1. Mandoding Haleluya No. 327:1+4
Marpangunsandeian bani Tuhan in, puji sai pasangap ma Goran-Ni in.
Monang halani Hata-Ni Tuhan in, mangarapkon parpadanan in.
Sai mangarap bani padan ni Tuhanta Jesus Kristus.
Sai mangarap ma hita bai partobusan-Ni in.
O hasoman anggo sihol ho sonang, ingat ma padan ni Tuhan in tongtong.
Ai ma jolomanmu tenger uhurmin, das bani parroh ni Tuhan in.
Sai mangarap bani padan ni Tuhanta Jesus Kristus.
Sai mangarap ma hita bai partobusan-Ni in.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: Haggai 2:8 (Hagai 2:9)
“Ahu do simada pirak anjaha Ahu do simada omas,” nini Jahowa Zebaot.”
“Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam.”
4. Renungan
Jemaat Tuhan,
lagu “Jangan Pernah Menyerah,” memiliki kisah nyata dari penciptanya, yaitu Edward Chen, yang bahagia atas kelahiran anaknya pada tanggal 22 Februari 2009. Ia dan istrinya, Agnes Prawoto, memberi nama anak mereka Justin Faith Chen. Pada usia 2 tahun, Faith menderita penyakit pada perutnya. Sebegitu sakit yang dirasakan Faith, sehingga membuatnya selalu berguling-guling di lantai saat merasakan sakit tersebut. Setelah diperiksa dan dilakukan kolonoskopi, ternyata ditemukan polip yang sebagian besar telah menutupi usus besar Faith, sehingga dilakukan operasi selama 1 jam. Saat operasi, Faith mengalami pendarahan dan sesak nafas. Kondisi itu tidak membuat orang tua Faith dan juga Faith menyerah, mereka tetap bersandar dan berpengharapan kepada Tuhan, sehingga akhirnya Tuhan yang penuh kasih memberikan kesembuhan kepada Faith, dan akhirnya Faith menjadi pelayan Tuhan melalui suara indahnya. Lagu ini juga kerap dinyanyikan saat Basuki Tjahaja Purnama menghadapi kasus “pelecehan agama” dalam sidang-sidang yang dihadapinya. Lagu penyemangat yang menginspirasi agar tetap bersemangat menanti mujizat Tuhan.
Jemaat Tuhan,
agaknya penyemangat yang sama disampaikan Allah Zebaot kepada bangsa Yehuda yang sekembalinya mereka dari pembuangan Babel, mendapati Bait Suci yang dibangun oleh raja Salomo di Yerusalem telah porak poranda. Bait Suci adalah suatu hal yang sangat penting bagi mereka, karena Bait Suci adalah simbol kehadiran Allah di tengah-tengah kehidupan mereka. Saat mereka akan membangun kembali Bait Suci, banyak kendala yang mereka hadapi, termasuk bangsa-bangsa lain yang tidak menginginkan bangsa Yehuda kembali bangkit. Maka, selama 15 tahun pembangunan Bait Suci tidak mengalami kemajuan (Ezra pasal 1-4). Kendala lain adalah kondisi bangsa Yehuda yang baru pulang dari pembuangan memiliki keterbatasan untuk membangun Bait Suci, sama seperti Bait Suci yang dibangun oleh raja Salomo sebelumnya. Mereka tidak memiliki harta benda, emas, dan perak yang dapat mereka berikan untuk menopang keberlangsungan pembangunan Bait Suci. Dan pada saat itulah Allah berfirman bahwa Allah adalah pemilik segalanya, alam semesta dan segala isinya adalah kepunyaan Allah. Maka yang seharusnya dilakukan oleh bangsa Yehuda adalah terus melanjutkan pembangunan Bait Suci, jangan menyerah karena sejatinya mereka tidak pernah kekurangan karena Tuhan mereka akan mencukupkan semua, menyediakan sumber daya apapun yang dibutuhkan dalam pelayanan, hingga kelak Bait Suci itu akan melebihi kemuliaan Bait Suci raja Salomo. Ia akan memberi kekuatan dan mencukupkan bangsa itu untuk menyelesaikan Bait Suci, dan janji itu dinyatakan melalui penegasan bahwa Allah pemilik emas dan perak, material yang dibutuhkan bangsa itu untuk Bait Suci. Dan inilah yang menjadi dasar bagi bangsa Yehuda untuk tidak patah semangat dan terus maju. Jika Tuhan yang Mahakuasa, Sang pemilik pelayanan, berjanji untuk menyertai mereka, apa lagi yang mereka khawatirkan?
Jemaat Tuhan,
Paul G. Stoltz dalam bukunya, yang berjudul Adversity Quotient, menjelaskan bahwa selain IQ (Intelligence Quotient/kecerdasan pikiran) dan EQ (Emotional Quotient/kecerdasan emosi), ada satu lagi kecerdasan yang dibutuhkan oleh seseorang dalam meraih sukses, yaitu AQ. AQ (Adversity Quotient) mengukur ketahanan seseorang terhadap rintangan yang dihadapi dan menggunakan seluruh kemampuannya untuk mengatasinya. Agaknya dalam menjalani kehidupan, unsur AQ adalah hal yang perlu kita gali, sehingga kita tidak gampang menyerah bila menghadapi masalah, dan kita fokus pada janji penyertaan Tuhan yang kelak akan membuat kita menjadi pelayan Tuhan yang tangguh dalam menjalani kehidupan, meskipun hidup kita diwarnai ATM (Ancaman, Tantangan, dan Masalah). Benar bahwa ada dalam fase kehidupan, kita berhadapan dengan kesulitan, kekhawatiran, sangsi karena pergumulan yang kita alami. Tetapi Allah kita adalah Allah yang mahakuasa, yang akan mencukupkan semuanya. Maka jangan menyerah dan tetaplah percaya kepada-Nya. Amin.
5. Mandoding “Jangan Pernah Menyerah”
Tuhan tak pernah janji, langit selalu biru.
Tetapi Dia berjanji selalu menyertai.
Tuhan tak pernah janji jalan selalu rata.
Tetapi Dia berjanji berikan kekuatan.
Jangan pernah menyerah, jangan berputus asa.
Mujizat Tuhan ada, saat hati menyembah.
Jangan pernah menyerah, jangan berputus asa.
Mujizat Tuhan ada, bagi yang setia dan percaya.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS