1. Mandoding Haleluya No. 158:2

Megah tumang uhurhu, roh ahu sogod on.

Mamuji Naibatangku, sijaga goluhkon.

Ham do bai hotak in tong do sol pujionku,

janah pasangaponku marhitei Jesus in.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: 1 Johannes 4:18

“Seng dong biar ibagas holong, tapi ipadaoh holong na dob gokan dear aid o biar, ai marisi uhum do biar, anjaha halak parbiar, seng gokan dear ibagas holong ni uhur.””

 

“Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.”

 

4. Renungan

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

surat 1 Yohanes ini ditulis untuk membantu umat Kristen keluar dari berbagai masalah yang mereka hadapi kala itu. Masalah yang pertama adalah tentang kehadiran nabi-nabi palsu (antikristus) dan ajaran-ajaran yang menyimpang dari ajaran kekristenan. Ajaran yang berkembang dan menyimpang dari ajaran kekristenan saat itu adalah gnostisme dan doketisme. Gnotisme mengajarkan bahwa keselamatan hanya ada di dalam pengetahuan. Sementara, doketisme mengajarkan bahwa Firman Allah hanya secara fiktif saja menjadi manusia. Ajaran ini juga menekankan bahwa Yesus sebenarnya adalah manusia saja, bukan Allah.

 

Tidak hanya berhenti di situ, masalah lain yang dihadapi umat Kristen kala itu adalah tekanan dari pemerintah yang tidak menyukai akan kehadiran kekristenan, karena menyembah Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, sehingga kaisar semakin kehilangan posisi di tengah-tengah warga untuk menjadi orang yang disembah. Maka, intervensi, intimidasi, bahkan persekusi dilakukan terhadap siapa saja yang percaya kepada Yesus Kristus. Akibat dari ini, umat Kristen merasakan ketakutan yang luar biasa, karena mereka harus mempertaruhkan nyawanya untuk bertahan sebagai pengikut Kristus. Di tengah-tengah situasi yang seperti itu, rasul Yohanes memotivasi dan mendorong keberanian umat Kristen. Ia memberitahukan umat tentang keunikan agama Kristen, yang tidak dimiliki oleh umat beragama yang lain, yaitu kasih.

 

Ia menuliskan bahwa, “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.” Sebelum menuliskan ayat ini, ia mengatakan bahwa Allah adalah kasih, sehingga siapa yang tetap memberikan dirinya di dalam kasih, maka ia berada di dalam Allah dan Allah berada di dalam dia (ayat 16). Kasih itu terlihat jelas dari apa yang Tuhan Yesus telah lakukan semasa hidupNya di dunia hingga kebangkitanNya dari kematian. Orang yang menerima Allah dan percaya kepadaNya akan berdiam di dalam kasih Allah.

 

Kasih dari Allah itu juga memberi pengharapan dan kekuatan kepada umat Tuhan untuk menghadapi hukuman. Di situ, Roh Kudus mengajari manusia untuk mempercayai kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Itulah bukti kasih Allah kepada manusia, sehingga dosa tidak lagi mampu memisahkan manusia dari Allah. Dampaknya adalah bahwa manusia tidak lagi menjadi takut dalam menghadapi hukuman. Bahkan sebaliknya, orang yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan Yesus akan bersukacita dan bergembira. Tuhanlah yang mengasihi dan membela kita. Hidup orang yang percaya kepada Tuhan diliputi dengan kebaikan, keberanian, dan jauh dari ketakutan. Semua itu terjadi karena ada kasih Allah yang merajai. Inilah yang juga meyakinkan kita sebagai warga GKPS bahwa tidak ada tempat bagi ketakutan melebih tempat bagi iman dan keyakinan kita kepada Tuhan. Amin.

 

5. Mandoding “Bapa yang Kekal”

Kasih yang sempurna telah kut’rima dariMu.

Bukan karna kebaikanku.

Hanya oleh kasih karuniaMu, Kau pulihkan aku.

Layakkanku ‘tuk dapat memanggilMu:

Bapa, Kau b’ri yang kupinta.

Saat ‘ku mencari ‘ku mendapatkan.

‘Ku ketuk pintuMu dan Kau bukakan, s’bab Kau Bapaku, Bapa yang kekal.

Tak ‘kan Kau biarkan aku melangkah hanya sendirian.

Kau selalu ada bagiku, s’bab Kau Bapaku, Bapa yang kekal.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS