PEMATANGSIANTAR.GKPS.OR.ID. Pelatihan pengisian database jemaat yang sampai saat ini masih terus dikerjakan oleh Biro Litbang GKPS, pada Rabu (1/6) pagi kembali digelar, bertempat di Gedung Gereja GKPS Tebing Tinggi, Jl. Sisingamangaraja, yang diikuti lebih dari 100 orang peserta perwakilan jemaat se Distrik V.

Pelatihan ini dipimpin langsung oleh Kepala Biro Litbang GKPS Pdt. Posma Purba, dengan mengundang Dalan Sembiring yang merupakan konsultan dan juga trainer database jemaat, serta dibantu Pdt. Nina Saragih, Pdt. Indah Saragih, Vik. Pdt. Frans Purba serta Nuriani Purba. Turut hadir Praeses GKPS Distrik V Pdt. Renni Damanik, Pendeta GKPS Resort Tebing Tinggi I Pdt. Rudiaman Saragih, dan juga para Pendeta, Penginjil dan Vikar Pendeta se-Distrik V, serta Anggota Sinode Bolon GKPS Resort Tebing Tinggi I St. Arwin H. P. Silangit.

 

Rangkaian acara pelatihan database kali ini diawali dengan kebaktian pembuka yang dilayani oleh Pdt. Rudiaman Saragih (Liturgis) dan Pdt. Renni Damanik (Khotbah).

Dalam khotbahnya yang dikutip dari Injil Lukas 17:10, Pdt Renni menyampaikan bahwa semua peserta pelatihan yang hadir saat itu adalah hamba Yesus Kristus yang sejatinya harus menghidupi segenap perintah Yesus.

“Kristus adalah kepala Gereja, dia adalah tuan dan juga Tuhan kita. Untuk itu lakukanlah apa yang Tuhan perintahkan. Dan pengerjaan sensus serta p

engisian database juga harus kita maknai sebagai perintah Tuhan Yesus, sebab database akan membantu kita menjadi gereja yang berdampak”, terang Pdt. Renni.

Dalam khotbahnya, Pdt. Renni juga menyampaikan bahwa hampir 25 tahun ia sebagai Pendeta, pelatihan database jemaat seperti ini, baru pertama kali dilakukan di GKPS. Oleh sebab itu, ia berpesan agar seluruh peserta tidak menyia-nyiakan kesempatan berharga ini.

Sementara itu Pdt. Posma dalam sambutannya menerangkan bahwa pembuatan database merupakan wujud dari salah satu program litbang yang digariskan dalam Renstra GKPS 2020-2025.

“Database adalah sekumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer yang dapat diolah melalui perangkat lunak program atau aplikasi untuk menghasilkan informasi. Data itu sebenarnya sudah ada di jemaat-jemaat, seperti warta jemaat yang di dalamnya berisi laporan perjalanan kegiatan dan keuangan. Dan hal ini harus kita kumpul secara sistematis, sebagaimana yang tertuang dalam Renstra GKPS 2020-2025”, ucap Pdt. Posma.

Mengenai alur kerja pengisian database, Pdt. Posma memulai dari PHMJ di jemaat-jemaat untuk membuat tim database. Tim nantinya bekerja untuk mensensus dan mengentry data, dan apabila telah rampung, database itu disalin dan dikirim ke Biro Litbang GKPS.

“Kunci keberhasilan program database ini adalah PHMJ. Untuk itu kami menyarankan agar PHMJ di masing-masing jemaat membentuk tim databasenya, yang terdiri dari petugas sensus dari kalangan majelis, terutama parjumatanganan (sel grup). Hasil sensus dikirim ke operator yang berasal dari kaum namaposo (orang muda.red) untuk dientry datanya, kemudian hasilnya di kirim ke Pengurus Resort dan ke Biro Litbang dalam bentuk copy-an data yang telah dimasukkan ke dalam flashdisk”, terang Pdt. Posma sembari mempersilahkan konsultan untuk memberi penjelasan lebih lanjut tentang pengisian database jemaat.

Sebelum Dalan Sembiring menerangkan lebih jauh tentang pengisian data, ia terlebih dahulu membagi aplikasi database jemaat yang sudah dikerjakan oleh Biro Litbang untuk diuduh di laptop masing-masing peserta.

Kami melihat para peserta cukup antusias untuk segera masuk ke aplikasi database yang sudah dishare di WAG yang baru saja dibuat oleh Pdt. Indah sesaat sebelum Pdt. Posma menyampaikan sambutannya. Bahkan ada peserta yang mungkin karena antusiasnya, ingin segera melihat dan mengisi setiap kolom di database jemaat yang baru mereka unduh. Antusiasme peserta pelatihan ini pun berlanjut hingga sesi tanya-jawab, baik untuk lebih memahami setiap kolom pun demikian memberi masukan guna penyempurnaan database jemaat ini.

Pada sesi yang diberikan kepadanya, Dalan Sembiring menuntun para peserta yang dibantu oleh tim database untuk masuk dan memahami setiap kolom yang telah disusun. Menariknya, dari salah satu kolom marga, terlihat sifat keterbukaan GKPS menerima sesorang atapun keluarga sebagai warga jemaatnya. Warga GKPS bukan hanya marga Simalungun saja namun juga ada marga-marga lainnya seperi Karo-karo, Laoli, bahkan ada suku tionghoa.

Selain itu, pada kolom pekerjaan, tercantum profesi jemaat yang lebih spesifik lagi seperti Petani Kopi, Petani Jagung, dan lainnya.

Agar database yang sudah dibuat dengan mahal ini tidak sia-sia, Dalan menggariskan dua poin penting pengisian data terletak pada proses sensus keluarga dan sensus pribadi.

“Sebagaimana yang dikatakan pak Pdt. Posma sebelumnya, tim database jemaat harus setia melakukan sensus dan mengisi data di aplikasi. Tindakan ini harus simultan dikerjakan. Tak perlu menunggu pensensusan selesai, baru operator bekerja. Jikalau demikian dilakukan maka database jemaat ini akan lambat hasilnnya”, terang Dalan yang juga konsultan aplikasi keuangan kantor Sinode GKPS ini.

Setelah hampir 4 jam lamanya Dalan berbagi informasi tentang aplikasi database jemaat, ia menutup dengan satu keyakinan, database adalah representasi kebenaran.

“Saya suka dengan kebenaran. Bagi saya yang sudah lama berkecimpung dalam bidang ini, saya yakini database merupakan representasi kebenaran, sebab di dalamnya ada fakta yang disajikan terkait keberadaan warga jemaat. Dengan GKPS memiliki database, maka kebenaran itu akan meningkatkan sumberdaya dan kualitas manajemen di GKPS”, pungkas Dalan.

Sebelum sosialisasi dan pelatihan ditutup di dalam doa oleh Praeses Distrik V, Pdt. Posma mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang baik dari Praeses, Pendeta, Penginjil, PHMJ se-Distik V, dan sambutan yang hangat dan bersahabat dari GKPS Tebing Tinggi, serta kepada para peserta pelatihan yang telah datang dari 10 Resort dan 46 jemaat di Distrik V.

“Aplikasi database jemaat yang sudah dibuat ini merupakan hal dan pikiran yang kecil bagi GKPS. Namun kami yakini hal ini sebagai langkah awal untuk menggapai mimpi kita bersama bahwa GKPS harus siap memasuki dan mengambil peran di era digital ini, dan karenanya GKPS harus dibangun dengan baik, dengan sistem yg baru dan sesuai zaman” ujar Pdt. Posma mengakhiri. (bgs/hks).