1. Mandoding Haleluya No. 115:1, 2, 4
Sadokah ho i tanoh on papintor uhurmin,
padingat-dingat ma tongtong nidok ni Tuhanmin.

Sai songon hayu dear ho ramos parbuahniin.
Bulung ni pe tabun homa usihi ma sonin.

Ambungkon humbai uhurmin na so margagan in.
Ganup na humbai Tuhan in ramot ma jaga in.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Jeremia 6:13-14
“Ai haganup sidea na etek ronsi na magodang, ganup do sidea impolan bani pansarian na so tiba dalanni, nabi pakon malim ganup mangkorjahon panipuon. Hampung do panambari ni sidea bani naborit ni bangsang-Ku, marhitei na mangkatahon: ‘Damei do! Damei do!’ hape seng dong damei.”

“Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu. Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera.”

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Heyden Robinson, penulis buku “Salt and Light” menuliskan, “Tidak akan ada damai di antara negara, jika tidak ada damai di negara, tidak akan ada damai dalam negara, jika tidak ada damai dalam orang-orangnya, tidak ada damai dalam orang-orang jika orang-orang tidak menyerahkan hidupnya ke tangan si Raja Damai.” Ungkapan ini menekankan pentingnya damai sejahtera dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Apalagi kita yang sudah berada dalam Kristus tentu sudah memahami fungsi damai sejahtera dalam hidup kita dan merupakan suasana yang sudah ditinggalkan Tuhan Yesus bagi kita seperti tertulis dalam Yohanes 14:27.

Tetapi dalam praktik kehidupan bisa saja kita kehilangan damai sejahtera dan tidak merasakan damai sejahtera. Adapun alasan mengapa damai sejahtera hilang adalah: (1) karena dosa. Dalam Yesaya 32:17 disebutkan bahwa di mana ada kebenaran di situ timbul damai sejahtera. Oleh karena itu, upaya menghindari dosa dan upaya lepas dari dosa dan hidup dalam kebenaran adalah upaya yang dapat kita lakukan supaya jangan kehilangan damai sejahtera. (2) Tidak berjalan dalam pimpinan Roh Kudus. Dalam Kolose 3:15 disebutkan bahwa kita dipanggil ke dalam damai sejahtera dari Kristus oleh karena itu harus hidup dalam pimpinan Roh Kudus. (3) Tidak percaya kepada Firman Allah. Damai sejahtera yang sudah diberikan Allah harus juga dibarengi oleh kesetiaan dan ketaatan akan Firman Allah. Oleh karena itu, kesediaan untuk taat dan patuh pada Firman Allah juga menjadi kekuatan supaya jangan kehilangan damai sejahtera.

Dalam ayat harian ini, disebutkan fakta sejarah kehidupan umat Israel yang pernah kehilangan damai sejahtera. Mereka kehilangan damai sejahtera karena tidak mendengarkan perkataan Tuhan (Yeremia 6:10). Israel juga digambarkan dalam Yeremia pasal 6 sebagai umat yang tidak mengikuti jalan lurus (Yeremia 6:16). Selain itu umat Israel juga digambarkan dalam perikop ayat harian ini sebagai umat yang hanya mementingkan keuntungan sendiri dan umat yang beribadah dengan penuh kemunafikan. Mereka menjalankan ibadah secara ritual saja tetapi dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari penuh dengan dosa dan tipu daya. Bahkan mereka berani berkata damai sejahtera padahal sesungguhnya damai sejahtera itu tidak terlaksana dalam kehidupan mereka. Bahkan dari yang kecil sampai yang besar sudah hidup dalam tipu muslihat.

Tentu melalui ayat harian ini mengingatkan kita untuk tidak kehilangan damai sejahtera. Situasi pandemi yang kita tidak tahu kapan akan berakhir bisa saja membuat kita kehilangan kedamaian dan ketenangan, banyak yang menjadi cemas dan stres. Tetapi sesungguhnya damai sejahtera itu sudah disediakan Tuhan dalam hidup kita. Biarlah persekutuan kita dalam Kristus menjadi kekuatan bagi kita untuk hidup dalam damai sejahtera dan membagikan damai sejahtera dari Kristus dalam keluarga, masyarakat dan negara. Jadilah pribadi pembawa damai sejahtera dan hidup dalam persekutuan damai sejahtera. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 19:1-2
Damei do ni-Mu bereon, Jesus bani bangsa-Mu.
Tonduy-Mu do pasaudkon, hata bai jabolon-Mu.
Na doyuk janah masombuh, au seng patut rongkon Ham,
Tonduy Napansing ma suruh ‘se gogoh manombah Ham.

Ale Tonduy Sipardamei sai masuki hanai on.
Sai pasada uhur nami, ‘se marbuah ganup on.
Sai tangi ma pinggolnami lao manangar ojur-Mu;
Ase tambah ringgasnami pararatkon Hata-Mu.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS