Ibadah Harian Keluarga GKPS
Kamis, 28 Oktober 2021
1. Bernyanyi dari Kidung Pujian: “Menyenangkan-Mu”
Tuhan ‘ku mau menyenangkan-Mu, Tuhan bentuklah hati ini
Jadi bejana untuk hormat-Mu, cemerlang bagai emas murni
Tuhan ‘kuserahkan hatiku, s’mua kuberikan pada-Mu
Kuduskan hingga tulus selalu, agar aku menyenangkan-Mu
Menyenangkan-Mu, senangkan-Mu, hanya itu kerinduanku
Menyenangkan-Mu, senangkan hati-Mu hanya itu kerinduanku
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Psalmen 147:11
Marosuh do Jahowa bani halak na mangkabiari-Si, na marpangarapan bani idop ni uhur-Ni.
Tuhan senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.
4. Renungan
Jemaat Tuhan
Nas kita hari ini adalah tulisan dan kesaksian yang menggambarkan ungkapan iman pemazmur berdasarkan apa yang telah disaksikan dan dialaminya. Pemazmur mengungkapkan bagaimana berkuasanya Allah atas kehidupan ini. Segala sesuatu ada karena kuasa Allah, dan untuk Allah yang berkuasa, maka pemazmur mengajak umat-Nya untuk memuji Allah atas segala kebesaran-Nya. Pujian itu bukan hanya karena Allah sebagai pencipta, tetapi untuk Allah yang tetap proaktif dalam menjaga ciptaan-Nya.
Jemaat Tuhan
Ayat ini menggaris-bawahi 4 kata penting, yaitu: “senang, takut akan Dia, berharap, dan kasih setia-Nya”. Saat umat-Nya menyaksikan dan mengalami betapa berkuasanya Allah dalam hidup ini, sebagai wujud respon atas karya kuasa Allah, maka yang menjadi tanggung jawab umat-Nya adalah mau dan mampu menyenangkan Allah. Kata “senang” mempunyai arti: “puas dan lega, tanpa rasa susah dan kecewa”, sedangkan kata “menyenangkan” berarti: “menjadikan senang, membuat bersuka hati”. Sehingga ketika kalimat “Tuhan senang”, berarti ada pihak yang membuat senang, yang menyenangkan Tuhan, yang membuat hati Tuhan bersuka, tidak membuat Tuhan susah dan kecewa. Lalu siapa pihak tersebut? Mereka adalah “orang-orang yang takut akan Dia”. Kata takut di sini memiliki pengertian setiap orang yang memperlihatkan kehormatan, ketundukan, dan ketaatannya kepada Allah. Dengan cara apa? Dengan cara melakukan setiap aturan dan jalan Allah. Dan bagaimana kehidupan orang yang takut pada Allah sehingga dia dapat bertahan melakukan perintah-Nya? Dengan tetap berharap pada kasih setia-Nya. Berharap berarti “berkeinginan supaya terjadi”, dan apa yang diharapkan terjadi? Kehidupan yang penuh berkat, yang selalu dipenuhi oleh kasih setia-Nya.
Jemaat Tuhan
Setiap umat percaya tentu sudah mengalami kasih setia Allah dalam kehidupannya. Adalah wujud kasih setia ketika Allah menyerahkan Anak-Nya yang tunggal untuk menebus segala dosa umat-Nya. Kasih setia yang bahkan tidak dapat dibayar dengan apapun juga. Kasih setia itu berlaku kekal, tetap ada hingga hari ini. Bahkan di tengah-tengah kondisi kehidupan kita yang harus berdampingan dengan pandemi ini. Bahwa Dia tidak pernah menjauhkan kita dari kasih setia-Nya. Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana umat-Nya dalam segala kondisi kehidupannya tetap berharap pada kasih setia-Nya? Tentu pertanyaan ini ditujukan kepada kita yang beribadah saat ini. Bahwa menyenangkan Allah bukan hanya sebatas takut pada Dia, tetapi tetap membangun harapan dan berharap akan kasih setia-Nya. Sebagaimana Allah yang berkuasa atas segala ciptaan, maka hal itu juga ditekankan dalam nas kita hari ini bahwa Ia juga berkuasa atas kita, dan Dia tetap memberikan kasih setia-Nya kepada umat yang berharap pada-Nya, yang selalu hidup takut akan Dia, dan selalu menyenangkan-Nya. Maka senangkanlah Allah, takutlah akan Dia, dan berharaplah selalu pada kasih setia-Nya. Amin.
5. Bernyanyi dari NKB. 34:1 “Setia-Mu Tuhanku”
Setia-Mu Tuhanku tiada bertara, di kala suka di saat gelap
Kasih-Mu Allahku tidak berubah, Kau lah Pelindung abadi tetap
Setia-Mu Tuhanku, mengaharu hatiku, setiap pagi bertambah jelas
Yang ‘kuperlukan tetap ‘Kau berikan, sehingga akupun puas lepas.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS