1. Mandoding Haleluya No. 231:5
Pasaor Ham hanai bai humpulan, ni halak na mapansing in.
Na sonang i nagori atas, mamuji-muji goranMu.
Pamasuk Ham hanami bei, marhitei-hitei darohMu.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Korint 4:4
“Ai seng dong salahku, anggo na hubotoh, tapi seng pintor ahu halani ai, Tuhan in do na manguhum ahu.”
“Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
ada banyak hal yang harus kita tahan atau kendalikan dalam hidup ini. Jika kita memiliki riwayat penyakit yang tidak sedikit, sudah pasti ada banyak hal yang harus kita kendalikan, misalnya: apa yang kita makan, yang kita minum, bahkan yang kita kerjakan. Terkadang, kita di luar kendali, bahkan tidak sadar, bahwa kita tanpa sengaja memakan atau meminum sesuatu yang menjadi pemicu munculnya gejala sakit dalam tubuh kita. Sebagai contoh, bagi seseorang yang memiliki alergi terhadap udang, ia akan hati-hati dalam memilih makanan yang akan dimakan, agar jangan sampai ada udang atau kandungan udang di dalamnya. Walaupun ia telah berjaga-jaga untuk itu, kemudian tanpa sadar ia memakan semangkuk makanan yang pada akhirnya membuat tubuhnya gatal-gatal, lalu setelah diselidiki bahwa ternyata di dalam makanan itu ada udang yang telah dihaluskan sehingga lepas dari perhatian, maka tidak mungkin kita menyalahkan orang yang memasak makanan itu atas gatal-gatal yang muncul pada tubuh orang yang mengalami alergi tersebut, sekaligus membenarkan orang yang mengalami alergi tersebut bahwa itu semua bukan salahnya. Tetap saja bahwa orang yang memiliki alergi tersebut bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Walau tidak bisa disamakan, tetapi mirip seperti itulah ayat harian kita hari ini. Rasul Paulus tahu bahwa ia adalah masih sebagai orang berdosa. Ia juga sadar bahwa ia bisa berbuat dosa, walau itu tidak disengaja. Dengan demikian, siapa yang dipersalahkan di situ? Di sini kita sedang berbicara tentang menghakimi sesuatu. Tidak jarang kita terjebak di dalamnya. Kalau seseorang melakukan kesalahan, entah itu disengaja atau tidak disengaja, maka kita datang dan memposisikan diri kita sebagai hakim, yang menghakimi orang tersebut. Padahal, itu adalah tanggung jawabnya kepada Tuhan, dan tanggung jawab Tuhanlah yang menghakiminya. Bukan tanggung jawab kita. Mengapa kita harus mempertanggungjawabkan sesuatu yang bukan menjadi tanggung jawab kita? Semua penghakiman adalah hak Allah. Ibrani 10:30 mengatakan, “Sebab kita mengenal Dia yang berkata: “Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan.” Dan lagi: “Tuhan akan menghakimi umatNya.”
Maka dari itu, lakukanlah tanggung jawab kita, yaitu berbuat baik dan benar, serta hidup dalam kasih. Lalu, bukalah jalan bagi Tuhan untuk melakukan apa yang menjadi hakNya, yaitu menghakimi seseorang yang “… tidak sadar akan sesuatu.” Jika pun kita harus berbuat sesuatu kepada seseorang tersebut, maka tugas kita adalah mengingatkannya, bukan menghakiminya. Inilah salah satu yang harus kita tahan atau kendalikan dalam hidup kita ini, yaitu untuk tidak menghakimi, tetapi mengingatkan. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 235:7
O Jesus, sai Ham ma totap rupeihin;
Pasonang uhurhu pasabou ma in.
Pasonang uhurhu pasabou ma in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS