1. Mandoding Haleluya No. 346:1+3
Roh panambari na gogoh, in ma Tuhanta Jesus.
Bai Tuhan in ma hita roh, sai malum ibaen Jesus.
Dear ni in barita in, malas ni uhur banggal in.
Sai ipuji uhurhin Jesus, Jesus, Jesus.

 

Na parngit bani goluhkon, ibuat Tuhan Jesus.
Antong ganup hasomankin, podas ma roh bai Jesus.
Dear ni in barita in, malas ni uhur banggal in.
Sai ipuji uhurhin Jesus, Jesus, Jesus.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Psalmen 146:8
“Jahowa do na mangungkab mata ni na mapitung, Jahowa do na pajongjong halak na dob ipatunduk, Jahowa do na mangkaholongi halak parpintor.”

 

“TUHAN membuka mata orang-orang buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk, TUHAN mengasihi orang-orang benar.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
sebuah artikel dalam jurnal Surgical Technology International (Teknologi Bedah Internasional) mengatakan bahwa menatap layar ponsel dengan posisi kepala tertunduk itu setara dengan menahan beban seberat 27 kg di leher. Jika kita memikirkan bahwa jutaan orang di seluruh dunia menghabiskan rata-rata 2-4 jam setiap harinya untuk membaca dan mengirimkan pesan pendek dengan ponsel mereka, tidak heran apabila makin banyak orang yang mengalami masalah pada leher dan tulang belakang mereka sebagai akibat dari kebiasaan tersebut.

 

Demikian juga yang kita alami dalam perjalanan hidup. Kehidupan yang serba kompleks sekarang dapat saja mendatangkan berbagai masalah dan pergumulan bagi kita. Terbebani oleh masalah dan pergumulan hidup sehari-hari juga dengan mudah membuat hati kita lesu dan tertunduk. Setiap orang memiliki permasalahan tersendiri, dan setiap orang juga memiliki kelemahan tersendiri. Tidak ada dari kita yang sempurna tanpa pergumulan dan kekurangan. Walaupun demikian keadaannya, kita harus tetap menjalani kehidupan ini walau apapun yang terjadi.

 

Seperti yang dituangkan Pemazmur dalam ayat harian ini, ia menyadari begitu rentannya kehidupan kita. Tetapi kita tidak boleh berhenti dalam situasi tersebut, karena kita harus melihat adanya pemeliharaan Tuhan dan pengharapan. Dengan jelas Pemazmur memberi kesaksian bahwa ternyata TUHAN tidak hanya menciptakan, melainkan Ia tetap membimbing dan melestarikan alam ciptaan-Nya dengan menjaga dan memelihara seluruh karya ciptaan tersebut. TUHAN Sang Pencipta itu adalah setia dan kasih serta kesetiaan-Nya itu berlangsung di sepanjang segala abad. Karya (penciptaan dan penyelenggaraan) TUHAN seperti dituliskan dalam ayat Mazmur 146:7, bahwa Tuhan yang menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas, yang memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Dengan nyata disebutkan bahwa TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung dan TUHAN yang menegakkan keadilan, terutama keadilan bagi orang-orang yang cenderung mudah menjadi korban (victim) dalam sebuah struktur atau tatanan masyarakat.

 

Tidak berhenti sampai di situ saja, dalam ayat harian ini semakin dijelaskan bagaimana Tuhan juga mampu untuk membuka mata orang buta (agar mereka bisa melihat), TUHAN menegakkan kepala orang yang tertunduk (entah karena malu ataupun sedih). Tidak hanya berhenti di situ saja, TUHAN pun mencintai orang-orang yang tidak bersalah (orang benar, ay. 8). TUHAN melindungi orang-orang asing, yatim dan kaum janda (Mazmur 146:9). Sebaliknya, TUHAN membengkokkan jalan orang-orang jahat dan orang fasik. Singkatnya, TUHAN tampil sebagai tokoh yang menjungkir-balikkan tatanan yang tidak adil, serta mengubah struktur masyarakat yang menindas.

 

Ketika kita merenungkan tentang pemeliharaan Allah, kuasa-Nya yang dahsyat, dan hati-Nya yang penuh kasih, maka jati diri kita sebagai umat ciptaan Tuhan akan diubahkan menjadi umat percaya yang dapat melayangkan pandangan kita kepada Tuhan dan memuji Dia. Kita sanggup melalui hari demi hari dengan menyadari bahwa “TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya, … [hingga] turun-temurun!” (Mazmur 146:10). Biarlah dengan ayat ini kita menaikkan keyakinan iman, dengan mengatakan, “Ya Tuhan, layangkanlah mata kami untuk menyaksikan kuasa dan kasih-Mu hari ini, sehingga kami dapat menegakkan kepala dan mengangkat hati kami dalam pujian yang penuh syukur kepada-Mu.” Amin.

 

5. Mandoding “Bapa Engkau Sungguh Baik”
Bapa Engkau sungguh baik, kasihMu melimpah di hidupku.
Bapa ku bert’rima kasih, berkatMu hari ini yang Kau sediakan bagiku.
Ku naikkan syukurku buat hari yang Kau b’ri.
Tak habis-habisnya kasih dan rahmatMu.
S’lalu baru dan tak pernah terlambat pertolonganMu.
Besar setiaMu di s’panjang hidupku.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS