1. Mandoding Haleluya No. 107:1+3
Irikkon nasiam ma Au, sonai nini Tuhanta.
Sai parnalang ma dirimu, hatangKu malah harga.
Sai mambur bahenlah ganup, parlahoumin na so talup.

 

Hupatuduhkon dalan in, sisimbilonkonnima,
Ganup geduk ni uhurmin sipaubahonnima;
‘Se tong pansing ma tonduymin, ronsi rotap ni hosahmin.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: 2 Musa 23:8
“Seng bulih jaloonmu sisip, ai papitung na marpangidah do sisip, anjaha papeol parkara ni halak parpintor.”

 

“Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
saat ini, salah satu fenomena paling besar di dunia yang menyebabkan persoalan besar bagi umat manusia adalah korupsi. Dalam Alkitab kita menemukan banyak sekali peringatan untuk menjauhkan diri kita dari fenomena ini. Salah satu diantaranya adalah nas kita hari ini. Di sini dikatakan tentang bagaimana suap dapat membuat mata orang-orang yang melihat menjadi buta dan melahirkan suatu kejahatan melawan orang-orang benar. Lebih daripada itu, Firman Tuhan lebih banyak berbicara tentang orang-orang yang menerima suap daripada orang-orang yang memberi suap. Banyaknya orang-orang yang suka menerima suap menjadi suatu alasan bahwa hal seperti itu adalah hal yang lumrah dan soal biasa, sehingga menciptakan suatu suasana kehidupan di mana memberi suap atau menyertakan sejumlah uang sebagai “pelicin” seakan-akan adalah hal yang normal dan wajar. Lain halnya jika kita memberikan penghargaan karena pekerjaan atau prestasi seseorang yang demikian baik. Tetapi suap seringkali justru diberikan di awal bahkan jauh sebelum suatu pekerjaan itu dilakukan.

 

Dalam kitab Yesaya 5:22-23 dikatakan, “Celakalah mereka yang menjadi jago minum dan juara dalam mencampur minuman keras; yang membenarkan orang fasik karena suap dan yang memungkiri hak orang benar.” Suap adalah merupakan suatu perbuatan jahat yang membenarkan orang bersalah dan menghukum orang yang benar. Dalam Amsal 17:23 juga dikatakan, “Orang fasik menerima hadiah suapan dari pundi-pundi untuk membelokkan jalan hukum.” Kebenaran seringkali diabaikan oleh karena suap dan oleh karena itu hukum dan keadilan hanya dapat diberlakukan dengan baik apabila korupsi tidak terjadi di sana. Mazmur yang sangat indah, Mazmur 15 menggambarkan karakter dan sifat yang harus dimiliki setiap orang benar. Di sana dikatakan, “TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi; yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.” Maka salah satu karakter dan sifat orang-orang benar adalah kemampuannya menolak pemberian apapun yang tidak pada jalannya. Korupsi dapat menyebabkan seseorang kehilangan identitas dirinya selaku orang benar oleh pembenaran Tuhan.

 

Firman Tuhan hari ini dan juga bagian Alkitab lainnya mengingatkan kita, “Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar” (Ul. 16:19). Oleh sebab itu jaga dan peliharalah kebenaranmu, penuhilah dengan kekudusan Injil dan pasti hidupmu akan diberkati Tuhan. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 108:1-2
Sanggah holong tong Tuhanta, na mangidah hita on.
Imbang hita ma dirinta tanda jora hita on.

 

Sai tundali na madorsa, sai dompakkon Naibata,
Tanda na tongon porsaya ho bai Tuhan Naibata.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS