1. Mandoding Haleluya No. 302:1-2
Puji hita Naibatanta, puji hita Anak-Nin.
Puji hita ‘ge Tonduyni, Sitolu sada do in.
Haleluya, Haleluya, Sitolu Sada do in.

 

Haleluya isombahkon, na porsaya hu Bamu.
Bai arian pakon borngin, idodingkon hu Bamu.
Haleluya, Haleluya, idodingkon hu Bamu.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: 1 Timoteus 2:5-6
“Ai sada do Naibata, anjaha sada do siholang ni Naibata pakon jolma, ai ma Jolma Kristus Jesus in, na mamberehon diri-Ni gabe tobus mangkopkop haganup, in ma sisaksihononkon bani panorang na dearhonsi.”

 

“Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.”

 

4. Renungan
Jemaat Tuhan,
nas kita hari ini adalah rangkaian nasihat dari rasul Paulus untuk Timotius agar tetap hidup di dalam doa dan menjadi pendoa dalam setiap pekerjaan misinya. Berdoa untuk semua orang, bahkan untuk para pemimpin. Salah satu alasan bagi rasul Paulus untuk menasihatkan Timotius agar tetap menjadi pendoa adalah karena pada saat itu posisi Timotius ada di kota Efesus. Umat Kristen yang ada di kota Efesus mempunyai pergumulan tersendiri karena mereka harus hidup berdampingan dengan orang-orang yang ada di Efesus yang memiliki pola hidup dalam penyembahan terhadap dewa dan dewi yang mereka legalkan untuk dipercayai. Tentu kondisi ini menjadi tantangan dan persoalan tersendiri bagi umat Kristen karena mereka harus berani mempertahankan iman mereka kepada Tuhan Yesus. Diperhadapkan dengan situasi yang seperti itu justru mendorong rasul Paulus untuk meneguhkan iman Timotius agar tidak berhenti dalam pekerjaan misinya. Untuk itu, kekuatan doa akan sangat meneguhkan dan menguatkannya, dan bukan hanya berdoa untuk dirinya, tetapi berdoa untuk semua orang dalam setiap pergumulan dan tantangan yang dihadapi oleh mereka.

 

Jemaat Tuhan,
lalu apa yang menjadi penekanan dalam nasihat yang diberikan rasul Paulus kepada Timotius? Hal yang ditekankan adalah tentang hakikat Tuhan Yesus sebagai Anak Allah yang esa, yang menjadi perantara Allah dengan manusia. Rasul Paulus ingin agar Timotius menekankan kepada umat Kristen yang ada di Efesus agar kembali kepada pemaknaan atas hakikat Allah yang esa. Esa menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah “tunggal; satu.” Tentu hal ini menekankan bahwa hanya ada Satu Allah yang layak dipercaya dan disembah. Setiap umat Kristen hanya akan memercayai satu Allah saja, tidak yang lain, dan tidak mencoba dengan yang lain, atau bahkan tidak terpengaruh dengan yang lain. Allah yang esa itu mengasihi umat-Nya dan mewujudnyatakan kasih-Nya dengan memberikan Anak-Nya sebagai perantara bagi Allah dan manusia. Kondisi manusia yang berdosa, yang selayaknya mendapat hukuman maut karena dosanya, disandingkan dengan misi Allah untuk menyelamatkan umat-Nya yang berdosa tersebut. Allah yang esa itu, menyatakan kasih-Nya dengan mengorbankan Anak-Nya, agar manusia itu diselamatkan. Dan ini adalah sebuah kebenaran yang harus diimani oleh umat Kristen. Dan buah dari iman umat Kristen adalah ketika mampu memperlihatkan ketaatan dan kesetiaannya kepada Allah yang esa.

 

Jemaat Tuhan,
hidup kita tidak selamanya berhadapan dengan hal-hal yang positif, yang menumbuhkan keteguhan iman kita, tetapi ada saatnya kita berhadapan dengan tantangan yang mungkin membuat kita berada pada sebuah pergumulan yang besar. Ada juga saatnya kita berhadapan dengan tantangan untuk mempertahankan eksistensi kita sebagai orang percaya. Tentu kita membutuhkan satu komitmen yang menggambarkan prinsip yang kuat dalam kehidupan kita dan sebagai bentuk menyatakan dan memperlihatkan keberimanan kita kepada Allah yang esa. Bila rasul Paulus menasihatkan Timotius untuk tetap berdoa bagi semua orang, untuk umat Kristen Efesus yang sedang bergumul, bahkan untuk para pemimpin, agar tetap menjaga keimanannya terhadap Tuhan Yesus, tentu itu juga yang seharusnya kita lakukan pada hari ini. Hidup dalam doa dan menjadi pendoa, agar semakin banyak orang teguh di dalam iman kepada Yesus yang telah mengorbankan diri-Nya untuk manusia yang berdosa. Bila Martin Luther menyatakan bahwa, “doa adalah nafas orang yang percaya,” maka hendaknya melalui nas hari ini kita semakin hidup dalam nafas kita umat Kristen. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 3071:1-2
Bani na martonggo ahu, hu Bamu o Tuhankin.
Ajar Ham ma au manjalo ganup na binere-Mu
Mangakuhon songon Jesus bani sitaronon-Nin.
Seng rosuhku pasaudonku pitah rosuh-Mu Tuhan.

 

Atap aha husurahon na dear bai goluhkon.
Bahen Ham au pambalosi bani ganup rosuh-Mu.
Mangakuhon ‘pa porsaya ‘ge galek pe uhurhon.
Seng rosuhku pasaudonku pitah rosuh-Mu Tuhan.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS