Ibadah Harian Keluarga GKPS

Jumat, 14 Januari 2022

 

1. Mandoding Hal. No. 319:1-2

Ningon Jesus hasomanku pitah ahu kahou do.

Rapkon Jesus boi au monang talu munsuhkin ganup.

Seng mabiar au ijin Jesus do hasomankin.

Sai irikkononku Jesus balosanku mando in.

 

Pitah Jesus hasomanku bani sitarononkin.

Sai hu Bani husuhutkon haganup na borat in.

Seng mabiar au ijin, Jesus do hasomankin.

Sai irikkokonku Jesus balosanku mando in.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Psalmen 36:8

“Mantin ni in idop ni uhur-Mu Ham Naibata, i linggom ni habong-Mu do marlingod anak ni jolma;”

 

“Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.”

 

4. Renungan

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

keadaan yang kita alami ketika bertumbuh melewati masa kanak-kanak adalah keadaan yang penuh keriangan dan keceriaan, suasana hidup tanpa ketakutan dan beban hidup yang berat. Namun, ketika kita melangkah bertumbuh menjadi dewasa, maka kita harus berhadapan dengan realita kehidupan. Kita menyadari bahwa dunia tempat kita hidup ini bukanlah tempat yang aman. Berita tentang berbagai kemerosotan moral, bencana alam, kejahatan, ketidakadilan, berbagai macam penyakit dan kesewenangan mengiringi hari-hari kita. Menghadapi situasi yang sama sekali berbeda dengan keinginan kita akan membutuhkan pengalaman iman, sehingga kita dapat terus memahami kehendak Tuhan dalam hidup kita.

 

Konteks pergumulan seperti inilah yang melatar belakangi perenungan Daud dalam Mazmur 36. Daud  menuliskan dalam Mazmur ini tentang bagaimana sorotan terhadap isi hati orang fasik (ayat 2-5) yang terus mendengarkan tutur dosa (ayat 2a) dengan tidak takut kepada Allah (ayat 2b), menjadi buta, sesat, terjerat dalam kefasikkannya sendiri dan tidak lagi memiliki daya untuk mengenali ataupun membenci kesalahannya sendiri (ayat 3). Mereka mengabdikan diri kepada kejahatan dalam setiap aspek kehidupannya (ayat 4, 5), terputus dari kasih setia Tuhan serta menghasilkan dampak-dampak yang menjadi ancaman bagi mereka yang mencintai Tuhan dan hidup dalam ketulusan hati (ayat 12-13). Oleh karena itu, Daud menyerukan melalui renungan hari ini untuk menyadari betapa beruntungnya setiap orang yang Tuhannya adalah Allah di dalam Kristus. Karena Tuhan setia dan kasih setia-Nya tidak terbatas, bahkan melampaui alam semesta ini (ayat 6). Ia juga merupakan sumber kehidupan (ayat 10). Bukan hanya perlindungan dan kesejahteraan yang dialami oleh semua orang yang percaya dan berserah kepada Tuhan (ayat 8-9), tetapi kepastian hukum oleh karena keadilan Tuhan menjadi pegangan mereka untuk hidup di dunia yang penuh dengan orang fasik (ayat 7). Maka dengan penuh keyakinan, pemazmur memohon agar Tuhan bertindak menjadi Hakim yang adil, yang membela orang benar dan membinasakan orang fasik (ayat 11-13).

 

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

kasih setia Tuhan adalah kekuatan dan sukacita kita menjalani kehidupan. Kasih setia Tuhan adalah pegangan kita untuk tetap berpengharapan kepada Tuhan. Kesetiaan kasih Tuhan tidak perlu untuk diragukan lagi, tetapi yang perlu untuk dipertanyakan adalah kesetiaan kita kepada Tuhan. Karena betapa pun kotornya diri kita, betapa pun tidak layaknya kita, Allah tetap mengasihi kita. Allah tahu kita adalah orang-orang berdosa, orang-orang bebal, kotor dan jauh dari setia, namun kasih-Nya tidak berubah. Allah tetap mengasihi saya dan kita semuanya. Karena itu hiduplah dalam kasih setia Tuhan selamanya. Amin.

 

5. Mandoding Hal. No. 352:1

Ai halonganan do hape, holong ni Tuhan in.

Itobus Kristus au hape pardousa na doyuk.

Tapi hubotoh janah porsaya, bani gogoh-Ni pakon kuasa-Ni,

ai iparorot do tong goluhku, das bai parujungan in.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS