Ibadah Harian Keluarga GKPS
Senin, 2 Agustus 2021
- Mandoding Hal no 248:1
Huhaholongi Ham gogohku huhaholongi Ham tongtong
In ma marhitei pambaenanku hunbani gokni uhurhon
Ai Ham do manondangi au ronsi na matei au.
- Tonggo
- Ayat Harian: Parambilan 2 : 14
Halak na pentar marhaliharon do mata na bani uluni, tapi mardalan bani na golap do halak na oto. Tapi huidah ma, sisada sitaronon do haduasi ai.
Mata orang berhikmat ada di kepalanya, sedangkan orang yang bodoh berjalan dalam kegelapan, tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama menimpa mereka semua.
- Renungan
Ketika kita membaca apa yang ditulis Pengkotbah ini, kita akan mengatakan bahwa itu semua benar. Apalagi saat ini tidak ada bedanya orang yang kaya atau miskin, orang yang tua atau muda, orang yang baik atau jahat, orang yang berhikmat atau orang yang bodoh, semua terimbas karena virus Corona. Semua orang bisa terpapar. Semua akhirnya merasakan betapa beratnya menghadapi pandemi ini.
Pengkotbah mau mengatakan bahwa semua orang akan menghadapi tantangan, dan semua mungkin bisa terdampak akibat tantangan itu. Hanya bagaimana kita bisa tetap menunjukkan jati diri kita dalam menghadapi tantangan itu, di sinilah kita perlu berhikmat. Bagaimanapun hikmat melebihi kebodohan seperti terang melebihi kegelapan, kata Pengkotbah dalam ayat 13. Untuk itu kita tetaplah menjadi orang yang berhikmat dalam menghadapi segala hal yang terjadi di dalam kehidupan kita.
Ayat harian kita mengatakan bahwa orang berhikmat akan mampu melihat dan memikirkan apa yang akan dilakukan ketika dia menghadapi tantangan, seperti yang diungkapkan dengan kalimat ‘mata orang berhikmat ada di kepalanya’. Tentu pengalaman hidup Pengkotbah yang diungkapkannya di sini dengan harapan bahwa orang berhikmat tidak akan menyerah atau menjadi konyol dengan keadaan yang menimpa dia dan semua orang yang ada di sekitarnya. Karena sebaliknyalah yang dilakukan orang bodoh, seperti berjalan dalam kegelapan saat menghadapi berbagai kegalauan atau persoalan hidup.
Saat ini kita masih menghadapi tantangan, yang juga dialami oleh semua orang. Tetaplah hidup sebagai orang yang berhikmat yang mampu melihat segala sesuatu dengan baik meskipun hal itu agak sulit kita lakukan. Namun ketika kita hidup sebagai orang yang berhikmat maka kita tetap akan mampu secara positif menghadapi semuanya itu. Orang berhikmat akan hidup dalam takut akan Tuhan sehingga dia mampu dalam merasakan berat atau sakit akibat yang sedang terjadi itu, dia tidak akan jatuh ke dalam dosa atau kegelapan. Biarlah Tuhan senantiasa memampukan kita melihat dan memahami yang sedang terjadi ini.
- Mandoding Hal no 207:1
Bere Ham ma hatorangan hapentaran mangarusi hataMu
Ampa mata na mangidah pakon uhur na mambotoh dalanmu
Ase tongtong mandompakhon bohiMu hanai mardalan
Ase igomgomi TonduyMu hanami
- Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS