1. Mandoding Lagu Pujian “Bagai Rajawali”
Aku ingin selalu berada di hadirat-Mu.
Aku ingin selalu berlindung dalam naungan-Mu.
Di bawah kepak sayap-Mu, Kau bawaku terbang tinggi.
Melintasi langit biru bagaikan rajawali.

Bagai rajawali melintasi gunung tinggi.
Bagai rajawali melintasi badai hidup.
Di bawah kepak sayap-Mu, Kau bawaku terbang tinggi.
Melintasi langit biru bagaikan rajawali.

2. Tonggo

3. Ayat Harian: Podah 3:19
“Jahowa do na pajonam dunia on marhitei hapentaran; langit ai marhitei uhur panimbangion.”

“Dengan hikmat TUHAN telah meletakkan dasar bumi, dengan pengertian ditetapkan-Nya langit.”

4. Renungan
Jemaat Tuhan,
sejak dini, mulai dari masa Sekolah Minggu, kita pasti diberi pengajaran tentang asal mula penciptaan. Bahkan sudah menjadi tradisi, dalam liturgi Natal, dipakaikan nas dalam Kejadian 1:1 untuk menyatakan awal penciptaan, bahwa “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Setiap kita percaya, dan itulah yang kita imani sampai pada hari ini. Sebab itu dalam Ibrani 11:3 dinyatakan “Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.” Lewat kisah penciptaan pulalah, raja Salomo dalam nas renungan hari ini mengingatkan kita untuk menghargai setiap hikmat. Kita diajak untuk belajar tentang hikmat dan pengertian (bdk. Ams. 3:13, 21), karena memiliki manfaat yang banyak dan mulia (bdk. Ams. 3:14-18, 22-26). Hikmat dan pengertian berasal dari Tuhan, yang sejak awal sudah digunakan untuk menciptakan langit dan bumi tempat kita hidup saat ini. Kedua hal itulah yang menyertai Allah, Sang Pencipta, dalam merancangkan alam semesta ini. Betapa indah dan berharganya ciptaan Allah ini untuk kita nikmati dan hidupi hingga sekarang. Mahakarya indah yang kita sentuh dan rasakan yang disebut langit dan bumi itu, diciptakan dalam hikmat dan pengertian.

Jemaat Tuhan,
hikmat dan pengertian senantiasa “berjalan beriringan” bila umat Tuhan memiliki hubungan yang intim dengan-Nya. Tidak perlu diperdebatkan, apakah Yesus atau Roh Kudus yang adalah hikmat itu, karena keduanya bersinergi dan bekerja bersama dalam menghasilkan ciptaan yang sempurna. Yesus adalah hikmat, ketika Ia hadir di bumi dan menjadi teladan bagi umat Kristiani. Roh Kudus adalah hikmat, karena melalui-Nya, kita dimungkinkan untuk mendengarkan, memahami, dan menerima bimbingan Allah dalam setiap perjalanan kehidupan kita. Apa pun yang mungkin kita pelajari dan percayai selama ini, seluruhnya mengarahkan kita kepada Allah Sang Sumber, yang melalui hikmat dan pengertian-Nya menciptakan langit dan bumi ini.

Jemaat Tuhan,
melalui nas hari ini semakin jelas bagi kita bahwa segala apapun yang ada di atas bumi ini terjadi atas dan melalui kehendak Allah. Dan semua sempurna adanya. Lalu persoalan kemudian, bagaimana kita selaku umat Tuhan memelihara ciptaan yang baik itu? Jawabnya adalah dengan meminta dan memakai hikmat dan pengertian yang asalnya dari Tuhan, bukan pikiran kita sendiri. Dengan mengandalkan pikiran kita yang serba terbatas ini, bisa saja kita menggunakan ciptaan Tuhan — entah itu sesama kita, hewan, dan tumbuhan — secara sembarangan dan tak bertanggung jawab. Kita anggap pengertian kita sudah benar, alhasil malah menciptakan kerusakan pada lingkungan atau ciptaan Tuhan lainnya. Tetapi pakailah hikmat dan pengertian dari Tuhan, karena di dalamnya, kita dimungkinkan untuk bijaksana dalam banyak hal (bdk. Yak. 1:5). Amin.

5. Mandoding Lagu Pujian “Tenanglah Kini Hatiku”
Tenanglah kini hatiku Tuhan memimpin langkahku.
Di tiap saat dan kerja tetap kurasa tangan-Nya.
Tuhanlah yang membimbingku tanganku dipegang teguh.
Hatiku berserah penuh tanganku dipegang teguh.

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

Departemen Persekutuan GKPS