1. Mandoding Haleluya No. 1:1-2
Jahowa sihol pujionku, ai Ham do Naibata Sitompa au.
Sai suruh Tonduy-Mu hu bangku, mangajar au mamuji goranMu.
Marhitei-hitei Jesus AnakMu, ase dear dodingku hu Bamu.

 

Bai Anak-Mu bobahon ahu, ase Bamu iboban au homa.
Sorapkon Tonduy-Mu hu bangku, manogu au bai dalan na torsa.
Ase tongtong gok damei uhurhin, janah mesek mamuji goran-Mu.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: 1 Petrus 5:6
“Halani ai patoruh nasiam ma diri nasiam hu toruh ni tangan ni Naibata na gogoh in, ase ipagijang nasiam bani panorangni.”

 

“Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.”

 

4. Renungan
Bunda Teresa berkata, “Kerendahan hati adalah ibu dari semua sifat yang baik, dalam kerendahan hati kasih kita menjadi nyata.” Kerendahan hati adalah sikap terdamai yang memiliki makna dan dampak yang luar biasa. Firman Tuhan menekankan bahwa persekutuan hidup bersama semakin berarti dan berdampak jika semua yang ada di dalamnya memiliki sifat kerendahan hati. “Rendah hati” adalah kata lain dari “tidak sombong” dan “tidak memegahkan diri” yang adalah sifat dari kasih. Sikap rendah hati adalah sebuah sikap yang bebas dari kesombongan atau arogansi. Ini bukan kelemahan, melainkan keadaan pikiran yang menyenangkan Allah, karena Allah adalah kasih. Dalam teks ini rasul Petrus menuliskan, “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat.“ Bagi orang Yahudi, istilah “tangan Tuhan yang kuat” itu sangat umum. Kata ini paling sering digunakan berhubungan dengan pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Makna dari istilah tersebut menunjuk kepada kekuasaan Tuhan yang dahsyat yang menuntun umat yang sangat dikasihi-Nya ke tempat tujuan, asal saja umat-Nya mau dengan rendah hati dan setia menerima pimpinan-Nya. Dan tangan Tuhan yang kuat itu mampu berperang untuk mengalahkan musuh apapun juga yang mengganggu umat-Nya.

 

Namun sayangnya, masih banyak umat Tuhan yang seringkali masih “berlindung” dan mengandalkan kekuatan manusia yang mereka pikir lebih nyata dan lebih cepat pertolongannya. Sama seperti bangsa Israel, suatu kali ketika kesusahan datang, yang terpikirkan oleh mereka adalah langsung memutuskan untuk pergi ke Mesir meminta bantuan, meskipun nabi Tuhan sudah memperingatkan bahwa Tuhan punya cara untuk menolong mereka asalkan mereka mau duduk tenang di kaki Tuhan. Salah satu bentuk kesombongan adalah merasa nasihat diri sendiri adalah yang paling baik dibandingkan siapapun juga.

 

Bapa/ibu, dalam kehidupan kita masa kini juga, ada banyak hal yang membuat kita untuk meninggikan diri baik karena jabatan, harta, pengetahuan, kekuatan kita, seolah-olah apa yang kita miliki itu dapat menjadi sumber pertolongan dalam setiap fase kehidupan. Tapi melalui renungan hari ini kita diingatkan kembali bahwa kerendahan hati di bawah tangan Tuhanlah yang menuntun kita kepada pertolongan yang sejati dan kebahagiaan yang sesungguhnya. Karena kerendahan hati merupakan sarana terbaik untuk mempertahankan damai sejahtera Allah. Melalui kerendahan hati Ia juga akan memberikan lebih banyak lagi kasih karunia, hikmat dan berkat, serta Ia akan meninggikan kita. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 348:1+3
Sauhur sapanriah ma, ganup kuria in.
Marhasadaon nadear, ibagas Tuhan in.
Riap ma hita haganup, mamuji Tuhan rup.
Mardamei marsiurupan, marsihaholongan.

 

Ipasu-pasu Tuhan in ganupan hita on,
ase pongkut ma uhurmu marhorja pe ringgas.
Patoruh uhurmu homa bai Tuhan Naibata,
totap bani hata-Ni da, ibagas holong in.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS