Ibadah Harian Keluarga GKPS
Rabu, 15 September 2021

1. Doding Haleluya No. 242:1-2

Ham Tuhan Jesus Raja ni ganupan, tubuh humbai Bapa in
Haholonganku, sisombahonku, sahalak Ham do Tuhankin

Talun jenges do juma pe jenges do, na maratah-ratah in. Jesus tarlobih bai hajengeson, sibaen malas ni uhur in

2. Tonggo

3. Ayat Harian: 2 Korint 4:16

Halani ai seng marnaloja hanami, ai lambin roh burukni pe hajolmaonnami pardarat on, tapi parbagas ai, ari-ari do ipabayu.
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4. Renungan

Dalam menjalani kehidupan pasti terjadi bahwa kekuatan tubuh seseorang akan menurun, tetapi dalam menjalani kehidupan harus terjadi pula bahwa jiwa seseorang terus bertumbuh. Penderitaan-penderitaan yang mengakibatkan tubuh seseorang menjadi makin lemah mungkin justru akan menguatkan otot-otot jiwanya. Dipandang dari sisi badani, kehidupan bisa saja terasa sangat lambat, namun tak dapat dihindarkan itu merupakan gerak menuruni tebing menuju ke kematian. Namun dipandang dari sisi rohani, kehidupan merupakan gerak mendaki bukit menuju ke hadirat Allah. Manusia tidak perlu takut terhadap tahun-tahun yang akan datang, karena tahun-tahun itu akan membawanya makin dekat, tidak kepada kematian tetapi kepada Allah.

Rasul Paulus percaya bahwa apapun yang harus membuatnya menderita di dunia ini tidak akan berarti apa-apa dibanding dengan kemuliaan yang akan ia nikmati pada masa yang akan datang. Ia merasa pasti bahwa Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. Penderitaan dunia dilupakan di dalam kemuliaan surga. Ia yang menderita bagi Kristus akan ikut menerima kemuliaan yang datangnya dari Allah. Oleh sebab itu penderitaan di dunia haruslah ditanggung dengan penuh kesabaran. Memang para rasul sangatlah menderita dalam upaya mereka meneladani Guru mereka. Namun mereka mereka menghadapinya dengan kekuatan penuh dan di dalam penderitaan itu mereka mendapatkan pertolongan dan penghiburan. Mereka mengimani bahwa kemuliaan Allah nyata melalui penderitaan mereka. Penderitaan mereka yang adalah demi jemaat mendatangkan kemuliaan bagi Allah. Oleh karena fokus utama adalah kemuliaan Allah, mereka tidak lagi menghiraukan kehidupan lahiriah yang bersifat duniawi itu sebab manusia lahiriah dapat binasa tidak ada penangkalnya.

Sungguh bahagia apabila kemerosotan manusia lahiriah dapat turut berperan dalam pembaharuan manusia batiniah. Sebaliknya penderitaan lahiriah membawa keuntungan bagi manusia batiniah kita, bila pada saat tubuh lemah jiwa justru semakin kekar dan berkembang dan pederitaan bukanlah pematah mata iman manusia sebab walaupun di dunia ini penuh dengan berbagai kesusahan dan pencobaan Allah memberikan kepada kita Roh Kudus sebagai jaminan. Kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan Paulus memberikan sebuah jaminan bahwa Allah berkarya dalam dirinya. Maka dalam segala hal Paulus selalu berusaha untuk hidup menyenangkan hati Allah.

Dalam konteks kehidupan kita sekarang yang penuh dengan tantangan dan pergumulan hidup secara khusus dalam bidang kesehatan dan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 kiranya pengalaman iman Paulus ini boleh menjadi pegangan hidup kita. Memang benar kita menderita, memang benar kita terhimpit dari segala macam pergumulan hidup, namun kita harus mampu mengatakan bahwa kehidupan batiniah kita dibaharui dari sehari ke sehari sebab kita berjalan bersama dengan Tuhan. Amin.

5. Doding Haleluya No. 321:4

Sai hujolom silang-Mu Ham paimaonku
Jaloonku surga in, in ma iananku
Silangni Tuhankin in ma pujionku
Anggo das magira au in dodingkononku

6. Tonggo Ham Bapanami/ Doa Bapa kami

Departemen Persekutuan GKPS