Ibadah Harian Keluarga GKPS
Kamis, 3 Juni 2021

1. Bernyanyi Kidung Pujian “Janji-Mu S’perti Fajar Pagi Hari”

Ketika kuhadapi kehidupan ini, jalan mana yg harus kupilih
Ku tahu ku tak mampu, ‘ku tahu ku tak sanggup
Hanya Kau, Tuhan, tempat jawabanku
Aku pun tahu ku tak pernah sendiri, s’bab Engkau Allah yang menggendongku
Tangan-Mu membelaiku, cinta-Mu memuaskanku
Kau mengangkatku ke tempat yang tinggi
Janji-Mu seperti fajar pagi hari, yang tiada pernah terlambat bersinar
Cinta-Mu seperti sungai yang mengalir, dan kutahu betapa dalam kasih-Mu

2. Tonggo

3. Ayat Harian: Heber 6:11

Tapi ipindo uhurnami do, ase ganup ma nasiam patuduhkon porlu ni uhur na sonai, ai ma marsijoloman botul bani pangarapan in ronsi ujungni.
Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya.

4. Renungan

Jemaat Tuhan
Istilah “menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan” agaknya memiliki nilai kebenaran yang tidak dapat disangkal, atau jangan-jangan kita juga sudah mengalami dan akhirnya menyetujui istilah tersebut. Tentu menunggu sangat terkait dengan dengan kesabaran, semakin seseorang memiliki porsi kesabaran yang rendah, makin semakin “enggan” dia untuk menunggu. Dan sayangnya dijaman instan saat ini, semakin banyak juga yang kadar kesabarannya rendah, karena segala sesuatu ingin cepat, instan. Tidak jarang juga karena rendahnya kadar kesabaran seseorang menjadi penyebab disharmoni hubungan antara yang satu dengan yang lain. Tentu hal ini mempunyai dampak yang tidak baik dalam hubungan, relasi kita dengan sesama, karena seyogianya setiap orang semestinya memupuk kesabaran yang ada padanya, sehingga kesabaran itu dalam mentolerir kesalahan orang lain, bahkan saat kita menunggu sekalipun, dan akhirnya kesabaran itu menghasilkan sebuah pengharapan.

Jemaat Tuhan
Agaknya menunggu yang berkorelasi dengan kesabaran juga sangat dibutuhkan dalam pertumbuhkembangan iman kita di dalam Kristus. Ketika seseorang merasa bahwa dirinya sebagai orang yang beriman kepada dan di dalam Kristus, hidup taat, tetapi pada saat yang sama dia mengharapkan sesuatu dari Allah dan ternyata yang diharapkan itu lambat untuk didapat, maka dia tidak sabar untuk menunggu waktunya Tuhan, hingga akhirnya sampai kepada titik menyerah. Dalam konteks perjalanan kehidupan umat yang harus tetap berjuang dalam kehidupannya, yang memungkinkan untuk menemukan banyak kesulitan dan persoalan, agaknya penulis Ibrani ingin menegaskan bahwa faktor iman dan kesabaran dalam menanti janji Allah adalah hal yang prinsipil karena sejatinya keduanya merupakan satu kesatuan penting yang saling berhubungan erat, tidak terpisahkan dan akan membuat perbedaan nyata jika diterapkan secara bersamaan.

Nas kita menuliskan “Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya.” Pesan ini menekankan bahwa jika kita sudah memastikan bahwa kita hidup seturut dengan kehendak-Nya dan sudah berjalan dengan iman, selanjutnya kita perlu memperhatikan untuk terus bersabar dan memastikan nyala pengharapan kita tidak padam. Sikap inilah yang bisa menjamin kita untuk tidak cepat menyerah dan kehilangan harapan. Kesabaran akan mampu memperkuat dan menopang iman kita sampai kita memperoleh apa yang kita harapkan dari Tuhan. Saat kita menerima janji Allah yang menawarkan kehidupan yang kekal kepada kita, kita merenungkan janji-janji Tuhan dan memiliki itu tertanam dalam roh dan jiwa kita, sehingga akhirnya kesabaranlah yang akan mendorong kita untuk terus bertahan. Kesabaran pada akhirnya akan membawa kita kepada sebuah kesimpulan bahwa firman Tuhan tidak pernah gagal. Kesabaran membuat kita tidak akan pernah melangkah mundur karena ketakutan, tetapi akan membuat kita terus maju dalam iman sampai kita memperoleh jawaban dari Tuhan.

Jemaat Tuhan
Kita perlu memiliki pengharapan yang pasti. Kesungguhan dan semangat menjadikan pengharapan milik yang pasti, dan ini adalah hal yang sangat penting, karena “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman, bagi jiwa kita yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus, telah masuk sebagai perintis bagi kita, ketika Ia menurut peraturan Melkisedek, menjadi imam besar sampai selama-lamanya.” (Ibrani 6:19-20). Tuhan Yesus adalah sumber pengharapan kita, yang merupakan sauh atau jangkar, supaya perjalanan bahtera kehidupan kita, tidak tenggelam. Menjadikan pengharapan suatu milik yang pasti, dan tetap berpegang teguh pada pengharapan itu, dibutuhkan kesabaran dalam menanti, hingga akhirnya kita dapat menikmati janji Allah. Amin.

5. Doding Haleluya No. 327:1 “Marpangusadeian bani Tuhan in”

Marpangusandeian bani Tuhan in, puji sai pasangap ma goran-Ni in
Monang halani hatani Tuhan in, mangarapkon parpadanan in
Sai mangarap bani padan ni Tuhanta Jesus Kristus
Sai mangarap ma hita bai partobusan-Ni in

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami

Departemen Persekutuan GKPS