
1. Mandoding Haleluya No. 1:1-2
Jahowa sihol pujionku, ai Ham do Naibata sitompa au.
Sai suruh Tonduy-Mu hu bangku, mangajar au mamuji goran-Mu.
Marhitei-hitei Jesus Anak-Mu, ase dear dodingku hu Bamu.
Bai Anak-Mu bobahon ahu ase Bamu iboban au homa.
Sorapkon Tonduy-Mu hubangku, manogu au bai dalan na torsa.
Ase tongtong gok damei uhurhin, janah mesek mamuji Goran-Mu.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Psalmen 81:13-14
“Jadi Hupaturut ma ia bani hengkeng ni uhurni, gabe iihut-ihut ma rosuh ni uhurni. Ambit Ahu itangihon bangsang-Ku, anjaha Israel mardalan bani dalan-Ku.”
“Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti rencananya sendiri! Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan!”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
sikap yang benar dalam mendengarkan firman Tuhan itu sangat penting. Mendengarkan suara Allah yang berfirman adalah dasar bagi kita untuk mengasihi Allah (Ulangan 6:3-5). Maria dipuji oleh Tuhan Yesus karena ia memilih untuk “mendengarkan perkataan-Nya” (Lukas 10:39). Mendengarkan merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan dan pertumbuhan rohani kita. Dalam Roma 10:17 disebutkan bahwa, “Iman timbul dari pendengaran akan firman Allah.” Demikian pula, iman dapat disesatkan atau pun dibimbing ke jalan yang benar melalui indra pendengaran. Mazmur 81 yang menjadi renungan hari ini menekankan pentingnya sikap hati untuk mendengar dan dampak yang ditimbulkan dari pendengaran.
Mazmur ini menyerukan bangsa Israel untuk mendengar sabda Allah. Mendengarkan adalah fondasi bagi bangsa Israel untuk masuk ke dalam ketetapan Allah dan syarat untuk dapat menghayati perjanjian antara Allah dengan umat-Nya (Mazmur 81:6b-11). Dalam sejarah Israel, perjanjian Allah dengan umat-Nya diawali dengan perintah untuk mendengarkan-Nya (Ulangan 6:4). Kenyataannya, di sepanjang sejarah, terbukti bahwa bangsa Israel berulang kali melakukan penolakan terhadap suara Allah. Bahkan dalam ayat hari ini disebutkan bahwa dengan sengaja, umat-Nya menulikan hati dan telinga. Walaupun demikian dalam ayat ini terlihat bahwa kasih setia Tuhan senantiasa memanggil bangsa Israel untuk mendengarkan peringatan-Nya (Mazmur 81:9, 12, 14). Seruan Allah memperlihatkan kepedulian dan keprihatinan-Nya. Ia tidak menginginkan umat-Nya terus-menerus jatuh dalam perbuatan dosa yang semakin dalam. Dalam kemarahan-Nya, Allah menarik pemeliharaan dan anugerah-Nya atas bangsa Israel (ayat 13). Jadi, pertobatan memerlukan ketaatan untuk mendengarkan sabda-Nya.
Mendengar dan melakukan firman Tuhan adalah dua hal yang berbeda, namun hendaknya dalam hidup kita keduanya berjalan beriringan. Dalam surat Yakobus dinyatakan, “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan menjadi pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri” (Yakobus 1:22). Tuhan Yesus mengatakan, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya” (Lukas 11:28). Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 364:1
Hubogei Tuhankin, na roh mandilo au:
“Marhiteihonni darohKin, goluhmu boi sonang.”
Sai manrogop au roh manombah Ham.
Sai papansing Ham ma au, marhitei darohMu.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS