1. Mandoding Haleluya No. 107:1+3
Irikkon nasiam ma Au, sonai nini Tuhanta.
Sai parnalang ma dirimu, hatangKu malah harga.
Sai mambur bahenlah ganup, parlahoumin na so talup.
Hupatuduhkon dalan in, sisimbilonkonnima.
Ganup geduk ni uhurrnin sipaubahon nima;
‘Se tong pansing ma tonduymin, ronsi rotap ni hosahmin.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Petrus 2:21
“Ai hujin do nasiam tardilo, ai Kristus pe manaron na marsik do halani nasiam,
mambere siusihan bani nasiam, ase iirikkon nasiam bokas ni nahei-Ni.”
“Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu
dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
dalam dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa, penderitaan menjadi hal biasa bagi kita (Kej. 3:16-19). Walaupun demikian, bukan berarti penderitaan mudah untuk ditahan, apalagi dihadapi dengan cara yang benar. Sebagian orang memilih untuk melarikan diri dari masalah. Sebagian memilih bertahan, namun sambil menyalahkan diri sendiri, orang lain, atau keadaan. Sebagian lagi berpura-pura seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Salah satu penderitaan terberat adalah diperlakukan secara tidak adil tanpa alasan yang benar atau menderita karena kebenaran. Hukuman yang ditanggung seseorang memang berat, tetapi jauh lebih berat apabila kesusahan menimpa kita tanpa kita melakukan kesalahan sebelumnya. Bagaimana seharusnya kita merespons penderitaan kita?
Teks kita hari ini akan memaparkan keteladan Yesus Kristus pada saat Ia menghadapi penderitaan yang tidak seharusnya Ia tanggung. Ayat harian ini diawali dengan kata “untuk itulah” (ai hujin do, bahasa Yunani = eis touto). Kata ini merujuk balik pada penderitaan karena kebenaran di ayat 19-20. Dengan pernyataan ini rasul Petrus menegaskan bahwa orang-orang Kristen tidak dikecualikan dalam hal penderitaan. Hal ini sangat berbeda dengan tawaran yang sering disampaikan oleh konsep teologi kemakmuran yang memberitakan kenyamanan hidup secara jasmaniah. Dengan jelas, rasul Petrus bersikap realistis terhadap kehidupan di dunia yang memang sudah berada dalam keadaan berdosa. Tetapi tidak bermaksud untuk lari dari penderitaan dan menutupi situasi penderitaan yang dialami manusia, sebaliknya, ayat harian ini menjelaskan konsep penghiburan yang sejati dalam menghadapi penderitaan sesuai teladan Kristus.
Konsep ajaran yang diberikan rasul Petrus dalam menghadapi penderitaan adalah dengan memahami bahwa ada panggilan Allah untuk kita (ayat 21a). Penderitaan karena kebenaran bukanlah kecelakaan atau kebetulan, melainkan panggilan. Orang-orang Kristen memang dipanggil untuk itu. Sama seperti Allah secara berdaulat telah memanggil mereka kepada keselamatan di dalam Yesus Kristus (1 Petrus 1:15; 2:9), demikianlah mereka juga dipanggil untuk menderita bagi kebenaran (1 Petrus 2:21a). Kemudian, yang harus kita pahami adalah berkaitan dengan penderitaan Kristus (ayat 21b). Ketika kita menderita karena kebenaran, maka sesungguhnya kita tidak sendirian. Kita bahkan bukan yang pertama mengalaminya. Tuhan Yesus Kristus sudah pernah melewatinya. Dengan ini rasul Petrus menjelaskan bahwa dengan iman percaya kita mengetahui bahwa sudah ada Tuhan Yesus yang melewati dan memenangi pergumulan melawan penderitaan. Maka itu merupakan fondasi dan merupakan penghiburan besar. Sebab ketika kita menderita, kita cenderung merasa sendirian dan merasa sebagai orang yang paling susah di bumi ini. Dan situasi berpikir seperti ini hanya membuat kesusahan kita semakin besar. Pekerjaan keselamatan yang melalui penderitaan yang dilakukan Kristus bukan hanya sebagai penghiburan, melainkan keteladanan. Ini bukan hanya demonstrasi ketahanan untuk dikagumi, melainkan kemenangan untuk diikuti, sehingga ketika penderitaan yang kita alami karena mengikut Kristus harus kita jadikan untuk memberikan teladan. Kata memberikan teladan dalam bahasa Yunani adalah hypogrammos. Kata ini biasanya digunakan seperti titik-titik berbentuk sebuah huruf yang menolong anak-anak untuk belajar menulis huruf. Anak-anak tinggal mengikuti pola yang sudah ada.
Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa Kristus sudah menjalani dan meninggalkan jejak yang jelas. Kita tidak usah bingung menebak. Kita tidak perlu resah menerka. Semua sudah ada di depan. Tugas kita hanyalah mengikuti jejak itu dengan setia. Rasul Petrus tentu saja tidak menganggap penderitaan kita benar-benar identik dengan penderitaan Kristus. Mirip, namun tidak serupa. Kristus tidak memiliki dosa sepanjang hidup-Nya (1 Petrus 1:20; 2:22-23), sedangkan kita mungkin hanya tidak bersalah dalam penderitaan yang kita alami. Kita memahami bahwa penderitaan dan ketabahan Kristus benar-benar mendamaikan kita dengan Allah (1 Petrus 1:18-19; 2:24; 3:18), sedangkan penderitaan dan ketabahan kita hendaklah kita pakai menjadi sarana orang lain mengenal dan memuliakan Allah. Amin.
5. Mandoding Kidung Jemaat No. 376:1+3
Ikut Dikau saja Tuhan, jalan damai bagiku;
Aku s’lamat dan sentosa hanya oleh darahMu.
Aku ingin ikut Dikau dan mengabdi padaMu:
dalam Dikau, Jurus’lamat, ‘ku bahagia penuh!
Ikut dan menyangkal diri, aku buang yang fana,
hanya turut kehendakMu dan padaMu berserah.
Aku ingin ikut Dikau dan mengabdi padaMu:
dalam Dikau, Jurus’lamat, ‘ku bahagia penuh!
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS