Ibadah Harian Keluarga GKPS
Selasa, 26 Oktober 2021
1. Doding Haleluya No. 348:1
Sauhur sapanriah ma ganup kuria in
Marhasadaon na dear ibagas Tuhan in
Riap ma hita haganup mamuji Tuhan rup
Mardamei marsiurupan marsihaholongan.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Mateus 5:9
Martuah ma sibahen damei, ai goranon do sidea anak ni Naibata.
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
4. Renungan
Sepanjang sejarah, kehidupan manusia selalu diwarnai dengan sejumlah peperangan. Ada perang salib, perang dunia, perang Vietnam, Timur Tengah dan perang-perang lainnya hingga pada saat ini. Memang manusia telah berseteru sejak permulaan sejarah, sejak zaman penciptaan. Semuanya ini adalah dikarenakan dosa, kesombongan dan kecemburuan. Para pemimpin dunia haus akan kekuasaan sehingga mereka ingin merebut wilayah dan kekuasaan dari bangsa-bangsa lain. Di sisi yang lain rakyat menjadi marah atas kebijakan pemerintahnya dengan melakukan protes dan demonstrasi yang mengakibatkan orang lain menderita dan menjadi korban. Kerusuhan dan kekisruhan berkepanjangan inilah yang menyebabkan terjadinya perpecahan dan pertentangan di tengah-tengah dunia saat ini. Kembali lagi, bahwa sumber daripada semuanya ini masih sama yaitu apa yang dinamakan dosa dan keberdosaan manusia. Inilah dosa yang membuat manusia memberontak dan melanggar aturan dari Tuhan.
Aturan dan perintah dari Tuhan yang terbesar adalah kasih. Mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia. Inilah yang menjadi intisari dari seluruh hukum dan perintah Allah. Oleh karena itu, ketika kita tidak bersikap baik dan mengasihi sesama kita, di sanalah kita telah melakukan dosa. Bahkan Alkitab juga mengatakan kepada kita untuk mengasihi musuh dan melakukan kebaikan kepada semua orang bahkan juga kepada orang yang menganiaya kita. Inilah bentuk pengampunan yang luar biasa yang diharapkan Tuhan dari semua orang percaya dan yang mengaku selaku pengikut Kristus. Maka, tidak persoalan apapun posisi kita di tengah-tengah masyarakat, atau bagaimanapun keberadaan dan latarbelakang kita, namun yang terpenting adalah bahwa selaku orang Kristen kita harus memperlakukan setiap orang sama adanya.
Setiap orang telah diciptakan Allah segambar dengan Dia. Oleh karena itu, semua orang wajib diperlakukan dengan hormat dan penuh respek. Secara kongkritnya, orang percaya haruslah senantiasa menghargai orang lain lebih penting daripada dirinya sendiri. Kita harus melayani sesama dan mengasihi orang lain dengan tanpa pamrih. Allah melalui nas hari ini memanggil kita untuk menjadi pembawa damai. Karena semua orang yang dengan penuh kesungguhan menciptakan damai di tengah-tengah masyarakat, keluarga dan juga dalam hatinya, maka dia akan disebut anak-anak Allah. Setiap kali Yesus masuk atau keluar dari satu daerah yang dikunjungi-Nya, Yesus selalu mengatakan “Damai bersamamu”. Hal ini sangat beralasan sekali karena Allah Bapa di dalam Yesus Kristus disebut juga dengan Raja Damai.
Berdasarkan kamus, damai didefinisikan dengan “kemerdekaan dari gangguan atau merasakan kedamaian sejahtera”. Ini juga berarti suatu keadaan yang bebas daripada peperangan dan permusuhan. Tapi nampaknya definisi ini kurang lengkap. Damai bukan hanya sekedar bebas dari gangguan. Damai juga bukan hanya berupa negosiasi terhadap suatu persoalan, perselisihan atau kesalahan. Namun damai mengidentifikasi akan pentingnya memperlakukan orang lain dengan penuh kasih dan kebaikan. Damai adalah suatu aksi atau perbuatan yang menunjukkan hal-hal yang positif seperti bersikap baik dan menghargai setiap orang berlandaskan kasih Allah. Jadi jika kita menyebut diri selaku pengikut Kristus, maka kita harus berdamai dengan semua orang. Jika memang kita percaya kepada Yesus, maka sebesar apapun kesalahan seseorang terhadap kita, kita harus tetap memperlakukannya dengan kasih dan kebaikan. Ini kita lakukan karena kita telah dipanggil menjadi pembawa damai. Kita harus menjauhkan segala kemarahan dan kebencian dari hati kita. Hal ini memang tidak mudah namun apabila kita memohon kekuatan dari Allah melalui doa, maka hal itu dimungkinkan bagi kita, karena segala sesuatu dimungkinkan lewat Dia. Maka maukah kita menjadi pembawa damai? Maukah kita memperlakukan sesama dengan kasih?. Lakukanlah itu karena itu adalah sesuatu yang benar. Kita membutuhkan para pembawa damai di dunia ini. Maka berdoa dan mintalah pertolongan kepada Tuhan hari ini. Amin.
5. Doding Haleluya No. 216:1+4
Tonggor ma jenges ni in, ganup na sauhur in.
Parpambaenan na bujur, ’ge hataNi pe botul
Iparbagah Naibata, bani na sauhur da
Pasu-pasu na bahat, uhur na sonang totap.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS