
1. Mandoding Kidung Pujian “Allah Itu Baik”
Allah itu baik, sungguh baik bagiku.
Ditunjukkan-Nya kasih setia-Nya.
Dia menyediakan yang kuperlukan.
Menyatakan kebaikan, menyatakan kebaikan,
menyatakan kebaikan-Nya padaku.
Kasih setia-Nya tak pernah berubah,
dulu, s’karang dan s’lamanya.
Ajaiblah kuasa dalam nama-Nya. Yesusku luar biasa.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Markus 14:61-62
“Tapi sip do Jesus, seng ibalosi age aha. Jadi isungkun sintua ni malim ai ma Ia use, nini ma, “Kristus do Ho tongon, Anak ni Sipujion in?” Jadi nini Jesus ma, “Ahu ma tongon! Anjaha idahon nasiam do Anak ni Jolma in hundul i siamun ni Hagogohon in, anjaha roh marhitei hombun na i langit.””
“Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: “Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?” Jawab Yesus: “Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit.””
4. Renungan
Jemaat Tuhan,
sepanjang kitab Markus, kita menemukan catatan bahwa Yesus sering mengatakan kepada para pengikut-Nya untuk merahasiakan identitas-Nya (bdk. Mrk. 1:24-25, 34; 3:12; 9:25). Saat Yesus menyembuhkan banyak orang, Ia tidak ingin orang yang disembuhkan itu memberi tahu tentang Dirinya (bdk. Mrk. 1:44; 5:43; 7:36; 8:26). Bahkan sampai setelah kebangkitan-Nya, para murid Yesus diberi peringatan untuk tidak mengatakan apapun tentang identitas-Nya (bdk. Mrk. 8:30; 9:9). Tetapi menarik sampai kepada nas renungan kita di hari ini, setelah sekian lama merahasiakan identitas-Nya, tibalah saatnya bagi Yesus untuk mengakui bahwa Ia adalah Mesias. Dalam ayat 61, ketika ditanyai oleh Imam Besar, “Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?”, Yesus menjawab, “Akulah Dia” (ayat 62). Dan ternyata melalui pengakuan-Nya itu, Imam Besar langsung memberi respons dengan sangat cepat. Tidak diperlukan lagi saksi-saksi, Yesus dijatuhi hukuman mati (lih. Mrk. 14:63-64). Kebencian Imam Besar membuat mereka tidak dapat melihat kebenaran tentang diri Yesus.
Yesus tahu, pada akhirnya, alasan Ia datang ke dunia adalah untuk menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang (bdk. Mrk. 10:45). Dengan berani, Yesus menjawab Imam Besar bahwa Ia adalah Mesias, Yang Diurapi Allah. Tindakan itu memberi pengertian bahwa Yesus menantang para pemimpin Romawi pada masa itu untuk melihat salib-Nya. Yesus menegaskan bahwa Ia telah datang sebagai Mesias. Itu adalah rencana Allah. Sang Bapa telah merencanakan agar Sang Anak berada di pengadilan itu, menghadapi hukum yang dinodai kepentingan golongan, dan akhirnya kematian. Yesus mengetahui kehendak Bapa-Nya, serta menaati-Nya dengan sikap setia.
Jemaat Tuhan,
Yesus tahu apa yang harus Ia lakukan, dan itu penting bagi kita. Sebab jika Ia tidak mati di kayu salib, kita tidak akan memiliki keselamatan. Itu adalah dasar dan alasan yang sangat penting bagi kita untuk memahami siapa Yesus itu. Apa yang Ia lakukan, adalah sesuatu yang tak bisa dilakukan oleh manusia. Kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri, tetapi karena kemurahan Allah Bapa, Ia melakukannya di dalam Yesus, Sang Mesias. Kita ditebus oleh darah-Nya yang kudus dan berharga. Ia mati agar kita hidup. Betapa besar kasih Allah yang ditunjukkan dalam salib Yesus. Oleh karena itu, tetaplah berkomitmen untuk mengikut Kristus dengan setia sampai akhir. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 102:1-2
Ham tongtong ihutkononku Jesus Sipagoluh au.
Seng anjai tadingkononku Ham na paluahkon au.
Humbai haganup dousangku pakon humbai uhum in.
Na tongtong habiaranku ibaen pardousaonkin.
Ai ija ma jumpah ahu sada Tuhan songon Ham.
Na manogu-nogu ahu bai na sonang songon Ham.
Na manaron hamateian, lao mangkopkop tonduyhin.
Ase masuk au manean, ugas sisurungan in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS