1. Mandoding Haleluya No. 123:1-2
Hu nagori atas do pardalanta in.
Ganup na pininta lo dapot ma ijin.
Anggo ijon, mubah-ubah do ganup,
seng sadiha na talup i tanoh on.

 

Hu nagori atas in sai na tonggor bei,
bai siang ni ari in age borngin pe.
Botul baen in sai martonggo ho gogoh.
‘se marulih homa ho bai Jesus in.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: Pangungkabon 11:15
“Dob ai isompul malekat na papituhon ai ma tarompitni, jadi masa ma sora na gogoh i nagori atas, na mangkatahon: Domma ondos bani Tuhanta pakon bani Kristusni harajaon ni dunia on, manrajai ma Ia ronsi sadokah ni dokahni.”

 

“Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: “Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.”

 

4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
pada masa awal gereja berdiri, ia selalu diperhadapkan dengan penganiayaan dan penderitaan. Demikian juga jemaat-jemaat di mana surat Wahyu Yohanes ditujukan. Mereka menderita oleh karena memilih beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Wahyu Yohanes memberi kekuatan dan pengharapan pada umat untuk tidak takut mengalami penderitaan, sebab pada akhirnya Yesuslah yang akan memberi kemenangan. Ada kemenangan, sehingga kerajaan-kerajaan dunia menjadi kerajaan-kerajaan milik Allah dan milik Dia yang diurapi. Kemenangan ini mengacu pada masa di mana Allah memegang kekuasaan yang besar (Why. 11:7). Meski kemudian terjadi perlawanan kembali dari musuh-musuh Allah, pada akhirnya semua kuasa yang melawan Allah itu akan dikalahkan dan mengalami penghukuman terakhir (Why. 11:18). Dalam pesta kemenangan itu “terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatan tabut perjanjian-Nya” (Why. 11:19).

 

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
dalam bacaan Alkitab kita hari ini, konteks ayat-ayat bacaan kita hari ini adalah ketika malaikat meniup sangkakala yang ketujuh, yaitu yang terakhir dari ketujuh sangkakala. Jika kita melihat ayat-ayat sebelumnya, lima sangkakala sebelumnya berbicara mengenai bencana yang akan terjadi di dunia ini, dan sangkakala keenam berbicara mengenai bangkitnya dua saksi Allah. Ketika sangkakala ketujuh ditiup, dikatakan bahwa terdengar suara nyaring di dalam surga (ay. 15a). Suara itu menyatakan bahwa pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Ia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya (ay. 15b).

 

Sejak Yesus mati dan bangkit, maka kuasa Iblis dikalahkan. Ia kembali memegang kendali atas pemerintahan dunia ini. Tentu Tuhan Yesus adalah Raja yang memerintah dalam kerajaan Allah. Namun kematian dan kebangkitan-Nya menjadi bukti nyata bahwa dunia ini kembali berada di bawah pemerintahan Allah atau menjadi bagian dari kerajaan Allah kembali. Ketaatan-Nya yang sempurna hingga mati di atas kayu salib membuat kemenangan atas kuasa Iblis di dunia ini.

 

Dalam Wahyu pasal 11 dapat dilihat bahwa para tua-tua di dalam Kerajaan Surga juga menyatakan hal yang sama, yaitu bahwa Tuhan telah memangku kuasa yang besar dan mulai memerintah sebagai raja (ay. 16-17). Tentu ini tidak merujuk pada masa lalu (sebelum dunia dijadikan), tetapi lebih merujuk pada kemenangan Kristus yang membuat-Nya menjadi Raja atas langit dan bumi. Artinya, sejak kematian dan kebangkitan Kristus, dunia ini ada di dalam pemerintahan Allah secara mutlak. Sesungguhnya Tuhan akan melenyapkan langit dan bumi yang sekarang ini, dan menyediakan suatu langit yang baru dan bumi yang baru bagi orang-orang benar. Jadi segala macam pergolakan dunia, perang, wabah penyakit, resesi ekonomi, dan kondisi-kondisi sulit lainnya harus kita pandang sebagai “peringatan Tuhan” kepada manusia bahwa dunia ini akan berakhir, namun Ia telah menyiapkan suatu dunia yang baru, yang kekal, dimana tidak ada lagi air mata di sana. Namun tentu, hanya orang-orang benar sajalah yang diperkenankan masuk ke dalam dunia yang akan datang tersebut.

 

Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kedatangan Kerajaan Allah dalam dunia ini tentu disambut dengan sukacita oleh orang-orang benar. Dikatakan bahwa hamba-hamba Tuhan, para nabi, orang kudus, dan semua orang yang takut kepada Tuhan akan bersukacita dan menerima upahnya. Di sisi lain, bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan justru akan bersikap sebaliknya. Mereka tidak akan bersukacita atas pemerintahan Tuhan Yesus tetapi justru marah. Namun demikian, akan tiba waktunya dimana amarah atau murka Tuhan akan dinyatakan kepada bangsa-bangsa yang marah tersebut, yang mungkin selama ini telah membunuh orang-orang benar, para nabi dan hamba-hamba Tuhan. Dalam hal ini Tuhan akan membinasakan orang-orang jahat namun akan menyelamatkan orang-orang yang hidup benar (ay. 18). Allah mengenal siapa milik kepunyaan-Nya. Ia juga tahu membedakan siapa yang bukan milik-Nya. Ia mengizinkan umat-Nya berada dalam tekanan sampai kedatangan Putra-Nya sebagai Raja yang penuh kemuliaan. Amin.

 

5. Mandoding Haleluya No. 102:1+3
Ham tongtong ihutkononku Jesus Sipagoluh au.
Seng anjai tadingkononku Ham na paluahkon au.
Humbai haganup dousangku pakon humbai uhum in.
Na tongtong habiaranku ibaen pardousaonkin.

 

Atap aha pe na masa, malas uhur, pusok pe,
jolomanku na mangharga na marholong atei pe;
Ai sadokah au manggoluh, ‘ge dob bois bohalhon,
ningon Ham, o Sipagoluh, pujionku sai tongtong.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS