1. Mandoding Haleluya No. 113:3
Sonang do uhurhu rapkon Jesus in.
Ai isasap do dousangku, ipatorang langkahkin.
Ase ulang magou tonduyhin bahenon ni pangagou.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Jeremia 31:18
“Hubogei do Efraim tangis-tangis: Iajar Ham do ahu, songon anak lombu na so ongga hona ajar do ahu iajar Ham. Paubah Ham ma uhurhu, ase saud mubah, ai Ham do Jahowa, Naibatangku.”
“Telah Kudengar sungguh-sungguh Efraim meratap: Engkau telah menghajar aku, dan aku telah menerima hajaran, seperti anak lembu yang tidak terlatih. Bawalah aku kembali, supaya aku berbalik, sebab Engkaulah TUHAN, Allahku.”
4. Renungan
Dalam kalender gerejawi, kita sudah memasuki masa-masa sengsara Tuhan sejak kita mengikuti minggu ke-tujuhpuluh hari sebelum kebangkitan Tuhan Yesus, Septuagesima. Minggu-minggu ini tentu menjadi saat perenungan bagi kita untuk melihat pergumulan yang dialami oleh Tuhan Yesus untuk mencapai kemenangan sejati yaitu kebangkitanNya. Perenungan ini seharusnya sampai kepada sentuhan hati yang membangkitkan rasa cinta kepada Tuhan Yesus.
Pergumulan atau penderitaan terjadi bisa karena keadaan atau lingkungan, bisa juga karena pertikaian dan akibat dari perbuatan atau tindakan yang kita lakukan. Semua itu tentu akan membuat seseorang bergumul dan mengharapkan adanya pertolongan agar bisa keluar dari permasalahan yang dihadapi. Ini juga yang dialami oleh bangsa Israel ketika harus menderita karena dikuasai oleh bangsa lain dan akhirnya dibuang ke Babel. Permintaan untuk keluar dari persoalan itu diungkapkan dengan menyebut nama Efraim, anak dari Yusuf, yang dianggap sebagai anak yang disayangi.
Pergumulan itu berat sehingga ia hanya bisa berseru kepada Tuhan. Seruannya itu adalah bentuk dari penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan. Ia meminta Tuhan untuk bertindak agar ia bisa kembali sebagai anak kesayangan Tuhan yang menjalankan perintah Tuhan. Di samping itu, ia juga berseru agar hidupnya bisa kembali seperti yang seharusnya. Itu semua bisa terjadi ketika Tuhan dengan kasih setiaNya melakukan sesuatu pada dirinya atau pada bangsanya.
Kita juga hidup dalam keterbatasan. Meskipun kita mempunyai kelebihan dalam berbicara, atau dalam berpikir, atau dalam bekerja, namun kita harus mengakui bahwa kita tetap berharap pada kekuatan Tuhan. Jika Tuhan berkehendak maka kita bisa dipulihkan dan kita bisa diberi kekuatan untuk melakukan apa yang baik di mata Tuhan. Kita akan menjadi berguna bagi orang lain dan disayangi orang lain. Inilah yang menjadi perenungan kita sambil kita menunggu kemenangan dalam kebangkitan Tuhan kita. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 339:4
Ham paridop uhur bai ganup pardousa,
darohMu madurus, baen tobus ni dousa.
In do na margogoh mamintori jolma.
Ham paridop uhur bai ganup pardousa.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS