1. Mandoding Haleluya No. 201:1-2
Puji tongtong Jahowa tongon
pardear gabei parholong atei sadokahni in,
pardear gabei in parholong atei in.
Ingat tongtong, ale tonduyhon.
Ganup na jenges, ibahen Tuhan Naibata hubam;
Dear layakNi do na pagoluhkon ho.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Kronika 29:12
“Marharorohan hun Bamu do habayakon pakon hamuliaon, anjaha Ham do manggomgomi haganup. Gok Bamu do hagogohon pakon kuasa; gok Bamu do patimbulhon ampa pagogohkon ganupan ai.”
“Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ada ungkapan bijak dalam bahasa Inggris, “Riches don’t make a man rich. They only make him busier” (Christopher Columbus). Kalimat yang bijak ini sangat nyata terlihat dalam kehidupan. Contohnya, apabila seseorang naik strata sosialnya dari keadaan biasa-biasa lalu menjadi seorang yang kaya, tentu mereka akan disibukkan untuk membelanjakan uangnya, membeli mobil yang lebih bagus, rumah yang lebih besar/mewah, jalan-jalan ke luar negeri, beli ini dan itu. Pendeknya, mereka akan membeli gaya hidup yang mencerminkan mereka memiliki uang.
Daud adalah raja Israel yang besar dan diberkati Tuhan. Selain kekayaan melimpah, ia juga memiliki prajurit/pasukan yang kuat. Secara materi ia punya alasan membanggakan diri. Namun tidaklah demikian dengannya. Ia sadar semuanya karena campur tangan Tuhan semata, bukan karena kekuatan dan kegagahannya, sehingga ia tidak merasa perlu bersikap sombong atau meninggikan diri, sebaliknya ia berkata dalam 1 Tawarikh 29:11, “…Tuhan, punyamulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemahsyuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya Tuhan, punyaMulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala.” Sebagai pemimpin umat Tuhan yang diberkati, maka dalam ayat harian ini Daud memberikan proklamasi iman atas pekerjaan besar yang akan mereka lakukan, yaitu membangun Bait Allah. Sebelum Israel melihat dengan mata kepalanya sendiri bangunan megah Bait Allah yang sudah lama mereka nantikan itu, maka dalam ayat ini mereka berani memberi dan membawa persembahan mereka kepada Tuhan untuk mencapai tujuan, yaitu memiliki bangunan Bait Allah. Kesadaran mereka adalah sebuah proklamasi iman bahwa apa yang ada dalam hidup mereka itu sepenuhnya adalah di bawah kepemilikan Tuhan (1 Tawarikh 29:11-12).
Sumber segala kekayaan dan kemuliaan adalah TUHAN. Tuhan memberikan kita segala sesuatu dengan tujuan untuk kebaikan kita, sebab pemberian yang baik dan sempurna pasti datangnya dari Tuhan. Tuhan tidak pernah memberikan sesuatu yang jahat kepada anak-anak-Nya. Namun penggunaan dan pemanfaatan harta kekayaan dengan cara yang salahlah yang dapat merusak hidup kita dan sesama, bukan harta kekayaan itu sendiri. Sering terjadi ketika seseorang diberkati Tuhan secara melimpah, maka ia tidak semakin dekat kepada Tuhan dan mengasihi-Nya, malah makin menjauh dan meninggalkan Tuhan. Acapkali harta kekayaan juga membuat kita kurang berserah kepada Tuhan. Harta kekayaan begitu memikat hati dan teramat penting, dan akhirnya menjadi “tuan” yang baru, melebihi Tuhan yang adalah Pemberi berkat. “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Mat. 6:24). Inilah yang membawa seseorang kepada kehancuran dan kebinasaan kekal.
Ketika kita memiliki harta, maka kita harus minta kuasa untuk dapat menikmatinya. Ada orang yang diberi harta oleh Tuhan tetapi tidak bisa menikmatinya. Kita berusaha tapi jangan mengejar kekuasaan atau harta sebab kenyataannya banyak orang yang menderita karena harta. Manusia juga jika mati tidak membawa harta. Mintalah kepada Tuhan agar kita dapat menguasai diri untuk menikmati berkatNya. Dalam Pengkhotbah 6:1-2 dituliskan, “Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia: orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.” Oleh karena itu, jika kita diizinkan untuk memiliki kekayaan, kita harus sadar bahwa semuanya karena anugerah Allah saja. Sebab bagi umat Tuhan, harta dunia, apapun bentuknya, bukanlah tujuan akhir hidup ini. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 12:3
Tonduy, daging uhur ampa gogoh niin,
ulang bai na sambor, sai Bamu ma in!
Ningon gok Bamu ma au hinopkop-Mu.
ase saud martuah au jabolon-Mu.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS