Ibadah Harian Keluarga GKPS
Rabu, 14 Juli 2021

1. Doding Haleluya No. 302:1-2

Puji hita Naibatanta, puji hita Anak-Nin,
Puji hita ge Tonduy-Ni Sitolu Sada do in
Haleluya, haleluya, Sitolu Sada do in

Puji hita Raja surga, Tuhan ni manisia
Puji hita Raja ‘Greja, bai ganup dunia on
Haleluya, haleluya, bai ganup dunia on

2. Tonggo

3. Ayat Harian: Lukas 12:15

Lanjar ihatahon ma bani sidea: Jaga ma hanima ramotkon hanima ma dirinima dompak sagala uhur haut! Ai age marlobih-lobih halak, seng humbani artani ai goluhni.
Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung daripada kekayaannya itu.”

4. Renungan

Pada masa-masa pelayanan Yesus di dunia yang dicatat oleh Kitab Injil sering sekali mengecam kehidupan orang-orang yang mempunyai harta duniawi. Dalam Matius 19:24 Yesus berkata, “Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Tentu ini memunculkan sebuah pertanyaan reflektif bagi kita, apakah Yesus sebegitu membencinya orang kaya, sehingga amatlah sulit dia untuk masuk ke dalam surga? Bertentangankah ajaran Kristen dengan kekayaan? Atau tidak diperbolehkankah orang Kristen menjadi kaya? Tentu jawabannya Yesus tidak pernah membenci orang yang berlimpah dengan harta, kekristenan tidak melarang umat-Nya untuk menjadi kaya. Yang tidak diperbolehkan adalah harta kekayaan itu menjadi fokus utama dan mengabaikan harta surgawi yang memberikan hidup kekal itu. Sehingga berfikir bahwa dengan kemampuan dan usahanya sendiri dapat memberikan tempat baginya di sorga. Karena harta juga manusia menjadi tamak.

Pendorong ketamakan ialah salah sangka bahwa harta kekayaan bisa menjamin hidup yang senang, nyaman dan puas tanpa batas. Orang yang tamak akan selalu merasa bahwa harta kekayaan yang dimilikinya selalu kurang. Hal itu jugalah yang membuatnya tidak bersyukur dan lupa bahwa semua hal yang dimiliki bersumber dari Tuhan. Ia lupa akan Tuhan yang memberi dan mengambil kembali di saat yang tidak dikuasai manusia. Di saat kematian tiba, orang kaya harus meninggalkan hartanya kepada kesewenangan orang yang di luar kendalinya.

Namun walaupun kita tahu apa yang kita miliki di dunia ini akan kita tinggalkan juga semua itu tidak membuat kita untuk puas dan bersyukur dengan apa yang kita miliki, selalu merasa kurang dan kurang. Manusia ingin menjamin hidupnya dengan terus menambah harta milik. Kata “hidup” dapat berarti hidup fisik. Tetapi dalam Injil Lukas biasanya menunjuk kepada mutu hidup yang diperoleh dengan bertobat dan percaya kepada Injil atau yang juga disebut hidup kekal. Hidup fisik apalagi hidup sejati tidak dapat dijamin dengan harta milik. Dalam pandangan Lukas, harta milik baru menjadi sumber hidup bila digunakan untuk melayani orang lain (Luk. 8:3; Kis. 4:32). Bahkan pengajaran yang lebih ekstrim yang disebutkan dalam Lukas 14:33 menyebut bahwa seorang murid Yesus harus melepaskan diri dari miliknya, memberikannya kepada orang miskin, lalu ia akan mendapat harta di surga. Kehidupan tubuh dan kebahagiaannya tidak terletak pada kelimpahan harta benda duniawi. Marilah bijak menyikapi apa yang diberikan Tuhan bagi kita, tidak seperti orang kaya yang bodoh seperti yang diumpamakan Tuhan Yesus. Hidup akan lebih berharga tanpa ketamakan yang membawa kita menjadi berkat untuk orang lain. Amin.

5. Doding Haleluya No. 264:1

Sada do naporlu bangku, Jesus bere Ham ma au
Atap aha do nadong bangku, seng na boi pasonang ahu
Ge arta ge sangap, ganup habayakon,
seng boi in mamboban au bai hasonangan
Ai anggo madapot na sasada in,
sai malas uhur hu hinorhon ni in.

6. Tonggo Ham Bapanami/ Doa Bapa kami

Departemen Persekutuan GKPS