PEMATANGSIANTAR.GKPS.OR.ID. Salah satu bentuk akomodasi bagi penyandang disabilitas yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas adalah kehidupan inklusif di berbagai aspek. Pemenuhan hak penyandang disabilitas akan pembangunan haruslah dimulai dari unit pemerintah terkecil yaitu pada tingkatan desa.

Beranjak dari hal tersebut di atas, Rehabilitasi Bersumberdaya Manusia (RBM) GKPS, yang merupakan unit pelayanan khusus kepada warga gereja dan masyarakat yang disabilitas, memulai satu langkah besar untuk menggagas pembentukan desa inklusi, di dusun Bah Sulung, desa Dolok Maraja, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun.

Dalam keterangannya, Ketua RBM GKPS Pdt. Edi Jasin Saragih, menyampaikan bahwa gereja harus menjadi nahkoda pembentukan desa inklusi, yang dimulai dari tingkatan jemaat.

“Sebagai bagian dari bangsa ini dan dalam rangka mewujudkan desa inklusi, gereja harus memposisikan diri sebagai nahkoda pembentukan desa inklusi, yang diawali dari tingkatan jemaat. Ini yang sekarang kami kerjakan melalui unit pelayanan RBM, di GKPS Bah Sulung”, terangnya pada Senin (20/6) pagi, di ruang kerjanya, kompleks Kantor Sinode GKPS, Jl. Pdt. J. Wismar Saragih, Pematangsiantar.

Ditambahkan Pdt. Edi Jasin, untuk mewujudkan mimpi bersama itu, telah dibentuk Panitia Desa Inklusi lengkap dengan para koordinatornya, dan panitia telah mengadakan rapat perdana pada Rabu (15/6) pagi, di ruang RBM GKPS, untuk merencanakan program yang akan dilaksanakan pada bulan Juli yang akan datang.

“Rabu yang lalu (15/6) panitia desa inklusi yang diketua oleh bapak Jon Tiarma Saragih dan sekretaris bapak C.Sy Jarisman Pittor Tuah Saragih mengadakan rapat perdana untuk merancang program percepatan pembentukan desa inklusi. Ada lima bentuk program yang akan dilakukan, yakni: bank sampah, pembuatan pupuk organik, pentas seni, rapat dengan tokoh masyarakat, dan tabungan yang nantinya ini menjadi cikal-bakal koperasi”, ungkap Pdt. Edi Jasin.

Dari catatan rapat panitia yang dibagikan oleh Vikar Pdt. Tolopan Silalahi kepada Humas GKPS, program yang telah diputuskan oleh panitia dibagi ke dalam dua kelompok sasaran. Yang pertama, gerakan menabung yang sejauh ini sudah diikuti 10 orang penabung, dan pelatihan yang dikhususkan kepada dua orang perwakilan warga jemaat se-GKPS Resort Bah Sulung, dengan materi pelatihan bank sampah yang difasilitasi oleh Penginjil Lamria Sitanggang dan pertanian pupuk organik yang akan dibawakan oleh Pelpem GKPS dan bapak Rusliadi.

Sekedar informasi, Rusliadi adalah pelayan yang diutus oleh Gereja Kristus Yesus (GKY) dalam rangka misi PPMT (Pusat Pelatihan Misi Terpadu) untuk ditempatkan di GKPS dalam pelatihan Pertanian organik.

Yang kedua pentas seni yang melibatkan partisipasi masyarakat di dusun Sijambei dan Bah Sulung, serta rapat tokoh masyarakat yang rencana akan dihadiri oleh pemerintah kecamatan, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Di akhir pertemuan, Pdt. Edi Jasin mengharapkan kiranya melalui program-program yang sudah dirancang oleh panitia, semakin membuka ruangserta/ kesempatan bagi masyarakat dan seluruh pihak untuk perwujudan desa inklusi, dan desa Dolok Maraja akan segera terwujud sebagai desa inklusi dan menjadi percontohan bagi desa yang lainnya. (bgs/hks)