Ibadah Harian Keluarga GKPS
Jumat, 30 Juli 2021
1. Doding Haleluya No. 302: “Puji Hita Naibatanta”
Puji hita Naibatanta, puji hita AnakNin.
Puji hita ‘ge Tonduyni, Sitolu sada do in.
Haleluya, haleluya, Sitolu sada do in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Johannes 5:44
Sonaha ma tarbahen nasiam porsaya, ai marsijaloan sangap do nasiam samah nasiam; tapi anggo sangap na humbani Naibata na sasada in, seng ipindahi nasiam.
Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa.
4. Renungan
Bagaimana seseorang menjadi terhormat? Rintangan terbesar dari para ahli Taurat dan Farisi untuk memperoleh keselamatan dari Tuhan Yesus adalah kesombongan, keangkuhan dan egoisme. Mereka hidup saling memuji satu dengan yang lain. Seorang merasa hidupnya tidak sejahtera apabila tidak dipuji oleh sesamanya, demikian sebaliknya. Sehingga yang mereka lakukan yakni setiap yang mendatangkan pujian dari sesama mereka. Ada nilai kesatuan yang tertanam dalam diri masing-masing untuk memperoleh pengakuan dan hormat dari kelompoknya dan tidak menghiraukan kelompok lain yang tidak sepaham dengan mereka.
Para ahli Taurat dan Farisi tidak mengenal Tuhan Yesus. Seandainya mereka tahu bahwa Yesus adalah Guru yang harus diikuti, mereka akan menerimaNya dan bejalar dariNya, mereka tidak akan kehilangan jiwa mereka dan melepas keselamatan yang sudah di depan mata. Mereka keliru memilih sikap kehilangan keselamatan demi mempertahankan reputasi di hadapan manusia. Mereka menampilkan sikap beragama yang terhormat namun tetap lebih mencintai dunia ini.
Orang percaya taat dan tunduk kepada Kristus. Kristus tidak datang dari dunia ini. Jika ahli Taurat dan Farisi hati dan jiwa mereka terpaut dengan dunia ini, maka mereka tidak menerima anugerah keselamatan pada era itu. Yesus mengajar kita untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengikutiNya. Orang percaya tidak mau mengambil sikap untuk mendapatkan hormat dari dunia ini. Hidup dalam kesombongan dan keangkuhan. Tetapi menjadi orang yang menyangkal diri: bersedia merendahkan diri, tanpa ada sesuatu yang harus dipertahankan untuk hormat dan harga diri. Sebab Kristus teladan bagi kita. Ia telah lebih dahulu merendahkan diri, mengosongkon diriNya bahkan rela menderita memikul salib untuk memberi keselamatan bagi banyak orang.
Masa pandemi ini adalah kesempatan bagi kita untuk kembali melihat panggilan kita sebagai orang percaya. Untuk mengevaluasi diri apakah selama ini kita berada dalam kesombongan, angkuh dan mementingkan diri sendiri? Saatnya kita kembali kepada panggilan kita sebagai pengikut Kristus, yang senantiasa merendahkan diri, bersedia mengorbankan harga diri demi untuk menolong orang lain yang kita kasihi. Dengan cara itulah kita memberi hormat dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Amin.
5. Doding Haleluya No. 107:1 “Irikkon Nasiam Ma Au”
Irikkon nasiam ma Au, sonai nini Tuhanta.
Sai parnalang ma dirimu, hating-Ku malah harga.
Sai mambur bahenlah ganup, parlahoumin na so talup.
6. Tonggo Ham Bapanami / Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS