1. Mandoding Haleluya No. 205:1
Hata ni Jahowa Sipadamei jolma, hagoluhan in.
In malas ni uhur, na mangapoh uhur namarhoru in.
Gogoh ni Naibatangkin, paluahkon na porsaya,
humbai ganup dousa.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 5 Musa 4:2
“Seng bulih tambahan nasiam hubani hata na dob hutonahkon in bani nasiam, anjaha seng bulih oruan nasiam hunjin, maningon ramotkononnasiam do tonah ni Jahowa, Naibatanasiam in, na dob hutonahkon bani nasiam.”
“Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
kitab Ulangan menceritakan tentang umat Israel yang pada akhirnya dapat memasuki tanah perjanjian yang telah dijanjikan Allah kepada mereka. Bangsa Israel telah berjalan melintasi padang gurun bersama segala tantangan dan kesulitan dengan tetap dituntun dan dipelihara oleh Allah. Setelah berjalan selama 40 tahun akhirnya mereka diperkenankan memasuki tanah Kanaan yang telah diperuntukkan Allah bagi mereka. Dengan masuknya mereka ke tanah yang berlimpah susu dan madu tersebut, Allah memerintahkan kepada mereka tentang bagaimana seharusnya mereka hidup di sana agar mereka memperoleh berkat-Nya. Allah memerintahkan mereka untuk melakukan apa yang telah diperintahkan nenek moyang mereka kepada anak-anaknya sejak Adam dan Hawa, yaitu agar mereka tetap mendengarkan dan mentaati perintah Tuhan. Dan Allah tidak pernah mengubah setitikpun tentang ketentuan-Nya untuk tetap memberkati umat-Nya serta apa yang harus mereka lakukan untuk mendapatkan berkat-Nya. Maka selaku umat Tuhan yang menjadi kunci untuk menikmati berkat-Nya adalah dengan patuh, mendengar, dan mentaati firman-Nya.
Allah telah memperingatkan umat-Nya bahwa ada bahaya besar bila manusia mencoba mengubah kemurnian firman-Nya, atau mencoba menambah dan mengurangi sesuatu dari firman-Nya. Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius dalam Perjanjian Baru mengatakan, “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” (2 Timotius 2:15). “ Berterus terang” dalam bahasa aslinya (Yunani) adalah orthotomeo, yang berarti menggariskan sesuatu dengan lurus. Kata ini sering dipergunakan untuk menggambarkan seseorang yang menarik garis lurus di atas sebidang tanah sebagai pembatas. Maka kita selaku orang percaya harus tetap menyatakan kebenaran firman Tuhan secara benar dan terus terang dengan tidak menambahkan, mengurangkan, maupun membelokkan perkataan Tuhan sesuai dengan keinginan kita ataupun keinginan orang lain. Memang hal ini seringkali sangat sulit diterapkan di tengah-tengah situasi kehidupan yang serba abu-abu dan sangat menuntut kita untuk menjaga perasaan dan selera manusia zaman ini.
Bisa saja kita mencoba melakukan suatu polesan terhadap firman Tuhan karena kita merasa bahwa apa yang dikatakan firman itu terlalu sulit dan kita menganggap bahwa ada sesuatu yang keliru dalam Alkitab. Dengan demikian, ada banyak orang yang mencoba melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap Firman Tuhan agar sesuai dengan selera dan gaya hidup orang banyak dan bukannya mengizinkan firman itu mengubah gaya hidup dan selera duniawi kita. Maka nas hari ini mengingatkan kita untuk berjuang melawan godaan seperti itu agar kita jangan menghakimi firman Tuhan menurut pikiran dan keinginan kita, tetapi biarlah firman-Nya yang menghakimi dan mengubah kehidupan kita. Dan sebagai bukti bahwa firman Tuhan memang telah benar-benar mengubah kita adalah jika kita menjadi sadar akan dosa-dosa kita dan menggerakkan kita untuk segera bertobat. Apabila kita masih tetap menyangkal kesalahan kita dan hati nurani kita semakin mati serta integritas kita semakin kabur, maka kita perlu waspada jangan-jangan firman Tuhan telah kita atur sesuai dengan keinginan kita. Oleh karena itu, berhentilah berbuat demikian, berlututlah di hadapan Pencipta kita dan mohonlah pengampunan-Nya agar kita dibaharui untuk tetap setia mendengar dan melakukan kebenaran firman-Nya. Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 18:1
Hata-Mu ale Tuhanku, arta siharganan ai.
Sai palongkot bai uhurhu, ulang lang hujolom ai.
Anggo seng be sijoloman Hata na madear ai,
aha ma na baen onjolan ni haporsayaonkin.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS