
1. Mandoding Haleluya No. 107:1+6
Irikkon nasiam ma Au, sonai nini Tuhanta.
Sai parnalang ma dirimu, Hatangku malah harga.
Sai mambur bahenlah ganup, parlahoumin na so talup.
Na manghargahon hosahniin, in do mansedahonsi;
Sagala na marnalang in, in do pagoluhkonsi.
Na so mamorsan silang in, na so talup be Bangku in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Petrus 4:13
“Tapi malas ma uhur nasiam, anggo saor nasiam bani sitaronon ni Kristus in, ase bani partalar ni hasangapon-Ni ai marmalas ni uhur homa nasiam anjaha marolob-olob.”
“Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.”
4. Renungan
Ketika kita menderita karena sesuatu dan atau lain hal, apakah yang akan kita lakukan? Semua orang pasti mengalami penderitaan, tapi bagaimana respons terhadap penderitaan sangatlah beragam. Ketika seorang bayi menderita, maka mereka akan menangis dengan sekerasnya. Namun ada juga orang yang menginginkan dan mengharapkan terbebas dari penderitaan apapun itu dalam hidupnya. Orang seperti itu ketika didera penderitaan seringkali menjadi lemah, down, dan putus asa. Melalui suratnya, rasul Petrus berulang kali membicarakan penderitaan selaku pengikut Kristus dan dalam nas hari ini ia menyatakan kesimpulan tentang hal itu dengan mengatakan bahwa seharusnya kita bersukacita jika kita masih diperkenankan turut ambil bagian dalam penderitaan Kristus. Mengapa ia mengatakan itu? Apa maksudnya? Bagaimana kita menyikapinya?
Rasul Petrus berbicara kepada orang Kristen selaku persekutuan tubuh Kristus yang harus berhadapan dengan dunia kegelapan di sekitar mereka. Memang sangatlah sulit hidup di antara orang-orang yang tidak menyukai kita bahkan yang memperlakukan kita secara tidak adil. Seringkali kita diperhadapkan dengan situasi seperti itu karena berbagai faktor, misalnya karena perbedaan ras dan suku, ada juga karena tingkat ekonomi yang berbeda, pendidikan dan kelas sosial; sementara bisa juga karena suatu kelompok memiliki keinginan yang sama yang menjadikan mereka berbeda dengan orang kebanyakan. Dalam konteks ini, hal serupa dialami pengikut Kristus yang sama-sama memiliki iman kepada-Nya. Mereka tidak hanya sekedar orang beriman dan akrab yang semua orang pasti dapat menerimanya tetapi yang menjadi persoalan adalah bahwa mereka harus mengaktualisasikan imannya dalam kehidupan nyata, sehingga hal tersebut mengakibatkan adanya jurang pemisah antara pengikut Kristus dan yang bukan pengikut Kristus. Akibatnya, misi dan tugas panggilan yang diemban orang percaya menjadi beban berat dan derita yang harus dipikul. Kita dapat menjadi lelah, lemah, bahkan malu selaku pengikut Kristus.
Namun nas hari ini mengingatkan bahwa kita harus dikenal sebagai orang yang penuh sukacita. Persekutuan dan kebersamaan kita walaupun harus menderita seyogyanya penuh dengan sukacita karena Kristus. Penderitaan yang kita alami karena Kristus adalah suatu pertanda bahwa kita adalah orang-orang yang sangat berharga di mata Tuhan. Itu merupakan barometer bagi Allah untuk membedakan siapa yang benar-benar milik Kristus dan yang bukan. Penderitaan janganlah pernah menjadi alasan untuk menyerah dan mundur, tapi seyogyanya membuat kita semakin mempersembahkan diri kepada Tuhan Pencipta yang setia dan kita harus terus melanjutkan segala perbuatan baik. Maka, walaupun kita harus menderita karena Kristus, rasul Petrus mengatakan “Bersukacitalah, bersukacitalah dalam penderitaan.” Mengapa? Karena inilah pengalaman yang paling membahagiakan, yaitu turut ambil bagian dalam penderitaan Kristus. Semakin kita menderita seperti Ia, maka semakin kita bersukacita karena penderitaan-Nya adalah demi menyelamatkan orang berdosa, pengorbanan diri, kerendahan hati, luka, dan kesepian demi orang lain.
Menderita seperti dan bagi Kristus serta orang lain adalah suatu kemuliaan dan kebahagiaan yang penuh dengan sukacita. Kiranya Tuhan membuka hati kita untuk menerima firman-Nya hari ini. Semoga Allah menolong kita agar dengan penuh sukacita kita mau ambil bagian dalam penderitaan Kristus dan dipenuhi dengan pengharapan ketika kemuliaan-Nya dinyatakan. Dan kiranya Ia menolong kita membangun persekutuan yang sejati di dalam Kristus yang saling menguatkan satu sama lain dalam menunaikan tugas panggilan-Nya bagi kita. Amin.
5. Mandoding “Saya Mau Ikut Yesus”
Saya mau ikut Yesus. Saya mau ikut Yesus, sampai s’lama-lamanya.
Saya mau ikut Yesus. Saya mau ikut Yesus, sampai s’lama-lamanya.
Meskipun saya susah, menderita dalam dunia.
Saya mau ikut Yesus, sampai s’lama-lamanya.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS