mundur darinya maka kita akan berakhir dalam keputusasaan, namun jika kita menghadapinya, dan mengingat bahwa ada jutaan orang yang merasakan perasaan yang sama dengan kita bahkan Tuhan Yesus juga mengalaminya serta kita mau menguatkan mereka dan bukan memikirkan diri kita sendiri maka kesepian dan kesendirian kita akan berakhir dalam kekuatan dan sukacita.
Selaku orang percaya kita harus tetap mengingat bahwa dalam hidup ini kita tidak pernah sendiri karena Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu selalu bersama dengan kita (Joh. 16:33). Maka sama seperti Pemazmur marilah kita senantiasa datang kepada Tuhan dalam doa membawa semua persoalan kita secara detail. Penderitaan yang dialami Pemazmur begitu berat dan sulit untuk dibayangkan, namun dia meyakini akan kekuatan dan kemahakuasaan Tuhan. “Tetapi Engkau, ya TUHAN, bersemayam untuk selama-lamanya, dan nama-Mu tetap turun-temurun” (ay.13). Awal dari kesembuhan dan kelepasan dari tekanan hidup terjadi ketika kita memanggil nama Tuhan dan mengakui kebesaran kuasa dan otoritas-Nya.
Memahami bahwa waktu Tuhan akan segala sesuatu adalah yang terbaik akan mengubah perspektif kita atas situasi yang sedang kita hadapi. Tidak ada hal yang sia-sia bagi Allah dalam kehidupan ini karena segala sesuatu akan mendatangkan kebaikan bagi orang yang dikasihi-Nya. Oleh karena itu, dalam menghadapi segala pergumulan hidup, tetaplah berdiri teguh dan nyatakanlah kuasa Allah dalam hidupmu. Nyatakanlah juga pengalamanmu bersama Tuhan untuk menjadi kesaksian yang hidup atas kuasa-Nya yang mampu mengubah kehidupan. Dan mengingat Tuhan kita adalah Allah yang kekal, maka Dia tetap berkuasa menyembuhkan dan menolong kita menghadapi persoalan dan kesendirian kita selamanya. Tuhan memberkati dan menguatkan dalam perjalanan hidup kita. Amin.
5. Doding Haleluya No. 340:1+4
Huondoskon bani Jesus haganupan diringkon
Ia do pasangaponku sadokah bai goluhkon
Huondoskon ma, huondoskon ma.
Huondoskon bani Jesus haganupan diringkon
Holong pakon kuasa-Ni, in ma manramotkon au
Huondoskon ma, huondoskon ma
Bani Jesus sipaluah, huondoskon ma.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS