1. Mandoding Haleluya No. 375:1+3

Ai ise suruhon-Ku sai nini Tuhan in,

na ra lao pararatkon harajaon-Ni in.

Buei do namangaku lao mangkorjahon in,

garama anak boru, ‘ge bapa inang pe.

 

Ijon do au Tuhanku sai suruh Ham ma au,

mandilo ganup jolma bai harajaon-Mu.

Hubere ma gogohku ‘ge panorangku pe,

seng ra au marnaloja, paima ganup roh.

 

2. Tonggo

 

3. Ayat Harian: 1 Korint 3:5

“Ai ise do si Apollos? Ise si Paulus? Juak-juak do sidea, parhiteian nasiam gabe porsaya, anjaha ganup domu hubani pambere ni Tuhan bani.”

 

“Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya.”

 

4. Renungan

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

dengan membaca dan mengimani ayat harian ini, maka kita diminta untuk merenungkan dan bertanya serta menemukan jawaban atas pertanyaan, “Apakah karunia yang diberikan Tuhan kepada saya?” atau memberi jawaban yang tepat atas pertanyaan, “Apakah jalan yang diberikan Tuhan kepada saya, sehingga saya dapat melayani?” Ketika kita sudah dengan mantap menemukan jawaban atas kedua pernyataan ini, maka kita akan terhindar dari “gagal paham” seperti yang terjadi di jemaat Korintus ini.

 

Gagal paham yang terjadi di jemaat Korintus, seperti yang dituliskan rasul Paulus dalam surat 1 Korintus ini, yang pertama-tama adalah bahwa mereka belum memahami sifat dasar dan arti dari berita Kristen, yaitu hikmat yang sejati (1 Kor. 1:18-3:4). Yang kedua adalah karena mereka masih terbagi dan mengelompok. Mereka menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki pemahaman yang benar mengenai pelayanan Kristen, yaitu bahwa pelayanan adalah suatu kemitraan di bawah pimpinan Allah di dalam menyebarkan kebenaran (1 Kor. 3:5-4:5). Akhirnya karena pemahaman yang kurang sempurna ini menyebabkan terjadinya perpecahan. Mereka tidak memahami atau lupa bahwa para pelayan atau hamba Tuhan itu tidak lebih daripada hamba, yaitu perpanjangan tangan pekerjaan Allah dalam menyampaikan pesan atau perintah serta kehendak Tuhan (1 Kor. 3:5-9). Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa sesungguhnya para pelayan atau hamba Tuhan bertanggung jawab atas penggunaan bahan yang tepat ketika mereka membangun di dalam Bait Allah, yaitu jemaat (1 Kor. 3:9-17), sehingga sangat dilarang keras untuk memegahkan diri atas jabatan apapun serta pengetahuan apapun yang mereka miliki sesuai dengan karunia dan pemberian Tuhan kepada para pelayan atau hamba Tuhan. Sesungguhnya para pelayan Tuhan itu adalah milik semua orang percaya (1 Kor. 3:18-23) dan mereka akan dihakimi oleh Allah sendiri (1 Kor. 4:1-5). Dengan demikian secara tegas rasul Paulus dengan bijak hendak meluruskan “gagal paham” atau ketidakmengertian jemaat Korintus tentang kehadiran para pelayan atau utusan Allah dalam pelayanan di jemaat.

 

Jemaat yang dikasihi Tuhan,

para pelayan atau hamba Tuhan seperti yang dikatakan Paulus dalam ayat ini hanyalah pelayan, alat yang dipakai Allah yang penuh kasih karunia. Beberapa orang yang berselisih di Korintus sepertinya telah menganggap mereka lebih dari itu, seakan-akan mereka adalah tuan dari iman mereka, pencipta agama mereka. Dengan demikian kita juga harus waspada dan berhati-hati supaya tidak mendewa-dewakan pelayan Tuhan atau menempatkan mereka menggantikan Allah. Para rasul bukanlah pencipta iman dan agama kita, meskipun mereka diberi kuasa dan kecakapan untuk menyatakan dan menyebarkannya. Mereka bekerja dalam jabatan itu menurut jalan yang diberikan Tuhan kepada masing-masing manusia. Seluruh karunia dan kuasa yang bahkan ditemukan dan diadakan oleh para rasul dalam pekerjaan pelayanan berasal dari Allah. Karunia dan kuasa itu dimaksudkan untuk membuktikan bahwa misi dan ajaran mereka itu bersifat ilahi. Jadi, sama sekali tidaklah benar untuk mengalihkan penghormatan itu kepada para rasul, sebab penghormatan itu hanyalah milik kuasa Allah yang dipakai oleh para rasul dalam pekerjaan mereka, dan milik Allah, yang dari-Nya mereka memiliki kuasa itu. Paulus menanam dan Apolos menyiram (1 Kor. 3:6). Keduanya berguna, yang satu untuk sebuah tujuan, lainnya untuk tujuan lain. Allah menggunakan banyak alat dan menyesuaikannya bagi beberapa pemakaian dan maksud. Paulus diperlengkapi untuk menanam, dan Apolos untuk menyiram, tetapi Allahlah yang memberi pertumbuhan. Dengan demikian, keberhasilan pelayanan harus berasal dari berkat ilahi. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan (1 Kor. 3:7). Bahkan pelayan-pelayan Tuhan bukanlah apa-apa dan tidak akan berhasil melakukan apa pun kecuali jika Allah memberi mereka pertumbuhan. Oleh karena itu, mari menjadikan diri kita menjadi pelayan terbaik yang memenuhi syarat dan yang paling setia serta memiliki kesadaran yang benar akan ketidakmampuan mereka untuk berdiri sendiri, dan mereka sangat rindu supaya Allah sajalah yang menerima pujian dari keberhasilan mereka. Paulus dan Apolos bukanlah apa-apa jika mereka bekerja sendirian saja, tetapi Allah adalah sumber dari segalanya. Amin.

 

5. Mandoding “Melayani, Melayani Lebih Sungguh”

Melayani, melayani lebih sungguh.

Melayani, melayani lebih sungguh.

Tuhan lebih dulu melayani kepadaku.

Melayani, melayani lebih sungguh.

 

Mengasihi, mengasihi lebih sungguh.

Mengasihi, mengasihi lebih sungguh.

Tuhan lebih dulu mengasihi kepadaku.

Mengasihi, mengasihi lebih sungguh.

 

6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami

 

Departemen Persekutuan GKPS