1. Mandoding Haleluya No. 459:1
O, Tuhan tiap jam, au mamorluhon Ham.
Ai Ham tumang na boi, pasonang uhurhin.
Bai haganup ianan, Ham do hupindahi.
Na roh do au sonari, holong ma Ham.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Johannes 16:24
“Ronsi sonari seng ope mangindo hanima marhitei goranKu. Pindo hanima ma, ase manjalo hanima, ase gok malas ni uhurnima!”
“Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.”
4. Renungan
Ketika kita melihat mobil polisi lalu lintas yang mengejar kita dilengkapi sirine dan lampu merah kelap-kelip di belakang, secara spontan kita akan berhenti ke pingggir jalan menunggu polisi memeriksa kelengkapan surat-surat kendaraan kita. Kita patuh karena kita menyadari bahwa petugas kepolisian itu memang memiliki otoritas melakukan hal tersebut. Mereka tentu tidak berhak melakukan itu ketika tidak sedang bertugas atau mengendarai mobil pribadinya bukan? Mereka hanya berhak memberhentikan kita karena otoritas daripada simbol kedinasan yang sedang mereka kenakan pada saat itu.
Dengan cara yang sama, kita selaku orang percaya telah dianugerahi Tuhan suatu hak dan otoritas dalam hal berdoa karena kita adalah milik Yesus Kristus. Kita memiliki identitas dan otoritas Kristus. Ketika kita menerima Yesus selaku Tuhan dan Juruselamat, di sanalah kita telah diadopsi oleh Alllah Bapa melalui pembenaran oleh pekerjaan Roh Kudus yang mengizinkan kita memanggil dan berseru “Ya Abba, Ya Bapa” kepada Allah (Rom. 8:15 dan Gal. 4:6). Selaku anak-anak yang diadopsi Allah, kita dapat datang kepada-Nya kapanpun dan dimanapun setiap waktu. “Satu-satunya yang berani membangunkan raja dini hari untuk meminta segelas air adalah anaknya sendiri.” (Tim Keller). Kita telah memiliki akses yang demikian di hadapan Allah Raja dari segala raja. Apakah kita selalu menyadari dan mengingat relasi kita yang demikian dengan Allah? Apakah dengan menyadari diri kita selaku anak dari sang Raja kekal telah mengubah cara kita berdoa mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan-Nya?
Dengan akses yang sedemikian, sesungguhnya kita dapat datang ke hadirat Allah setiap waktu. Kita dapat menghampiri tahta Allah dengan penuh kepastian karena kita memiliki otoritas selaku anak-anak-Nya (Ibr. 4:16). Kita memiliki otoritas akses dan otoritas meminta dalam doa. Ketika kita datang kepada Bapa di dalam nama Yesus, bagi kita telah dijanjikan oleh Kristus bahwa: “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.” (Yoh. 16:23). Permohonan kita akan didengar melalui Yesus dan Bapa akan mengabulkan semua doa-doa kita. “Yesus telah membangkitkan kita dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga.” (Ef. 2:6.). Maka tidak ada lagi penghalang bagi kita untuk datang kepada Allah melalui doa kita. Penebusan Kristus telah mendamaikan kita dengan Allah. Kita telah ditetapkan menjadi kawan sekerja Allah. Kita telah diberi kuasa dan otoritas oleh Roh Kudus untuk melakukan pekerjaan Tuhan seperti Yesus Kristus (Yoh. 5:19). Salah satu jalan bagi kita untuk berpartisipasi dalam pekerjaan itu adalah melalui doa di dalam nama Yesus. Ketika kita berdoa berlandaskan otoritas posisi kita dalam Kristus dan berdoa dalam kehendak Allah dalam nama dan otoritas Yesus, maka di sanalah doa kita penuh kuasa dan efektif. Dalam sukacita penuh, berdoalah senantiasa dengan otoritas dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 307:1-2
Bani na martonggo ahu, hu Bamu o Tuhankin.
Ajar Ham ma au manjalo ganup na binere-Mu.
Mangakuhon songon Jesus bani sitaranon-Nin.
Seng rosuhku pasaudonku pitah rosuhmu Tuhan.
Atap aha husurahon na dear bai goluhkon.
Bahen Ham au pambalosi bani ganup rosuh-Mu.
Mangauhon ‘pa porsaya ‘ge galek pe uhurhon.
Seng rosuhku pasaudonku pitah rosuhmu Tuhan.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS