1. Mandoding Haleluya No. 471:1-2
Na Pansing, Na Pansing, do ham Naibatanami.
Sigomgom haganup tanoh on, Na Pansing do Ham.

Na Pansing, Na Pansing, do ham Naibatanami.
Ai domma roh hanami Bamu, jalo Ham ganup.

2. Tonggo

3. Ayat Harian: Habakuk 2:20
“Tapi ibagas rumah hapansingon-Ni do Jahowa, sip ma ganup tanoh on i lobei-Ni.”

“Tetapi TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi!”

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
barangkali kita pernah berharap kepada Tuhan untuk segera mengadili orang-orang jahat, para kriminal, mafia, dan kelompok teroris yang suka membunuh warga sipil yang tidak berdosa. Atau, boleh juga kita memiliki sikap menantikan kapan saatnya Tuhan bertindak untuk mengatasi segala ketidak adilan, segala kejahatan, segala ketimpangan sosial dan berbagai dosa yang senantiasa terjadi dalam kehidupan kita. Situasi penantian yang sama juga dialami Habakuk seperti tertulis dalam kitab Habakuk. Saat Habakuk melihat penindasan merajalela pada bangsa-bangsa, ia mendesak Allah untuk menyatakan keadilan-Nya. “Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: “Penindasan!” tetapi tidak Kautolong?” (Habakuk 1: 2). Teriakan kenabian ini ternyata mendapat respons dari Allah seperti tertulis dalam Habakuk 2:6,9, kata-Nya, “Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya . . . yang mengambil laba yang tidak halal untuk keperluan rumahnya” (Habakuk 2:6, 9). Jawaban Tuhan Allah ini membuktikan bahwa Tuhan tidak tuli atau Ia senantiasa melihat semua hal yang sedang terjadi. Untuk itu dalam renungan hari ini Tuhan memerintahkan sikap yang perlu kita lakukan, yaitu berdiam diri di hadirat-Nya.

Oleh karena itu, Habakuk menjawab dengan berdiam diri. Dituliskan dalam Habakuk 2:1 bahwa Habakuk hanya bisa melihat, memperhatikan, menanti dan meninjau apa yang akan difirmankan Tuhan kepadanya. Tuhan pun angkat bicara. Suatu kepastian diberitahukan kepada Habakuk bahwa orang benar akan hidup oleh iman. Kebenaran itu bukan sekadar pemahaman, namun tindakan dan kebergantungan penuh kepada Allah. Orang-orang tertindas memang lemah, mereka tidak berdaya. Namun, kala mereka beriman kepada Allah, maka kehidupan yang benar semacam itu akan menyelamatkan mereka dan Allah siap sedia menjaga.

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Allah menunjukkan suasana surga seperti tertulis dalam ayat hari ini untuk menggambarkan sikap yang harus dilakukan manusia. Seluruh bumi diperintahkan untuk berdiam diri di hadapan Tuhan. Sikap ini diberikan dengan kalimat perintah dan ini adalah sikap yang terbaik. Berdiam dirilah. Dalam bahasa Ibrani, kata berdiam diri dalam teks ini memiliki bentuk perintah yang kuat, “has!” hampir sama dengan ungkapan “Ssstt!” Orang-orang percaya, khususnya, akan memiliki jiwa mereka dalam ketenangan dan keyakinan, sebab Tuhan telah berjanji bahwa walaupun penglihatan itu datang berlambat-lambat, itu pasti akan datang. Untuk lebih memahami pentingnya momen “berdiam diri di hadapan Tuhan,” berikut kisah yang bisa kita renungkan.

Adalah seorang pria bernama Henry Weiss, yang ahli meloloskan diri dari berbagai perangkap entah itu tali, pintu sel, borgol dan yang lainnya. Di suatu kali ia dipenjara di sebuah sel kecil bernama British Isles. Saat itu ia berencana hendak meloloskan diri dengan mengutak-atik kunci sel. Biasanya, dalam hitungan tiga puluh detik, ia sudah bisa membuka kunci sel. Tapi kali itu meleset. Ia pun lelah, frustrasi dan menyerah. Ia memutuskan untuk berhenti dan hanya diam sembari menyandarkan diri ke pintu. Anehnya, pintu itu tiba-tiba terbuka begitu saja. Rupanya pintu itu memang tidak terkunci.

Dalam berbagai situasi yang kita hadapi, kita seringkali berespons yang salah. Kita berusaha mendesak Tuhan untuk mengubah kondisi kita atau memberikan solusi. Tapi lupa bahwa sebenarnya yang Tuhan mau adalah supaya kita berdiam diri sejenak dan mendengarkan suaraNya. Ia mau kita lebih dulu tenggelam dalam hadiratNya dan tidak terpengaruh dengan semua kekhawatiran kita. Amin.

5. Mandoding Haleluya No. 372:1-2
Sai pasiat Tuhan Jesus, roh hubagas uhurmin,
tarpaimaima Jesus bogei panuktuk-Ni in.
Sai pasiat Tuhan Jesus, das hubagas uhurmin,
nuan ari paridopan, ulang sompat salpu in.

Hamegahon na i tanoh, in do isarihon ho,
pardomuan pakon Jesus, gabe ilupahon ho.
Sai pasiat Tuhan Jesus, das hubagas uhurmin,
nuan ari paridopan, ulang sompat salpu in.

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

Departemen Persekutuan GKPS