1. Mandoding Haleluya No. 306:1
Huhamegahkon do in tongtong: Jesus Tuhanku rupeihu tongon;
Au parsimada tinobus-Nin napinabayu ni Tonduy in.
Marmegah-megah mandoding au, mamuji Jesus parholong in.
Marmegah-megah mandoding au, mamuji Jesus parholong in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Petrus 1:23
“Ai domma mangulaki tubuh nasiam, sedo humbani bonih na ra maseda, tapi humbani na so ra maseda do, ai ma marhitei hata na manggoluh anjaha na totap in, na humbani Naibata.”
“Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.”
4. Renungan
Suatu hari seseorang masuk ke dalam mobilnya dan menghirup aroma yang kurang enak. Bau dari sesuatu itu tidak menyenangkan. Namun setelah ia mengemudikan kendaraannya, aroma tersebut nampaknya mulai hilang dan ia berpikir bahwa aroma tersebut berasal dari luar, bukan dari dalam mobilnya. Di saat berikutnya, ketika ia kembali memasuki mobilnya, ia mencium aroma yang sama seperti sebelumnya. Ia merasakan suatu keanehan dan mulai menjalankan mobilnya lagi dan dengan segera aroma tersebut mulai hilang. Kembali ia berpikir bahwa mungkin aroma itu adalah sesuatu yang kebetulan saja muncul secara tidak terduga, gumamnya. Ketigakalinya ia memasuki lagi mobilnya, kali ini aroma yang sama nampaknya semakin kuat tercium. Ia berkesimpulan bahwa pasti ada sesuatu yang tidak beres dan ketika ia mengendarai mobilnya aroma itu sepertinya tidak lagi bisa hilang seperti sebelumnya, melainkan tetap bertahan di sana dan ia tetap dapat meneruskan perjalanannya dengan harapan aroma itu dapat segera hilang. Keempat kalinya ia memasuki mobilnya, ia tidak tahan lagi menghirup aroma yang semakin busuk dan sangat menusuk luar biasa. Kali ini ia harus berusaha menemukan apa dan dari mana sumber aroma yang menyengat itu. Ia mencari dan menelusuri tiap sudut interior mobilnya, mulai dari kantong dan kotak yang ada, dan ternyata sumber bau itu berasal dari bagian bawah jok mobilnya, di mana di sana terdapat satu kantong plastik yang di dalamnya terdapat buah pisang yang sudah menghitam, lembek, dan membusuk. Ia tidak tahu sudah berapa lama bungkusan plastik itu ada di sana, dan yang pasti itulah sumber dari aroma yang sangat tidak mengenakkan, yang membuat interior mobilnya dipenuhi bau busuk.
Begitulah juga gambaran dari dosa kita. Dosa sering tinggal dan berdiam dalam diri kita dan tetap di sana, bahkan seringkali tersembunyi dan tersamar. Kita sering membiarkannya ada di sana, mentolerirnya dan menganggap itu hal yang wajar bagi seorang manusia yang tidak sempurna seperti kita. Namun seiring waktu, dosa itu semakin merasuk dan masuk serta menguasai seluruh kehidupan kita. Pada gilirannya sampai kepada suatu titik yang tidak dapat lagi kita usung dan sangat memberatkan hidup kita. Kita tidak dapat lagi mentolerirnya dan kita membutuhkan sesuatu yang harus diselesaikan untuk mengenyahkannya dari dalam diri kita. Akibat dari dosa adalah maut dan kehancuran serta kebinasaan. Namun kita memiliki solusi dan jalan keluar untuk masalah keberdosaan kita. Seperti pisang yang semakin membusuk, demikian juga tubuh kita akan semakin melemah dan tidak berdaya. Ada konsekuensi dari dosa yang ada dalam diri kita, seiring berjalannya waktu. Namun kita sering mengabaikan, mentolerir, dan membiarkannya ada dalam diri kita.
Berita sukacita bagi kita melalui nas hari ini adalah bahwa Yesus telah menebus kita dari dosa-dosa kita. Ia memberikan nyawa-Nya agar kita memiliki hidup baru. Dengan Firman Allah, Roh Kudus menaburkan benih iman di dalam hati dan diri kita. Hasilnya, kita dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana untuk mewarisi kehidupan kekal. Kristus telah memberikan solusi terbaik bagi kita untuk menyelesaikan masalah terbesar dalam hidup kita. Selagi kita masih hidup di dunia, bisa saja kita masih sering jatuh ke dalam dosa, namun kita sudah semakin peka terhadap dosa dan semakin menjauhkan diri dari sana melalui pertobatan menuju kehidupan yang semakin diperbaharui dan dikuduskan. Amin.
5. Mandoding “Seperti yang Kau Ingini”
Bukan dengan barang fana Kau membayar dosaku.
Dengan darah yang mahal, tiada noda dan cela.
Bukan dengan emas perak Kau menebus diriku.
Oleh segenap kasih dan pengorbananMu.
Ku telah mati dan tinggalkan jalan hidupku yang lama.
Semuanya sia-sia dan tak berarti lagi.
Hidup ini kuletakkan pada mezbahMu, ya Tuhan.
Jadilah padaku seperti yang Kau ingini.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS