Ibadah Harian Keluarga GKPS
Selasa, 29 Juni 2021

1. Doding Haleluya No. 115:1-2

Sadokah ho i tanoh on papintor uhurmin
Padingat-dingat ma tongtong nidok ni Tuhanmin

Sai songon hayu dear ho ramos parbuahniin
Bulung ni pe tabun homa usihi ma sonin

2. Tonggo

3. Ayat Harian: Pangungkabon 3:1

Suratkon ma bani malekat ni kuria Sardes: On do hata ni Partonduy na pitu na humbani Naibata pakon Parbintang na pitu in: Hubotoh do sagala horjamu, na targoran do ham manggoluh, hape na matei do ham.
Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!

4. Renungan

Kelinci adalah makhluk yang sangat luar biasa. Namun karena kelinci berada pada urutan bawah dalam rantai makanan maka ada banyak hewan lain yang menjadi predator bagi kelinci. Kelinci memiliki suatu cara unik untuk menyembunyikan apa yang sedang mereka rasakan walaupun itu rasa sakit dan penyakit. Seekor kelinci tidak pernah memperlihatkan tanda-tanda mereka sedang sakit atau sedang tidak enak badan. Kelinci akan menyembunyikan apa yang sedang terjadi dalam tubuhnya untuk berjuang mempertahankan kelangsungan hidupnya. Masalahnya adalah apabila suatu penyakit di dalam tubuhnya tidak terdeteksi maka tentu kelinci tersebut tidak akan dapat ditolong atau disembuhkan. Seringkali kelinci mati secara tiba-tiba tanpa menunjukkan tanda-tanda tidak sehat atau gejala sakit. Dapat dipastikan bahwa ada kelinci mati kerena penyakit tersembunyi yang telah dideritanya dalam waktu yang lama walaupun tanpa gejala.

Dari semua jemaat-jemaat yang menjadi alamat dari kitab Wahyu, jemaat Sardis memang sangat mengesankan. Keenam jemaat yang lain memang memiliki persoalan yang sangat serius tetapi jemaat Sardis, sungguh luar biasa. Jemaat ini kelihatannya memang hebat dalam berbagai pekerjaan besar dan sangat tekun dan hampir semua warganya sangat partisipatif bahkan memiliki reputasi besar di tengah-tengah masyarakat bahkan jemaat-jemaat yang lain. Tetapi ternyata sama seperti kelinci di mana jemaat ini kelihatannya sehat namun ketika Yesus melihat kekerasan hati mereka, Dia melihat bahwa sesungguhnya mereka sudah mati.

Kadangkala kita membutuhkan panggilan untuk bangkit dan bangun dalam hidup ini. Kita sering terbuai untuk berjalan mengikuti perjalanan dan pergerakan kehidupan di mana dari sisi luarnya kita kelihatannya hidup, berkembang dan makin makmur namun bisa saja sisi dalamnya memiliki realitas yang berbeda. Maka dalam surat yang dialamatkan kepada jemaat Sardis pada kitab Wahyu yang menjadi nas hari ini, melalui penglihatan yang dialami Yohanes, Yesus mengatakan: “Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!” Dan di ayat 2 dikatakan: “Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.” Boleh dikatakan bahwa jemaat Sardis sedang mengalami koma. Terlepas dari reputasi mereka sesungguhnya mereka sedang tertidur dan hampir mati dan sangat butuh untuk dibangunkan dan dihidupkan kembali.

Bagaimanakah kehidupan kita secara pribadi, apakah reputasi kita berbeda dengan realitas kita? Secara jujur, mengejar reputasi sungguh sangat melelahkan dan membuat hidup kita tersiksa. Kita mencoba bermanis muka untuk membuat diri kita kelihatan baik dari luar tanpa perduli bahwa secara fakta sisi dalam kehidupan kita sangat bertolak belakang atau tidak sejalan. Realitas diri kita bisa saja sangat jauh dari ‘wajah sempurna’ yang kita tampilkan melalui sosial media atas dukungan teknologi canggih. Hal ini memiliki implikasi yang luas terhadap relasi kita dengan Tuhan. Jika hanya digerakkan oleh sisi luar diri kita, sebaik apapun pekerjaan yang kita kerjakan, kita masih tetap kehilangan poin yang sangat penting. Untuk itu marilah kita mengintrospeksi diri, apakah yang sedang kita sembunyikan dalam diri kita dan perlu untuk disingkapkan? Apakah tugas panggilan Yesus yang belum kita kerjakan dan mendesak untuk dikerjakan segera? Apa yang telah mati dalam diri kita dan membutuhkan sentuhan Roh Tuhan menghidupkannya kembali? Marilah kita bergegas dengan segera sebelum terlambat. Bangunlah, Tuhan bersamamu dan menguatkanmu. Amin.

5. Doding Haleluya No. 262:1-2

Puho ho o tonduyhin, puho lao martonggo
Ase ulang munsuhmin, roh na so binotoh
Akal ni setan in do manipu jolma paruhur na bonar.

Puho ho na modom in, na ibagas dousa
Ase ulang halaniin ho marutang hosah
Ai sompong, tor julnong, roh ma parlajouan
bai na so marjaga.

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami

Departemen Persekutuan GKPS