Ibadah Harian Keluarga GKPS
Jumat, 28 Mei 2021
1. Doding Haeluya No. 87:1-2 “Sai Sogopi Ham Au on”
Sai sogopi Ham au on, Ham alo Tonduy Napansing
Sai ajari Ham tongtong, baen sonang janah papansing.
Sai martonggo bai Jahowa, na tong manangihon hata.
Tonduy hasangapon in, sai iankon uhurnami
Tumpak Ham hanami bei, lao manlawan musuhnami
‘Se maluah ma hanami, humbai hadosaonnami.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Korint 3:16
Ai seng ibotoh nasiam, rumah ni Naibata do nasiam, anjaha Tonduy ni Naibata marianan ibagas nasiam?
Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
4. Renungan
Jemaat Tuhan
Nas kita hari ini sering kita dengar yang menekankan bagaimana kudusnya tubuh jasmani kita, sehingga disebut sebagai bait Allah. Agaknya hal itu juga yang menjadi landasan bagi kita untuk termotivasi menjaga kekudusan tubuh kita dengan menghindari sikap dan perbuatan yang dapat mengotori tubuh kita (seperti merokok, minum minuma keras, dst). Tetapi hari ini mari kita melihat kajian yang lebih dalam akan makna nas ini. Bait Allah menghunjuk kepada kumpulan orang percaya kepada Kristus, yang kudus karena orang percaya adalah milik Allah yang Kudus, dan bait Allah juga menghunjuk kepada tempat Allah berdiam, di mana kehadiran Allah dinyatakan melalui kehadiran Roh-Nya, karena itu bait Allah harus dipelihara dan dijaga kemurniannya sebagai tempat orang menyatakan kebenaran Allah.
Pertanyaan dalam nas kita “tidakkah kamu tahu” menggambarkan rasa “kesal” dari Rasul Paulus menghadapi jemaat Korintus yang bebal dan menganggap dirinya berhikmat (ay. 18), dan juga menggambarkan bahwa jemaat itu menilai diri benar dan pintar, tetapi justru tidak mengetahui kebenaran itu dengan mencoba menggantikan “dasar bangunan”, “dasar iman” atau “dasar spiritual kristiani” yang adalah Kristus sendiri (3:11) itu dengan dasar lain, dasar dari hikmat, teori, konsep atau wacana dari manusia. Karena itu Rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa umat itu adalah bait Allah, di mana Roh-Nya berdiam di dalamnya. Tentu hal ini ingin menunjukkan wibawa dan kesejatian Allah yang Kudus, dan oleh karena itu apa yang tidak kudus, baik perilaku atau tindakan yang menodai kekudusan bait Allah, kesucian Allah yang hidup bersama, mendiami, atau bersemayam di dalamnya dapat diartikan sebagai tindakan “membinasakan bait Allah.”
Jemaat Tuhan
Dalam konteks kita saat ini tentu kita juga harus sepemahaman dan satu arah pandang bahwa kita adalah bait Allah. Kita umat-Nya (yang adalah kumpulan orang-orang percaya yang telah disucikan-Nya) adalah bait Allah. Di dalam tubuh kita juga berdiam Roh-Nya untuk menuntun kita melakukan dan menjalani kehidupan dengan tetap menjaga kekudusan tubuh kita. Ini bukan hanya persoalan kekudusan fisik saja, tetapi lebih kepada kekudusan rohani kita. Kehidupan orang yang menjadi bait Allah adalah kehidupaan yang tetap dituntun oleh Roh-Nya.
Jemaat Tuhan
Kita baru saja memeringati turunnya Roh Kudus, Minggu lalu, itu artinya keberadaan Roh Allah saat ini ada dalam tubuh dan hidup kita, karena kita adalah bait Allah. Untuk itu, hal yang perlu diingatkan kepada kita melalui nas ini bahwa Roh itu yang akan memampukan kita menjaga kesucian tubuh kita, memahami dan melakukan hal yang benar, sehingga kita tetap hidup dalam kekudusan itu. Dengan segala apapun yang kita jalani dalam hidup ini, hendaknya kita tetap mengingat dan paham bahwa tubuh kita adalah bait Allah dimana Allah melalui Roh-Nya berdiam atas dan di dalam kita, maka hiduplah sesuai dengan kehendak-Nya. Amin.
5. Bernyanyi dari Kidung Pujian “Bukan dengan Barang Fana”
Bukan dengan barang fana, Kau membayar dosaku
Dengan darah yang mahal, tiada noda dan celah
Bukan dengan emas perak, Kau menebus diriku
Oleh segenap kasih, dan pengorbananMu
Ku telah mati dan tinggalkan cara hidupku yg lama
Semuanya sia-sisa, dan tak berarti lagi
Hidup ini kuletakkan pada mesbah-Mu ya Tuhan
Jadilah padaku seperti, yang Kau ingini
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS