Ibadah Harian Keluarga GKPS
Kamis, 18 November 2021
1. Nyanyian Kidung Pujian: “S’perti yang Kau ingini”
Bukan dengan barang fana, Kau membayar dosaku
Dengan darah yang mahal, tiada noda dan celah
Bukan dengan emas perak, Kau menebus diriku
Oleh segenap kasih, dan pengorbanan-Mu
‘Ku telah mati dan tinggalkan, jalan hidupku yg lama
Semuanya sia-sisa dan tak berarti lagi
Hidup ini kuletakkan, pada mesbah-Mu ya Tuhan
Jadilah padaku seperti, yang Kau ingini
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Musa 4:7
Ai lang dirgak do bohimu, anggo ihorjahon ho na madear? Tapi anggo lang ihorjahon ho na madear, monggop ma dousa in ilobei ni labah in, anjaha hubam do ihasiholhon, tapi ho do patut manrajaisi.
Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.
4. Renungan
Jemaat Tuhan
Nas kita hari ini sangat terkait dengan kisah Kain dan Habel. Sebuah peristiwa yang menceritakan bagaimana kemarahan dan kekecewaan menguasai Kain karena persembahannya ditolak. Penolakan itu menyebabkan ekspresi wajahnya yang tidak dapat ditutupi, karena seketika air muka Kain berubah muram, dan ini adalah pancaran dari dalam hati yang menggambarkan perasaan hati yang sedang marah. Lalu Allah menyatakan “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?” (Kej 4:6). Karena sejatinya orang yang terbakar emosi akan segera terlihat jelas dari raut wajahnya. (Wajah yang memerah bagai tomat masak, mulut yang melengkung ke bawah, dengan mata yang melotot). Maka Allah dalam nas ini mengatakan, bahwa ketika Kain berbuat baik, maka hal itu terpancar dari wajah yang berseri. Berseri dalam arti “bercahaya, tampak elok (indah): ceria atau cerah”. Artinya setiap orang yang berbuat baik akan terpancar keceriaan dalam wajahnya. Tetapi sebaliknya bila orang berbuat tidak berbuat baik, maka hal itu akan terpancar juga dalam raut wajahnya.
Jemaat Tuhan
Selain pancaran wajah yang muram, ternyata perbuatan tidak baik juga memancing dosa. Faktanya pada saat seseorang melakukan hal yang tidak baik, pada saat yang sama dosa mengintipnya, bahkan sangat dekat, digambarkan “mengintip di depan pintu”. Dosa digambarkan seperti binatang buas yang siap menerkam mangsa. Dosa yang menanti kita untuk membuka pintu dan mengijinkannya masuk untuk memangsa dan menghancurkan hidup orang yang berbuat tidak baik. Kecemburuan dan kemarahan Kain yang meluap ini merupakan perbuatan yang tidak baik, dan itu diingatkan Tuhan agar lekas ia atasi sebelum dosa menerkamnya. Hanya dalam kisah Kain kita membaca bahwa Kain tidak mampu menguasai kemarahannya, dan dosa menerkam, dan terjadilah pembunuhan pertama dalam kisah di Alkitab.
Jemaat Tuhan
Kita mengakui bahwa manusia memang punya emosi yang terkadang menyebabkan kesal atau marah. Tetapi lewat kisah Kain dan Habel kita diingatkan bahwa ada dosa yang mengintip di depan pintu, sangat menggoda, dan siap menerkam kita apabila kita tidak bisa menguasai emosi kita. Emosi yang tidak terkendali menjadi lahan subur bagi iblis untuk melakukan pengrusakan dan penghancuran dalam hidup kita dan dalam hubungan kita dengan Tuhan. Rasul Paulus dalam suratnya menuliskan: “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu” (Efesus 4:26). Selayaknya manusia piawai untuk melawan dan menolak dosa dengan tunduk pada firman-Nya, dengan bantuan kasih karunia-Nya. Maka mari “memanage” perasaan yang ada, sehingga dosa tidak menguasi kita, karena seyogianya sebagai orang yang hidup dalam kasih dan terang Kristus, justru kita yang harus berkuasa atas dosa, dan bukan sebaliknya, dosa yang berkuasa atas kita, sehingga kita hidup dalam keseimbangan yang tepat. Amin.
5. Doding Haleluya No. 145:1-2 “Ringgas Hita Rup”
Ringgas hita rup, manogu ganup, na pag manendel na hengkeng hobal
Bai hata-Ni Tuhan, na sangap tongtong, rosuh-Ni ma bahen i dunia on.
Sai ulang be da, mabiar ganup, boiskon ma da, gogoh-mu ganup
Age roh sibolis, lao mandorab ho, sai tatap ma Jesus, na lampou gogoh.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa kami
Departemen Persekutuan GKPS