Ibadah Harian Keluarga GKPS
Rabu, 11 Agustus 2021

1. Nyanyian Pujian “Selamat Pagi Bapa”

Selamat pagi Bapa Selamat pagi Yesus Selamat pagi Roh Kudus
Terima kasih atas anugerah-Mu Semalam telah berlalu
Kumemuji, kubersyukur Memuliakan nama-Mu
Allah Bapa, Putra, Roh Kudus terima kasih

2. Tonggo

3. Ayat Harian: Jesaya 64:6

Gabe doskon halak na mabutak do hanami ganup, anjaha hapintoronnami ganup songon hiou gok bani na mabutak. Melus do hanami haganup songon bulung-bulung, anjaha iluahon hajahatonnami do hanami songon pambahen ni logou.
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.

4. Renungan

Alkitab berungkali menyebut penghakiman Allah terhadap yang tak percaya kepada Tuhan dan kepada mereka yang berbuat jahat. Sejarah bangsa Israel memuat banyak contoh mengenai hal ini. Beberapa kali catatan Alkitab menyebutkan akibat perbuatan-perbuatan dosa bangsa Israel maka Allah mau tidak mau harus menindak mereka. Beberapa kali mereka menderita kekalahan dalam peperangan dengan korban yang banyak, mereka diusir dari negeri mereka dan dibuang karena ketidakpatuhan dan ketidakpercayaan mereka kepada Tuhan. Melalui pengalaman bangsa Israel yang dicatat oleh Alkitab memunculkan pertanyaan bagi kita. Mengapa Allah berbuat demikian? Mengapa bangsa yang Dia pilih sendiri akhirnya harus menerima hukuman? Tentu kita harus mengakui bahwa yang terjadi sedemikian untuk menyatakan bahwa Allah adalah benar dan adil. Ia harus menghukum dosa, yang merupakan pemberontakan terhadap-Nya.

Nas renungan hari ini mengisahkan tentang ratapan nabi Yeremia atas kehancuran Yerusalem oleh orang-orang Kasdim yang dipahami akibat dari dosa Israel yang mendatangkan kehancuran itu. Dalam ratapan ini mereka menimpakan masalah-masalah ke atas diri mereka sendiri dengan mengatakan “kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.” Mereka menyadari bahwa para pendosa pastilah akan diembuskan dan kemudian diterbangkan oleh angin kesalahan mereka sendiri. Kesalahan mereka membuat mereka layu, dan kemudian menghancurkan mereka. Nyata memang bahwa Allah tidak pernah mentolenir perbuatan dosa. Dia amat membenci orang yang hidup di dalam keberdosaan.

Dalam Roma 6:23 tertulis, “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Namun yang menjadi sukacita bagi kita adalah bahwa tidak selama-lamanya Allah menghajar setiap orang dalam keberdosaannya. Ada pengampunan bagi orang yang menyesali perbuatannya dan kembali kepada Allah. Ia sendiri yang berjanji dan berbuat akan keselamatan manusia dari dosa-dosanya lewat anugerah-Nya sendiri dan bukti anugerah-Nya telah dilimpahkan melalui Yesus Kristus. Ia melimpahkan ketetapan ataupun syarat kepada semua yang percaya kepada Tuhan Yesus agar semua bisa terlepas dari hukuman abadi yang menghancurkan orang yang tidak percaya kepada Tuhan. Ketetapan ataupun syarat itu berada dalam diri Tuhan Yesus Kristus sendiri.

Saudara sekalian, anugerah Allah telah tersedia bagi kita. Apapun yang terjadi di dalam kehidupan kita Allah tetap berkarya dalam diri kita. Dengan pandemi Covid-19 kita mungkin berfikir bahwa semua ini adalah akibat dari dosa-dosa kita. Namun janganlah hanya diam dan terpaku dalam pemahaman yang demikian tetapi percaya dan berserahlah kepada-Nya. Mari memperbaiki kualitas kehidupan kita, hingga pada akhirnya kita akan berkata bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Amin.

5. Doding Haleluya No. 153b:1

Ondoskon haganupan, horu ni uhurmin,
Bai Naibata Jahowa, sidear gabei in
Ai guru bai Tuhanta do tanoh pakon laut
Buei sintani jolma, uhurni do na saud.

6. Tonggo Ham Bapanami/ Doa Bapa kami

Departemen Persekutuan GKPS