1. Mandoding Haleluya No. 281:1
Dob roh Jesus in, talar ma use kuasaNi in, ge holongNi pe.
Ai Ia haposan, haporusan in ‘tor matei pe ahu, sonang uhurhin.
Dob roh Jesus in, martuah ganup na porsaya in, sonang do ganup;
Na so ra be magou na mangarap in, ganupan manggoluh itogu hujin.
2. Tonggo
3. Ayat Harian: 3 Musa 19:15
“Seng bulih papeolonnima uhum i paruhuman; seng bulih martonggor jumbak, halak na masombuh idoruni, ia halak na sangap iapiti; maningon pintor do panguhummu bani hasomanmu.”
“Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili orang sesamamu dengan kebenaran.”
4. Renungan
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
salah satu kelemahan manusia adalah susah mengingat. Itulah mengapa manusia perlu selalu diingatkan. Ayat harian hari ini adalah nasihat yang disampaikan Musa kepada bangsa Israel, yang mengingatkan mereka tentang hidup kudus. Ayat harian hari ini juga mengingatkan mereka tentang Hukum Taurat. Mengapa bangsa Israel perlu hidup kudus? Jawabannya adalah karena Allah adalah kudus (Imamat 19:2). Maka sekali lagi, ayat harian hari ini adalah salah satu bagian tentang bagaimana agar dapat hidup kudus.
Apa itu kudus? Kudus itu berarti menyendirikan atau mengkhususkan, dari asal kata qadosy (bhs. Ibrani). Jadi, segala sesuatu yang terpisahkan (dikhususkan atau disendirikan) dari kebiasaan atau hal-hal yang duniawi adalah kudus. Allah disebut kudus karena Ia berada di tempat yang khusus, yang transenden, tersendiri, terpisah dari kejahatan dan dosa. Kalau begitu, bagaimana untuk menjadi kudus menurut ayat harian hari ini? Pertama, jangan berbuat curang dalam peradilan. Usaha terakhir bagi manusia untuk mendapatkan keadilan adalah di pengadilan. Lalu jika pengadilan pun sudah tidak adil, maka hilanglah keadilan. Sama dengan di kehidupan sehari-hari, di pengadilan pun ternyata bisa terjadi kecurangan. Curang berarti berlaku tidak jujur, memiliki sifat tidak lurus hati, dan tidak adil (KBBI). Agar dapat hidup kudus maka kecurangan harus dijauhi.
Kedua, jangan membela orang kecil dengan tidak sewajarnya. Artinya, jangan karena kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada seseorang, maka kesalahannya dibenarkan. Membela orang yang lemah itu perlu, karena memang dengan kelemahannya ia tidak bisa membela dirinya sendiri. Tetapi membenarkan orang lemah yang bersalah adalah tidak benar. Maka, kekudusan bisa dijaga dengan cara membela orang lain pada tempatnya dan pada aturannya. Jika itu dilanggar, maka kecurangan pun bisa terjadi.
Ketiga, jangan terpengaruh oleh orang-orang besar. Godaan tidak pernah berhenti dan kepuasan tidak pernah selesai. Hidup yang tidak mensyukuri apa yang ada, akan bisa membawa kejatuhan kepada pengaruh-pengaruh dari luar. Hal ini tentunya bisa merusak kekudusan, sehingga harus diantisipasi sejak awal, termasuk dari pengaruh orang-orang besar. Keempat, harus mengadili sesama dengan kebenaran. Agar kita tidak begitu gampangnya berbuat kesalahan dan kejahatan, maka kita harus berani dan tegas dalam memberikan hukuman bagi yang bersalah dan pujian atau penghargaan bagi yang benar. Jika tiap-tiap orang dapat mempraktikkan kebenaran, maka tiap-tiap orang dapat menjaga kekudusan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Seperti yang telah sering kita dengan bahwa marilah kita membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa. Itulah kekudusan. Allah membiasakan kita dengan yang benar, yaitu dengan cara menuntun kita untuk tetap hidup dalam kekudusan. Hal ini memang sulit, tetapi bukan tidak mungkin untuk dipertahankan. “Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.” (Imamat 19:2). Amin.
5. Mandoding Haleluya No. 115:1-2, 4
Sadokah ho i tanoh on papintor uhurmin,
padingat-dingat ma tongtong nidok ni Tuhanmin.
Sai songon hayu dear ho ramos parbuahnin.
Bulung ni pe tabun homa usihi ma sonin.
Ambungkon humbai uhurmin na so margagan in.
Ganup na humbai Tuhan in ramot ma jaga in.
6. Tonggo Ham Bapanami/Doa Bapa Kami
Departemen Persekutuan GKPS