1. Mandoding Haleluya No. 230:1
Sai ijalo Jesus in do pardousa natariluh.
Ambilankon Hata in bai ganup halak na kahou.
Ase haganup na roh ipagoluh Jesus do.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 1 Korint 1:8
“Patotaponni do nasiam ronsi ujungni, gabe seng sihataon be bani ari ni Tuhan Jesus Kristus.”
“Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
salah satu sifat Allah adalah setia. Mazmur 31:6 mengatakan, “Ke dalam tanganMulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya Tuhan, Allah yang setia.” Lalu, salah satu sifat manusia adalah lemah. 2 Tawarikh 14:11 mengatakan, “Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: “Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya TUHAN, Allah kami, karena kepadaMulah kami bersandar dan dengan namaMu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini. Ya TUHAN, Engkau Allah kami, jangan biarkan seorang manusia mempunyai kekuatan untuk melawan Engkau!” Lalu, apa hubungan sifat Allah dan sifat manusia ini? Allah setia dalam perkataan dan janjiNya. Manusia lemah dalam mengendalikan kedagingannya, walau roh penurut. Kedagingan itu yang membuat manusia sering terjatuh dalam godaan, sehingga menjauh dari Tuhan. Tuhan Yesus mengatakan dalam Matius 26:41, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Dalam kelemahan kita itulah Allah menunjukkan kesetiaanNya. Itulah mengapa keduanya berhubungan. Allah setia menuntun kita dalam kelemahan kita.
Dalam ayat harian hari ini, beritanya adalah bahwa Allah bukan hanya setia dalam menuntun kita, tetapi juga dalam meneguhkan kita. Tuntunan itu menjadi sempurna dikarenakan ada peneguhan. Ia meneguhkan kita tidak hanya untuk sementara, tapi sampai kepada kesudahannya. Dan ini diucapkan atau dijanjikanNya dalam kesetiaan. Dalam Mazmur 33:4 dikatakan, “Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakanNya dengan kesetiaan.”
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
janji mengenai Allah yang meneguhkan kita sampai kepada kesudahannya ini telah dialami oleh rasul Paulus, sehingga ia menyampaikan apa yang dialaminya itu kepada jemaat di Korintus, yang harus menghadapi berbagai kepiluan hidup dikarenakan perjuangan mempertahankan iman dari kejamnya dunia ini. Apa yang telah Allah mulai lewat Paulus, akan tetap terus Ia kerjakan melalui Paulus. Di sinilah Allah menunjukkan kesetiaanNya. Ia tidak meninggalkan pekerjaan tangan yang telah dimulainya. Dalam Filipi 1:6 dikatakan, “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.”
Dengan demikian, kita tidak perlu meragukan penyertaan Tuhan kepada kita. Ia sudah pasti menyertai, menuntun, bahkan meneguhkan kita. Semuanya itu bukan semata-mata untuk kemuliaanNya saja, melainkan untuk membuat kita tidak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Maka sekali lagi, seperti di awal renungan ini, kesetiaan Allah tidak perlu diragukan. Itu sudah pasti dan selalu melekat padaNya. Justru, kelemahan kita yang harus kita sadari, yang membuat kita sering jatuh-bangun dalam meneruskan perbuatan-perbuatan baik dan benar di tengah-tengah dunia ini. Allah mau kita tak bercacat. Allah mau kita teguh dan bertahan sampai kesudahannya. Allah mau kita setia sampai mati, karena di situlah kita layak menerima mahkota kehidupan (bdk. Wahyu 2:10c). Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 373:1
Ulang ham marsidalian jalo podas rupeimin.
Seng dapot ham hasonangan, anggo buei abatmin.
Ai pe rotapkon ganupan, pangagou bai uhurmin.
Arta buei pakon sangap, nalaho salpu do in.
Ulang ham marsidalian jalo podas rupeimin.
Seng dapot ham hasonangan, anggo buei abatmin.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS